Mohon tunggu...
Ang Tek Khun
Ang Tek Khun Mohon Tunggu... Freelancer - Content Strategist

Sedang memburu senja dan menikmati bahagia di sini dan di IG @angtekkhun1

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

September Bulan Kesadaran Aneurisma, Ini Cara Canggih Mengatasinya

20 September 2021   14:42 Diperbarui: 20 September 2021   14:58 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Bulan Kesadaran Aneurisma (image: pixabay)

Aneurisma itu kata yang cantik, ya kan? Bisa dong dicomot dan dimasukkan ke dalam daftar nama-nama bayi. Mau? Ups, jangan tergesa. Pahami dulu ini nama apa sih. Jika tidak, bayi Anda bisa minder sejak dalam kandungan.

ANEURISMA itu bisa diibaratkan jerawat. Hanya saja, letaknya bukan di Bundaran HI (hidung dan sekitarnya). Enggak akan sih mengurangi senyum molekmu saat kamu nggaya berswafoto untuk Instastory.

Pengin tahu letaknya?

Tersembunyi loh!

Yuk, mari kita ngulik tentang "baliau"nya ini.

Secara lengkap, dia disebut Aneurisma otak. Dijabarkan sebagai tonjolan (ballooning) pada  pembuluh darah otak. Tonjolan ini rapuh, bermukim di bagian yang lemah dari pembuluh darah di otak kamu.

Enggak seperti jerawat yang bisa dibiarin begitu saja--kuat-kuatan menahan rasa malu atau disembunyikan rapat-rapat pakai masker dobel. Aneurisma ini wajib diobati. Kalau enggak, amit-amit banget, Aneurisma bisa pecah dan menyebabkan stroke. Ngeri, kan?

Dari mana datangnya Aneurisma? Paling banyak sih karena terjadinya penumpukan kolesterol di situ--pembuluh nadi. Jika ditambah tekanan darah tinggi, wah serem juga sih. Bisa membuat pertambahan lebar pembuluh darah ketika dinding pembuluh darah melemah.

Namun, harap segera dicatat ya bahwa Aneurisma otak bukan dikarenakan faktor keturunan (genetik). Bukan! Dia tuh berkembang seiring sejalan dengan penambahan usia kita. Jadi, Aneurisma otak bisa terjadi pada siapa saja. Artis juga, misalnya Sharon Stone dan sang pemeran Game of Throne Emilia Clarke.

Umumnya nih, sebelum pecah, Aneurisma tidak menunjukkan gejala yang menonjol. Itu sebabnya seseorang dianjurkan untuk melakukan brain check-up secara berkala. Jangan remehkan, diperkirakan sekitar 500.000 orang meninggal setiap tahunnya loh.

Demikian terungkap bagi saya saat mengikuti Zoombinar yang menghadirkan Dr. Abrar Arham, Sp.BS selaku Head of Neurosurgeon RS Pusat Otak Nasional (PON) Prof. DR. Dr. Mahar Mardjono, Jakarta dalam rangka Bulan Kesadaran Aneurisma.

"Selain meningkatkan awareness masyarakat akan aneurisma otak ini, kualitas pelayanan kesehatan di Indonesia juga harus ditingkatkan agar dapat mendeteksi dini, melakukan edukasi pencegahan, dan penanganan komprehensif aneurisma," ungkap dr. Abrar Arham, SpBS.

Terutama nih, jelas dr. Abrar Arham, pada penderita yang telah mengalami pecahnya Aneurisma otak. Akan lebih baik sih bila dapat ditangani sebelum Aneurisma tersebut pecah.

Dampak Aneurisma

Dampaknya apa sih?

Aneurisma memang tidak selalu berujung pada kematian. Namun, ini cukup penting, kualitas hidup penderitanya juga menjadi tantangan tersendiri bagi keluarga. Kecacatan, perawatan, tenaga, dan biaya besar menjadi faktor penting yang perlu dipahami oleh penderita aneurisma otak.

Itu sebabnya, pada tahun 2021 ini, Brain Aneurysm Awareness Month yang jatuh setiap bulan September pada setiap tahunnya. Tema yang diangkat adalah 'Raising Awareness, Supporting Survivors, Saving Lives'.

Sebagai informasi, Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (PON) Prof. DR. Dr. Mahar Mardjono Jakarta menangani kurang lebih 100 kasus Aneurisma otak setiap tahunnya. Lumayan banyak tuh!

Penanganan kasus Aneurisma otak ini gampang-gampang sulit. Butuh kolaborasi multidisiplin, yang melibatkan dokter bedah saraf, neurointervensionist, neurologist, intensivist, dan lainnya.

"Disamping itu diperlukan berbagai peralatan dan fasilitas penunjang yang memadai dan mutakhir agar kita dapat menangani kasus aneurisma otak dengan tingkat keberhasilan yang cukup baik," jelas dr. Abrar Arham.

Penanganan Aneurisma dapat dilakukan dengan beberapa metode. Antara lain sih operasi bedah mikro (clipping aneurisma). Atau, dengan teknik minimal invasif endovaskular (coiling aneurisma).

Untuk melakukan evaluasi kelainan pembuluh darah otak ini secara detail, kerap dibutuhkan pemeriksaan Digital Subtraction Angiography (DSA). Hasilnya bisa banget membantu menentukan jenis terapi, apa yang terbaik untuk menangani kasus Aneurisma ini.

Teknologi Minimal Invasif (Endovaskular)

Dokter Abrar memaparkan teknologi ini, yang bisa digunakan untuk menangani Aneurisma. Teknologi minimal invasif (endovaskular) untuk tatalaksana Aneurisma. Teknologi ini sudah perkembangan dengan sangat pesat.

Salah satu perkembangan terkini, sebut beliau, adalah pemasangan Cerebral Flow Diverter. Ini dilakukan untuk pengobatan Aneurisma dengan angka keberhasilannya sangat tinggi--hingga 95%.

Metode ini sudah diterapkan di rumah sakit PON selama beberapa tahun ini, dengan keunggulan prosedur relatif cepat dan pasca-tindakan tidak perlu perawatan ICU. Selain itu, akan mengurangi lamanya rawat inap.

Yang lebih istimewa lagi, perlu ditengarai nih, metode ini selain akan membuat pasien lebih nyaman, juga tidak membutuhkan sayatan pada tubuh kita.

Pada Aneurysm Awareness Month ini, Dokter Abrar berharap masyarakat dapat lebih sadar akan penyakit ini. Disertai tindakan nyata pencegahan dengan melakukan pemeriksaan secara rutin.

Dengan brain check-up berkala, diharapkan kasus-kasus Aneurisma otak di Indonesia dapat ditangani sebelum pecah. "Ini sangat membantu mencegah kecacatan dan kematian akibat penyakit ini," pungkas Dokter Abrar.

Jika pengin lebih jelas, coba deh tanyakan ke Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (PON) Prof. DR. Dr. Mahar Mardjono (Jakarta). Sebab Aneurisma enggak bisa danggap enteng. []

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun