Saking girangnya, saya pun mengepo sumbernya, dan ketemu! Ternyata, ada dua faktor penyebabnya. Pertama, tahu yang digunakan di Batagor ini adalah tahu susu. Tahu, kan, tahu jenis ini? Tahu lembut, rapuh, mudah ambyar. Kira-kira, dia ada di antara tahu putih biasa dan tahu jepang.
Kedua, semua unsur-unsurnya diproses dadakan seperti tahu bulat. Diproses saat pesanan masuk atau kamu hadir di tempat. Ini agak kurang lazim sih karena kuran efisien dari segi waktu. Biasanya, para penjual lain sudah menggoreng setengah matang terlebih dahulu. Atau, dikukus dulu.
Alhasil, dari perbuatan yang seperti ini, Batagor ini bukan hanya soal segar. Juga ada keuntungan lain, misalnya bahan yang digoreng dapat mengembang dengan optimal di wajah. Kerenyahan, kegurihan, dan kekrispiannya juga masih lekat bersama dalam santapan panas atau hangat.
Perbedaan lain, di Kang Bob, Batagornya tidak dipotong-potong. Kita potong sendri menggunakan sendok dengan dukungan garpu. Mudah banget! Rahasianya? Ya, tahu susu itu dan digoreng mendadak.Â
Begitulah, kira-kira. Kura-kuranya saya sang koki di @batagorkangbob untuk menjelaskan ini. Sampai jumpa di percakapan tentang menu lain. []
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H