Mohon tunggu...
Ang Tek Khun
Ang Tek Khun Mohon Tunggu... Freelancer - Content Strategist

Sedang memburu senja dan menikmati bahagia di sini dan di IG @angtekkhun1

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Menjungkit Startup Lokal Menuju Pentas Tertinggi

6 Agustus 2021   00:00 Diperbarui: 6 Agustus 2021   12:40 438
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setidaknya dalam rentang satu dekade terakhir, diksi "Startup" (perusahaan rintisan) bak kembang tumbuh dan mekar di musim semi. Seolah melahirkan pemeo bahwa "bila dua atau tiga orang sudah berkumpul di tempat nongkrong, maka lahirlah startup".

Pengalaman coba-coba (trial and error) tidak menyurut langkah---sekalipun pandemi Covid-19 mendera Indonesia dan dunia. Hingga pertengahan Mei 2021, tulis tribunnews.com (30 Juni 2021), startupranking.com mencatat Indonesia berada di posisi kelima negara dengan startup terbanyak di dunia (2.236 startup!).

Namun demikian, dalam sebuah tulisan lain, Kompas.id (17 Juli 2021) menerakan judul bergas, "Sebanyak 90 Persen Startup Berakhir dengan Kegagalan". Lead yang digunakan, tak kalah menarik: Di balik gemerlap cerita sukses perusahaan rintisan bidang teknologi atau "startup", terdapat kisah pendiri yang harus selalu fleksibel terhadap hal baru dan siap gagal.

Tidak ada data pasti berapa banyak perusahaan rintisan bidang teknologi di Indonesia yang gagal, tutur Kompas.id. Mengutip dugaan seorang mantan pendiri startup, dikemukakan bahwa tingkat kegagalan perusahaan rintisan bidang teknologi baik di Indonesia maupun rata-rata global sangat tinggi, mencapai 90 persen.

Saya tergoda untuk menukilkan sebuah puisi berjudul Gen Z karya Lucia Priandarini (atas izin penyair) di sini:

Senin pagi
kau ingin berhenti bekerja, meluncurkan startup,
menjadi influencer, dan menerima endorse.

Senin siang
kau teringat cicilan dan tagihan, investasi bulanan,
tabungan liburan, persiapan menikah, dana darurat.

Senin sore
kau ingin pulang tepat waktu, tapi Bos menahanmu,
klien menunggu hasil revisi kelima.

Tentu larik-larik ini sekadar cara sederhana untuk mengilustrasikan data-data tersebut. Namun secara global, angka "buram" itu tak perlu menjadi "suram" bila kita memaknainya secara proporsional menggunakan lensa Hukum Pareto secara moderat.

LokalCorn Webseries (27 dan 28 Juli 2021)/dokpri
LokalCorn Webseries (27 dan 28 Juli 2021)/dokpri

Optimisme senada kiranya di balik rilisnya program Tribunnews X HP: LokalCorn. Dalam rangkaian itu pula berlangsung #LokalCornWebSeries dalam dua kesempatan (27-28 Juli 2021) melalui platform YouTube Tribunnews. Sebuah ajang untuk menjungkit "Next Unicorn Indonesia".

Tiga "Rocket Team" hadir di Hari Pertama, mengusung tema "Kembangkan Diri, Ide, & Potensi StartUp Lokal di Kancah Nasional!" Mereka adalah William Sunito (Founder TokoWahabCom), Fransiska P. W. (Co-founder WomenWorks), dan Gibran Huzaifah (Founder & CEO eFishery).

Hari Kedua, mengemukan tema "Maksimalkan Peluang Bisnis, Ini Saatnya StartUp Lokal Go Nasional! Dua Rocket yang tampil adalah Diajeng Lestari (Co-founder Hijup Apps) dan Juvenco Pelupessy (Skystar Capital).

Anda bisa langsung beralih menyimak detail uraian dari kelima best practice (praktik baik) tersebut di kanal YouTube yang sama. Namun izinkan saya membutirkan buah pikir bernas mereka sebagai inspirasi yang menggerakkan.

William Sunito - 7 Mispersepsi/dokpri
William Sunito - 7 Mispersepsi/dokpri

1. William Sunito: Meretas Pola Pikir

Membangun startup boleh saja dipantik oleh semangat menggebu (emosi), tetapi jangan lupa sertakan pola pikir (mindset) yang tepat. William mengidentifikasi tujuh kesalahan persepsi (misperception) berkenaan dengan lanskap pikir para pelaku startup.

William mengingat bahwa para pendiri startup andal, berkebalikan dari apa yang dipersepsi secara receh. Startup membutuhkan seseorang yang mampu bekerja dalam tim dan menempatkan diri secara kolaboratif---bukan sang "sok" pintar.

Faktor lain yang cukup krusial adalah anggapan bahwa wirausaha sukses adalah seseorang yang dilahirkan seolah takdir. Sementara sejarah hidup orang-orang sukses justru kerap membuktikan yang sebaliknya. Mereka dalam kelindan keringat dan air mata.

Sosok sukses itu juga tidak berkorelasi dengan seseorang yang berperangai "pengambil risiko buta" yang emosional. Jangan juta terjebak dalam perangkap karisma, penuh hoki, dan santai.

LokalCorn Webseries Hari Pertama/dokpri
LokalCorn Webseries Hari Pertama/dokpri

2. Fransiska PW: Mambangun Tim Solid

Prinsip utama dalam mendirikan strartup, menurut Co-founder & CTO WomenWorks ini adalah bagaimana menemukan permasalahan yang signifikan untuk diatasi.

Hal itu dibarengi dengan upaya membangun tim kerja. Sangatlah krusial untuk memiliki anggota tim, terutama rekan-pendiri (co-founder) yang dikenali dengan baik; sebagai kawan seiring untuk berjalan jauh.

Semua itu selayaknya bermuara pada ketangguhan dan keuletan, terutama dalam melewati masa-masa sulit. Prinsip kunci ini berlaku umum, sekalipun WomanWorks adalah startup yang mengambil porsi memberdayaan bagi perempuan.

Dokpri
Dokpri

3. Gibran Huzaifah: Meretas Gegas

Ada dua pelajaran penting yang disampaikan oleh Founder dan CEO Efishery ini. Pertama, inovasi sejati adalah tentang memecahkan masalah--bukan disebabkan adanya ide. Kedua, mulailah dengan segera dan mulailah dari skala kecil---yang realistis untuk dilakoni.

Untuk memulai StartUp, ungkap Gibran, kita dapat mulai dari melihat masalah yang ada, mulai dengan memanfaatkan teknologi, serta terus melakukan inovasi untuk konsumen.

Efishery merupakan platform khas berbasiskan kedua butir pembelajaran ini. Mulai dari membantu pembudidaya memberi makan ikan secara otomatis, lalu mengolah data untuk membuat rincian pembiayaan dan pakan. Dari hasil panen, data tersebut dapat diberikan ke pembeli melalui prediksi panen.

Diajeng Lestari
Diajeng Lestari

4. Diajeng Lestari: Produk dan Skala

Bagi Co-founder Hijup Apps ini, ada langkah esensial yang harus ditempuh berkenaan dengan produk. Pertama, pelaku startup harus mampu mendefinisikan produk. Tahu apa yang akan dibuat dan tahu keunikannya.

Berikutnya adalah menemukan kesesuaian antara produk dan pasar (market) serta mampu terbaca masa depannya--bisa memperluas (scale up). Paling akhir, adalah bagaimana membangun posisi jenama (brand positioning).

5. Juvenco Pelupessy: Fundamental

Kata kunci dari paparan Juvenco dari Skystar Capital yang mewakili cara pandang investor adalah "fundamental". Potensi startup, ungkapnya, bisa terlihat dari solusi yang ditawarkan terhadap kebutuhan masyarakat luas yang relevan.

Semakin relevan problematika pada pendiri startup dan target audiens, semakin tinggi pula motivasi sang pendiri untuk menyelesaikan masalah ini. Dengan begitu, semakin besar juga potensi bisnis ini untuk tumbuh dan berkembang.

Ia memilahnya menjadi lima langkah yang meliputi timing yang tepat; problem dan solusi yang signifikan disertai peluang berkompetisi di pasar; produk yang kuat dan mudah digunakan oleh masyarakat luas; latar belakang dan pengalaman para pendiri startup; dan chemistry antara startup dan investornya.

Kesalahan umum yang sering terjadi pada startup, ungkap Juvenco tak lain dari timing tidak pas, perselisihan antar-pendiri, dan manajemen keuangan yang lemah sehingga terhenti di tengah jalan.

Bagaimana agar pitching dapat menarik? Jawaban Juvenco juga sangat fundamental, yaitu sederhana sehingga mudah dipahami oleh siapa pun serta tidak berbelit dan tidak mengumbar informasi.

Juvenco Pelupessy
Juvenco Pelupessy

* * *

Demikian pembelajaran dari kelima "Rocket Team" yang akan menjadi mentor bagi para peserta terpilih. Harapan besar diletakkan pada LokalCorn agar dapat menjadi kendaraan bagi startup-startup lokal ke pentas tertinggi. []

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun