Saya sedang berbahagia. Dalam lingkup momentum #HUTRI ke-75. Spesial banget. Setidaknya, pada dua kisah yang akan saya tuturkan di sini. Sangat bermakna buat saya, bertepatan dengan tahun istimewa negeri ini. Ulang tahun dengan nomor cantik!
Pertama, saya lolos verifikasi. Oleh tim kerja istana kepresidenan. Yup, istana kepresidenan presiden Joko Widodo. Yang di sana itu, tak jauh dari Monas. Bukan istana negeri dongeng di taman impian kanak-kanak. Lolos untuk ikutan videoconference dari istana. Ikutan jadi saksi upacara.
Jadi, ceritanya begini. Ini tentang Upacara Peringatan ke-75 Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. Yang akan berlangsung di istana, 17 Agustus 2020. Upacara yang sebagaimana kita saksikan puluhan tahun di TV. Beserta upacara penurunan bendera.
Kali ini, bertepatan dengan momentum besar. HUT ke-75. Untuk itu, istana akan menyiarkan upacara itu. Live via Zoom. Boleh diikuti oleh siapa saja. Namun agar adil, dibukalah pendaftaran itu. Melalui formulir di platform digital. Beredar luas di media sosial. Buat siapa saja warga negara yang menaruh minat akan hal ini. Yang mau ikutan nonton melalui videoconference.
Undangan Upacara dari Istana Kepresidenan Tiba
Ada kuota cantik. Sebanyak 17.845 orang akan dipilih. Masyarakat di dalam negeri boleh ikutan. Pun warga kita yang berada di luar negeri. Tentu melalui tahapan verifikasi data. Sesuai dengan kuotanya. Dugaan saya sih, dibuat seadil mungkin. Bukan hanya wakil propinsi, tapi sampai per kabupaten.
Selama beberapa hari, saya tidak menaruh ingatan akan hal ini. Namun, tiba-tiba pemberitahuan itu tiba. Dini hari (15/8) pukul 01.00 WIB. Sebuah pesan WhatApps (WA) masuk. Dari nomor istana kepresidenan urusan undangan. Disusul surat elektronik (surel) pertama.
Hamper  Merah-Putih di Depan Rumah
Momentum itu terasa paripurna di dada saya. Sebab, sebelumnya, saya sudah mendapatkan kado istimewa lain. Berupa Hamper. Dikirimkan berkenaan dengan bulan kemerdekaan ini. Bernuansa Merah-Putih. Dikemas sedemikian rupa, rapi sekali. Dengan banyak pesan atau makna simbolik yang menyertainya.
Saya menamakannya "Hamper Merah-Putih". Dikemas dalam boks lumayan besar. Ramah lingkungan. Sebab, berbahan "rajutan" eceng gondok. Ini sih pasti buatan  rekan-rekan pelaku industri kecil dan menengah. Buatannya, sangat rapi dan halus. Artistik. Kualitas ekspor deh. Yang pasti, sayang dibuang. Bisa dipakai berulang-ulang. Dipamerkan sana-sini. Haha.
Isinya macam-macam. Saking menariknya, saya bikin konten khusus mengenai ini. Di akun Instagram saya di atas. Judulnya, "Unboxing Hamper Merah-Putih". Â Dengan perlakuan istimewa, sesuai dengan hamper-nya. Saya posting di feed Instagram menggunakan sajian Carousel.
Di dalam hamper itu, ada sepucuk undangan. Judul yang tercetak, terasa heroik--setidaknya bagi saya, "Merdekakan Senyum Indonesia!" Disusul pesan dalam ringkasan, "Peluncuran Virtual Pepsodent Pencegah Gigi Berlubang Edisi Spesial Merah Putih". Hm, edisi spesial? Edisi Merah-Putih? Apa itu?
Bukan Sekadar Produk, Bukan Sekadar Donasi
Virtual event itu menggunakan Zoom, tapi bukan Zoominar. Tak kalah seru, dikemas dalam bincang-bincang (talkshow). Saya ikutan. Sibuk menyimak. Maka, saya pun mendapati banyak dan berlapis cerita. Sangat inspiratif, di balik nuansa Merah-Putih. Seperti membuka "Kotak Pandora"--dalam artian positif.
Ersa Mayori, selebritas itu, membuka perbincangan. Lalu, memberi kesempatan pertama kepada Ibu Fiona Anjani Forbe. Head of Oral Care Marketing Unilever Indonesia ini pun berbagi cerita. Cukup detail. Banyak kisah di balik produk yang diungkap oleh beliau.
Dan, ini dia yang menarik. Hadir mitra untuk menunaikan program "Merdekakan Senyum Indonesia". Untuk urusan ini, Unilever Indonesia menggamit pihak Kitabisa.com. Dalam kesempatan ini, bergabung Mas M. Alfatih Timur, sang CEO. Yang kemudian membagikan cerita tentang program kerja sama ini.
Wajah Nusantara Dengan Senyum Merdeka
Ada empat keutamaan Pepsodent edisi spesial ini. Bukan sekadar produk reguler yang diberi label istimewa. Jika audiens mencermatinya, tak ada pilihan kata lain. Selain, layak diberi apresiasi tinggi dan luas. Memang sepantasnya demikian.
Pertama, pergilah ke toko-toko serba ada. Ke "Pasar Kecil" (mini market). Yang dekat rumah saja. Pas Anda sedang butuh ke sana. Untuk mencari dan membeli sesuatu. Atau, sekadar mampir untuk berkencam dengan mesin ATM. Jangan lupa menyusuri rak-rak. Sampai Anda menemukan dia.
Perhatikan kemasannya. Beda banget! Ada tujuh wajah nusantara. Sedang nampang  dengan gagah. Tersenyum. Lebar dan bahagia. Sungguh menghanyutkan. Apalagi, mereka tampil dengan pakaian daerah. Seperti kesukaan presiden Jokowi pada setiap peringatan 17 Agustus. Inilah wajah Indonesia.  Bhineka Tunggal Ika.
Jangan dilepas dulu pasta gigi itu. Jangan beranjak dulu dari toko. Plis, sabar sebentar. Coba putar ke atas dos itu. Persis di sisi bawahnya. Anda akan mengenali pekik heroik kenamaan bangsa kita. Yang diadaptasi menjadi, "Bersatu Kita Teguh Melawan Gigi Berlubang #PahlawanSenyum".
Kedua, masih soal kemasan. Kali ini soal tube. Ini pertama di Indonesia! Kemasan (tube) pasta gigi yang terbuat dari bahan ramah lingkungan. Yakin, 100% dapat didaur ulang. Kemasan bijak plastik. Jadi, karton kemasan dan tube-nya, dua-duanya bisa didaur ulang!
Ketiga, soal isinya. Pasta giginya. Spesial berwarna kebangsaan. Merah dan Putih. Jadi satu. Dilengkapi kalsium, flouride, dan zinc. Untuk melawan lapisan bakteri. Agar gigi-gigi kita merdeka dari rongrongan lubang di sana-sini.
Di balik itu semua, non-produk, ada gerakan sosial dan ekonomi yang dilakukan korporasi. Setiap pembelian, sebesar 2,5% labanya akan disumbangkan. Selaras dengan kebijakan dan target utama, yaitu keluarga #PejuangSampah (pemulung). Yang dalam narasi saya di atas, tidak atau nyaris luput dari perhatian.
Merdekakan Senyum Keluarga Pemulung
Program ini kian lengkap. Dengan aksi korporasi yang ini. Pepsodent bekerja sama dengan Ikatan Pemulung Indonesia (IPI) dan platform Kitabisa.com. Mengajak seluruh masyarakat, keluarga Indonesia, untuk berdonasi. Memerdekakan senyum para Pejuang Sampah. Agar bisa semringah seperti Anda.
Donasi yang terkumpul melalui alamat kitabisa.com/merdekakansenyum ini akan berlangsung hingga 31 Oktober 2020. Total donasi yang masuk, akan digandakan oleh Pepsodent. Lalu dikonversikan dalam tiga hal. Pertama, pengadaan mesin press sampah. Ini dalam rangka untuk mensejahterahkan para pemulung di kawasan Jabodetabek.
Jadi, jangan dulu cuek bebek dan ringan kaki keluar dari toko. Plis, ambil sekotak. Ukurannya enggak sebesar Pepsodent ukuran 225g, kok. Edisi spesial Merah-Putih ini "hanya" 160g. Enggak terasa lama dipakai, tahu-tahu sudah habis aja. Apalagi, digunakan bersama kakak-adik dan anggota keluarga lainnya.
Alasan lain mengapa penting bagi kita untuk membelinya, begini: Ini kan bulan kemerdekaan. Sesekali rayakan dengan cara berbeda, sambil berkontribusi bagi kesejahteraan sahabat-sahabat pemulung kita.
Selain itu, ini alasan pamungkas dari saya. Kita kan enggak punya peluang jadi Paskibra. Yang mengibarkan bendera di istana. Nah, dengan odol ini, saat bersikat gigi, kita tuh serasa mengibarkan bendera Merah-Putih di gigi-gigi kita. Apalagi kalau Anda mau memekikkan kata "Merdeka!" Kian heroik, deh. Hahaha!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H