Sebut saja, raksasa itu sedang tidur. Tingginya tak kurang dari 100 km dengan lebar 30 km, dan "gemuk" tubuh 1,6 km. Ia rebah di bentang alam bernama pegunungan Bukit Barisan. Dalam pelukan erat tujuh kabupaten, di Provinsi Sumatera Utara. Ketujuh kabupaten itu adalah Simalungun, Toba Samosir (Tobasa), Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Dairi, Karo, dan Samosir.
Mari tantang imajinasi Anda untuk terbuka takjub. Luas Danau Toba adalah 1.130 kilometer persegi. Menjadikannya sebagai danau terluas di Asia Tenggara. Sebagai pembanding, Anda bisa menengok negara Singapura. Berapa luas negara tetangga kita itu? Tak lebih dari 716 kilometer persegi.
Raksasa ini juga tercatat sebagai danau terluas di dunia yang terbentuk dari erupsi gunung berapi. Tak pelak, namanya diabadikan di Guinness World Records. Yup, Danau Toba terbentuk karena letusan gunung berapi yang memuntahkan sekitar 2.800 km kubik material letusan.
![Penampakan Danau Toba dari dalam Hotel Inna Parapat (Foto: @angtekkhun1)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/08/24/01-5d6165610d8230480e152732.jpg?t=o&v=770)
Namun, kisah raksasa ini agak membelok dari takdir yang disandangnya. Terkesan, ia menyukai lelap atau menggeliat. Hm, memang sih setiap makhluk memiliki siklus tidur dan bangun. Raksasa yang ini, terasa enggan untuk bangkit dari kasurnya. Bak anak muda yang belum menuntaskan kantuknya seusai begadang panjang bermain online games.
Namun, kini ia sedang dibangunkan. Tubuhnya dijelajahi. Berkali-kali. Tak cukup hanya oleh seorang Arief Yahya selaku Menteri Pariwisata (Menpar) Republik Indonesia. Melainkan juga oleh Presiden Joko Widodo. Dalam kunjungan panjang belum lama berselang, Presiden bahkan membawa rombongan menteri dan tim untuk bermalam.
Danau Toba dalam Bingkai Pariwisata
Sejak bergulirnya Kabinet Kerja I (Joko Widodo), Presiden mengekspresikan komitmen tegasnya selaku Chief Executive Officer (CEO) puncak, untuk mengusung ranah pertanian, kelautan, dan pariwisata. Melalui perpanjangan tangan orang pilihan, Menteri Arief Yahya, pariwisata  bergerak melesat. Melejit ke puncak-puncak kiprah.
![Memotret Danau Toba dari meja sarapan pagi di Hotel Inna Parapat (Foto: @angtekkhun1)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/08/24/02-5d6165860d823060062fba17.jpg?t=o&v=770)
Kini, jelang bergulirnya Kabinet Kerja II (Joko Widodo), Danau Toba masuk dalam kelompok elite 5 Destinasi Superprioritas. Bahkan Presiden dan Menteri Arief Yahya tak segan-segan memberinya predikat dan perlakuan dalam kategori Superclass.
Superclass: 28 Destinasi Dalam 4 Klaster
Pilihan yang layak. Kawasan Toba itu memang keren! Danau Toba itu memang amazing. Tak kurang dari 28 titik telah terpetakan sebagai area unggulan yang akan menjadi bagian dari kisah bangkit dan bersoleknya raksana ini menyongsong dirinya berdiri dalam jajaran kawasan superdunia.
Masih segar dalam ingatan kita, belum lama berselang dalam berbagai pemberitaan media massa. Presiden Joko Widodo didampingi Ibu Negara Iriana, serta rombongan menteri dan pejabat terkait, hadir di Sipinsur Geosite, Desa Parulohan, Kecamatan Paranginan, Kabupaten Humbang Hasundutan.
![Pemandangan dengan latar Kaldera Amphitheater di The Kaldera (Foto: @angtekkhun1)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/08/24/03-5d616650097f3642c879bf12.jpg?t=o&v=770)
"Brand-nya harus diangkat sehingga betul-betul menjadi sebuah tempat yang wajib untuk dikunjungi," kata Presiden Jokowi. Setelah dilihat secara detail, menurut Jokowi, ada 28 destinasi wisata di wilayah sekitar Danau Toba yang terdiri dari wisata sejarah, budaya, air, dan alam. "28 kalau di klaster jadi empat," ujar Presiden.
The Kaldera Nomadic Escape
Dalam kunjungan itu, salah satu spot epik yang menjadi bahan perbincangan adalah saat Presiden dan Ibu Negara menyempat diri untuk diabadikan melalui foto dan video di area cantik "Nomadic Escape" bernama The Kaldera.
![Salah satu area untuk pertemuan di The Kaldera (Foto: @angtekkhun1)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/08/24/04-5d6165d10d823062c9219e82.jpg?t=o&v=770)
The Kaldera belumlah beroperasi. Namun, bila Anda membuka Google Maps, sebagaimana saya membukanya saat ini, Anda sudah menemukan 52 review dengan nilai rating 4,7 bintang. Di sana, Anda dapat membaca "rasa" yang dituangkan oleh Jenris Manurung, seorang Google Local Guide.
"Destinasi wisata kelas dunia di Danau Toba, The Kaldera. Dengan mengusung tagline Toba Nomadic Escape, The Kaldera merupakan destinasi terbaik untuk menikmati Danau Toba karena berhasil menggabungkan atraksi dan amenitas," tulisnya.
![Tenda-tenda telah menanti kedatangan Anda di The Kaldera (Foto: @angtekkhun1)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/08/24/05-5d616692097f3651a81ff7d2.jpg?t=o&v=770)
Ya, dikawasan The Kaldera akan tersedia tenda besar yang "mewah", kabin tembus pandang untuk menyergap panorama, serta homepod. Tentu saja segera dilengkapi dengan kafe!
Cakupan The Kaldera akan membuat Anda terkagum-kagum, meliputi:
- Kaldera Hill
- Kaldera Plaza
- Kaldera Stage
- Kaldera Amphitheater
- Coffee Centrale
- Nomadic Cabin
- Nomadic Bubble Tent
- Nomadic Bell Tent
- Nomadic Ecopod
- Nomadic Caravan Park
![Siapa yang akan menolak tawaran menginap di kabin The Kaldera? (Foto: @angtekkhun1)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/08/24/06-5d6166060d823020d3251ea4.jpg?t=o&v=770)
Di The Kaldera, minggu lalu itu, untuk kali pertama saya memotret 360. Mengitari kawasan ini. Bersama ulasan saya, Anda bisa menemukannya hasil foto saya di Google Maps titik The Kaldera. Lalu, melalui perjalanan mobil yang tak seberapa lama, kami dibuat terpaku di spot bernama Kaldera Sunset Hill (sesuai nama di Google Maps).
![Homepod asyik di balik pepohonan di The Kaldera (Foto: @angtekkhun1)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/08/24/07-5d6166320d82304aef1dabe2.jpg?t=o&v=770)
The Kaldera, Menjemput Era Millennial Tourism
Dalam paparan di event Millennial Tourism Corner yang berlangsung di Yogyakarta (20/8/19), Menpar Arief Yahya mengungkapkan satu "dosa pariwisata" Indonesia. Dengan lugas, di antara beberan materi tentang "era digital" atau Tourism 4.0, Arief Yahya mengaku pariwisata Indonesia belum dirancang secara khusus untuk turis milenial.
![Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya di Millennial Tourism Corner, Yogyakarta (Foto: @angtekkhun1)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/08/24/08-5d6166fa097f3669a849dc12.jpg?t=o&v=770)
Perubahan ini menjadi tantangan besar bagi para pelaku bisnis pariwisata untuk segera menyesuaikan model bisnisnya, agar selaras dengan tuntutan pasar. Sebagai konsekuensi hadirnya era digital, semua hal akan serba digital. Butuh kecepatan, kelengkapan data dan informasi, serta praktis dan serbamudah. Itu sebabnya mereka lebih suka menggunakan jasa perjalanan wisata berbasis aplikasi.
![Sihir Danau Toba bagi mata di The Kaldera (Foto: @angtekkhun1)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/08/24/09-5d616712097f365edb47f982.jpg?t=o&v=770)
Diungkap oleh Arief Yahya, sekitar 70% travellers itu Search dan Share-nya sudah melalui digital. Lebih dari 50% inbound travellers kita adalah milenial yang digital savvy. Mereka adalah segmen yang penting karena tak hanya ukuran pasarnya besar dan terus bertumbuh, tapi juga influencing power-nya luar biasa (Big and Loud).
Sebagai gambaran umum dunia, di Tiongkok kaum milenial akan mencapai 333 juta orang, Filipina 42 juta wisatawan, Vietnam 26 juta anak muda, Thailand 19 juta, dan Indonesia mencapai 82 juta generasi milenial.
![Memandang Danau Toba dari The Kaldera (Foto: @angtekkhun1)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/08/24/10-5d61668c0d82300573202a12.jpg?t=o&v=770)
Jelang Berpisah
Di kawasan Bandara Silangit, sebelum masuk ke ruang check in untuk pulang ke Yogyakarta, saya menjumpai beberapa kelompok anak muda berwajah Asia. Mereka baru saja landing dan keluar dari gedung bandara. Mereka terlihat antusias, meski tampak asing dengan situasi.
Itu pemandangan terakhir saya sebelum terbang pulang. Saat Danau Toba "belum apa-apa", ketika promosi belum gencar. Saat The Kaldera masih berbenah untuk menuju Grand Opening. Namun saya bisa membayangkan, sebuah pintu imajinatif sedang mengintip untuk dibuka.
"Welcome to our beloved country!"
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI