Setiap tahun kehadiran diriku menghasilkan sekitar delapan persen hasil produksi minyak dunia, atau sekitar 12 juta barel minyak, atau setara 14 juta pohon. Aku juga tampil dalam banyak wajah.Â
Setiap tahun, dalam rupa kantong plastik, aku digunakan tidak kurang dari 5 triliun banyaknya. Sumber lain menyatakan, lebih dari satu juta kantong plastik digunakan setiap menitnya, dan 50 persen darinya hanya dipakai sekali, lalu dibuang. Aku yang berwujud botol plastik, dibeli orang 1 juta banyaknya dalam 1 menit. Jumlahnya menakjubkan? Aku juga kaget loh!
Aku di Indonesia
Sebagai juara dua dunia, diriku di Indonesia dinilai meresahkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Data yang ada di KLHK menyebutkan bahwa plastik yang berasal dari 100 toko atau anggota Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO) dalam waktu satu tahun saja, sudah mencapai 10,95 juta lembar sampah kantong plastik. Jumlah itu setara dengan luasan 65,7 hektar kantong plastik atau sekitar 60 kali luas lapangan sepak bola. Wih, banyak banget lapangan bola itu!
Lebih jauh mengutip pemberitaan CNN Indonesia, Dirjen Pengelolan Sampah, Limbah, dan B3 KLHK Tuti Hendrawati Mintarsih menyebut total jumlah sampah Indonesia di 2019 akan mencapai 68 juta ton, dan sampah diriku diperkirakan akan mencapai 9,52 juta ton atau 14 persen dari total sampah yang ada.
Target pengurangan timbunan sampah di Indonesia secara keseluruhan sampai 2019 adalah 25 persen, sedangkan 75 persen penanganan sampahnya dengan cara "composting" dan daur ulang dibawa ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Ibu Tuti mengatakan, belum dapat diperkirakan berapa penurunan penggunaan kantong plastik dengan adanya uji coba plastik berbayar. Kebijakan kantong plastik berbayar di Indonesia, ditujukan untuk mengurangi jumlah diriku. Namun, uhuk, efektivitasnya diragukan.
Kehadiran diriku kian dibenci saat Indonesia sedang gencar mengembangkan pariwisata. Sektor ini memang sedang membubung tinggi.Â
Presiden Joko Widodo di awal pemerintahannya, telah menetapkan pariwisata masuk dalam tiga sektor unggulan selain pertanian dan kelautan. Hasilnya, branding Wonderful Indonesia yang sebelumnya tidak tercatat, melompat masuk dalam kategori 50 besar dunia.