Twitter Twitter yang baik
Tunjukkanlah sihir magicmu
Agar sukses menghampiriku
Media Sosial kerap menunjukkan sihirnya. Dalam perjalanan panjang orang-orang yang merawatnya, kerap terjadi magic moment. Ia melejitkan pelaku atau konten yang diunggahnya hingga ke tataran yang tak terkira. Setidaknya, itulah yang rajin dilakukan oleh Kaesang Pangarep melalui akun Twitter @kaesangp
Di akun ini, Kaesang paling sigap membangun impression dan engagement yang berujung bukan hanya membangun branding produk, melainkan juga menjadi kanal rilis untuk hal-hal baru. Di sinilah ia getol memasarkan pisang (bukan digoreng, koreksinya berkali-kali, melainkan pisang nugget). Para pembelinya kemudian membuat unggahan laporan dan antre untuk mendapatkan keberuntungan direspons.
Sang Pisang Kaesang raja pisang? Boleh saja sih anak muda dengan insting bisnis yang tampak natural ini mengaku begitu. Namun, "Grebeg Lebaran" di Jogja membuktikan bahwa Kaesang, maaf, tidak berkibar di sini. Perempuan muda bernama Amalia Galuh Yuniarti unjuk gigi dan gigih di sini. Dari tangannya, perempuan muda 25 tahun ini meluncurkan Pisang Lumer. Jenis jajanan unik dalam kemasan kategori siap goreng ini, menemani Kebab dan Cireng buatannya.
Mahasiswa Bisa Apa? Amalia Bisa!
Amalia dan semua jenis produk yang dilakoninya seorang diri ini itu, saya temukan bagai permata yang terseumbunyi saat menengok perhelatan bertajuk "Grebeg Lebaran" yang diselenggarakan oleh Dinas Koperasi UKM DI Yogyakarta bertempat di Alun-alun Sewandanan Pakualaman. Ekspo ini berlangsung 24-25 Mei 2019 pukul 10.00-17.00 WIB. Jika Anda penasaran, tengok saja situs webnya di Pawon Sentono ini. Â Dalam usia belia, saat masih berstatus mahasiswa, Amalia merintis semua ini dan menemukan magic moment.
Desakan kebutuhan uang kuliah membuat Amalia bergerak keluar dari zona nyaman. Wedang Uwuh adalah produk rintisannya. Ia kelayapan seorang diri, mencari langsung ke sumber-sumber bahan, kemudian mengemasnya secara elegan. Ia menyebutnya oleh-oleh khas Jogja. Posting pertamanya di akun Instagram @wedanguwuhsentono bertitimangsa 6 Mei 2016.
"Selamat pagi, menjemput rezeki dulu pagi2 mengemas wedang uwuh dan tetap semangattt," tulisnya di Feed IG pada 7 Mei 2016. Lebih setahun kemudian, Amalia meluncurkan "Holding Brand" di Instagram yang diberinya nama @pawonsentono. Tawarannya sudah berkembang. Selain Wedang Uwuh, ia menyediakan Manisan Jahe, Manisan Kunir Putih, Jahe Instant, Kunir Putih Instant, dan Sambel Pecel.
Sebagai informasi, Pawon Sentono menyabet juara pertama dalam even Gelar Potensi Ekonomi Kreatif dengan tema "Kuliner Khas Jogja" yang diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata Yogyakarta. Menjumpai Amalia, Anda akan dibuat terkejut. Bagaimana ia merancang kemasan secara profesional, bagaimana ia dengan nalurinya membuat "merek induk", sejak dini dan terus hingga sekarang menggarap digital marketing sederhana, hingga mengemban tugas mengantarkan sendiri dagangannya ke pembeli tertentu. Spirit Fantastis!
Bananania, Kripik Pisang Siap Merambah Dunia
Satu lagi produk yang bisa membuat Kaesang geleng-geleng kepala. Pisang yang ini, dalam wujud kripik. Namun diberi nilai tambah sesuai selera. Mula-mula dalam kemasan sederhana, tetapi kini Bananania rintisan Ibu Sofyani asal Jogja, telah tampil sangat modern. Kemasannya siap menjelalah pasar global tanpa "rendah diri".
Di stan Ikatan Pengusaha Muslimah Indonesia (Ipemi), Anda akan menjumpai Banania dalam 4 varian, yaitu Chocolate Classic, Cheese, Balado, dan Barbeque. Namun berdasarkan informasi Putri, staf Bananania, ada dua varian lagi yang telah diproduksi dan beredar, yaitu Honey dan Original. Lihatlah cara penamaan varian ini dalam bahasa Inggris. Akan langsung dipahami secara luas dan mendunia.
Usia Bananania Kripik Pisang ini tergolong belia, tetapi bergulir dengan pesat. Dirintis sejak Maret 2019, kini Bananania telah masuk ke satu jaringan mini market lokal Jogja dan terdistribusi ke berbagai kota di Indonesia. Apa rahasianya? Penjualan online dan Reseller! Fans penjualan online ini yang memberikan banyak masukan, termasuk dalam melahirkan varian-varian baru. Sementara armada Reseller dari penjuru Indonesia, membuat Bananania membahana ke mana-mana.
Apa saja ranah online yang dirambah oleh Bananania? Sangat memadai! Coba saja Anda tengok tampilan situs webnya di Kripik Bananania ini serta akun Instragram @bananania_jogja Selain itu, Bahanania juga tersedia di lapak online nasional seperti Shopee dan Tokopedia.
Melalui percakapan dengan Ibu Sofyani, terlihat kejelian Bananania mengelola masukan dari pelanggannya. Pilihan variannya sangat mengikuti selera masyarakat luas, dan khas Indonesia seperti varian Balado yang pedas. Dari keenam rasa ini, Anda bisa menebak mana yang paling disukai? Cokelat! Kedua, adalah varian madu. Kemasan oke, konten oke, selamat! Bananania tampaknya siap terbang lebih tinggi dan jauh. Hanya soal waktu dan next magic moment.
Saatnya Minum Lidah Buaya
Usai menemukan dua produk berbasiskan pisang yang unik, saya melanjutkan penelusuran. Tak lengkap rasanya bisa tidak dipungkasi dengan kategori minuman. Dan, tuntaslah gelegak rasa penasaran saat memergoki seorang ibu dengan passion pada lidah buaya (Aloe vera).
Wutri Wulani dan lidah buaya adalah dua hal yang padu sejak puluhan tahun. Saat kecil, Ibu Wutri yang pensiunan ini, telah kenal dengan tanaman ini melalui sang ibu. Di masa jadoel itu, ia paham sekali dengan fungsi lidah buaya sebagai sarana keramas. Namun, lebih maju dari itu, pada masa itu, ia sudah kerap mencicipi lidah buaya sebagai bagian dari bahan yang diolah menjadi minuman.
Lidah buaya memang memiliki banyak khasiat. Mulai dari urusan melembapkan rambut dan kulit kepala, hingga menyembuhkan ruam dan iritasi kulit. Begitu juga fungsi mengobati luka bakar, mengobati sembelit, membantu sistem pencernaan, hingga meningkatkan sistem kekebalan tubuh, antioksidan, serta mengurangi peradangan.
Beberapa tahun yang lalu, saat masih masih menjadi orang kantoran, ia meminta pada seseorang orang di Pontianak untuk dikirimi bibit lidah buaya. Wutri tahu benar, Lidah Buaya asal Pontianak (Aloe chinensis) adalah jenis varietas unggul. Dalam bahasa awam, lidah buaya Pontianak itu gemuk dan sehat. Benih ini lalu dikembangkan hingga sekarang, dan melahirkan variasi dalam pengolahan pangannya.
Iseng-iseng di antara hari kerjanya, Wutri mengolah lidah buaya menjadi sejenis jeli. Ia bawa ke kantor dan dibagikan ke kerabat atau kenalan lainnya. Hasilnya, ia menuai apresiasi tinggi. Saat masa pensiun tiba beberapa waktu lalu, cintanya pada lidah buaya bukan saja berkembang, melainkan juga kian mendalam. Dengan brand Luve Garden, ia memproduksi jeli lidah buaya untuk penjualan komersial, dan bahkan mengembangkan varian rasa dan jenis hasil pertanian lainnya.
Bersama suami yang menjabat sebagai Manager dan pembinaan dari Dinas Koperasi, ia mulai belajar dan memerhatikan kelengkapan untuk menjadi produk komersial. Varian, kemasan, dan proses perizinan, dilakoninya hingga tuntas. Kini, Wutri sedang merintis pembuatan sirup lidah buaya. Kita doakan sukses dalam proses dan sukses secara komersial!
Geliat UMKM Jogja!
Aktivitas para pelaku UMKM di DIY memang sedang menggeliat, antara lain dipicu oleh karya pembinaan yang dilakukan oleh Dinas Koperasi UKM DI Yogyakarta serta dihadirkannya peluang magic moment dari setiap produk berupa kesempatan untuk tampil dalam serangkaian ekspo di berbagai tempat di berbagai Kabupaten/Kota melalui Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) - PLUT-KUMKM DI Yogyakarta.
![Suasana "Grebeg Lebaran" di Jogja (Foto: @angtekkhun)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/05/25/10-5ce9202b3ba7f75dff48d43c.jpg?t=o&v=770)
!["Grebek Lebaran" bagian fesyen dan kerajinan (Foto: @angtekkhun)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/05/25/11-5ce9207f6b07c544b07e2773.jpg?t=o&v=770)
![Kreasi para pelaku UMKM Jogja (Foto: @angtekkhun)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/05/25/12-5ce920bd3ba7f715e578eee4.jpg?t=o&v=770)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI