Mohon tunggu...
Ang Tek Khun
Ang Tek Khun Mohon Tunggu... Freelancer - Content Strategist

Sedang memburu senja dan menikmati bahagia di sini dan di IG @angtekkhun1

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Gelombang K-pop Menyihir Presiden Jokowi hingga Fans Jonghyun SHINee

21 Desember 2017   21:20 Diperbarui: 21 Desember 2017   21:32 1264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Alat musik tradisional lain, misalnya Gayageum, sepintas bentuknya mirip kecapi yang kita kenal. Namun ternyata dalam perjalanan waktu panjang alat musik tradisional ini telah mengalami banyak proses modifikasi. Konon, alat musik bersenar 12 ini terakhir kali dimodifikasi pada era Joseon.

Selengkapnya.

5. Ketika Supir Menjadi Pahlawan Peristiwa Bersejarah di Korea Selatan

Foto: Kompas.com
Foto: Kompas.com
Keseriusan dan kompetensi sineas Korea juga tampak melalui karya film layar lebar. A Taxi Driver misalnya, film ini merupakan film laris dan disebut-sebut sebagai kandidat peraih Piala Oscar dari Korea Selatan. Presiden Korea Moon Jae In usai menonton film ini sempat memberikan komentar, "The truth about the uprising has not been fully revealed. This is the task we have to resolve. I believe this movie will help resolve it."

A Taxi Driver berkisah tentang kehidupan rakyat kecil di tengah kemiskinan dan tekanan hidup. Kim Sa Bok terancam diusir dari rumah kontrakan bersama putri kesayanganya pasca-kematian istrinya yang sakit-sakitan. Sementara Thomas Kretschmann atau akrab disapa Peter, seorang jurnalis yang sedang mencari tantangan baru di Korea Selatan. Peter yang nama aslinya Jurgen Hinzpeter, menyamar sebagai seorang pendeta atau missionaris asal Jerman.

Dalam rangkaian cerita, keduanya difitnah dan menjadi buronan pihak yang berkuasa. Pelarian mereka melibat pertolongan orang-orang yang dengan sukarela mengorbankan nyawa untuk melindungi keselamatan keduanya. Namun, kedua sahabat yang saling mengasihi dalam kemanusiaan ini tidak mendapat jatah yang adil dalam catatan sejarah.

Selengkapnya.

(ATKh)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun