Berkenaan dengan pemakaian bumbu instan ini, yang kerap menjadi bahan perbincangan tanpa dasar selain “katanya”, saya merangkum tiga kecemasan yang muncul, yaitu: Siapa yang memproduksinya, apakah bahan yang digunakan halal, dan apa dampak sampingnya?
Mari kita urai satu per satu. Pertama, Masako dan teman-temannya, seperti tepung bumbu Sajiku, saus Saori, mayonnaise Mayumi dan Monosodium Glutamate (MSG) yang lazim kita kenali dalam kelompok produk Horeka (hotel, restoran, katering), adalah bagian dari produk PT Ajinomoto Indonesia. Melalui filosofi “Eat Well, Live Well”, selama hampir 60 tahun Ajinomoto telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari keluarga Indonesia.
Tanpa bermaksud mengacu ke rujukan jauh di seberang lautab, mari kita kembali menoleh ke timun sebagai salah satu bahan utama menu Munpela. Apakah ada yang menyangka bahwa timun adalah bahan yang berbahaya untuk dikonsumsi? Dalam artikel Manfaat Timun dan Efek Sampingnya Bagi Kesehatan misalnya, Anda dapat menemui sejumlah besar manfaat dari konsumsi timun, mulai dari dapat mencegah peradangan, melancarkan pencernaan, serta mencegah dehidrasi dan meningkatkan daya tahan tubuh. Namun, dalam artikel yang sama, tercatat bahaya samping timun, yang harus Anda tengarai.
Jadi secara prinsip, kenali pedoman ini, yang berlaku secara umum: Jangan mengkonsumsi apa pun secara berlebihan, apalagi bila berlangsung jangka panjang. Dan secara logika kita pun selayaknya merasa konyol bila sebuah perusahaan nekat mengusung pernyataan filosofi “Eat Well, Live Well” secara terpublikasi massal bila dalam kenyataan, hal ini tidak dapat dipertanggungjawabkan. Bukankah begitu?
Oya, sebelum tulisan panjang ini berakhir dan penulis berlalu, mari belajar kosakata “baru” yang terdapat dalam judul. Ewako adalah kata yang dikenali oleh masyarakat Sulawesi Selatan, khususnya Bugis-Makassar, yang menurut Kamus Populer Inggris-Makassar Indonesia-Makassar, berarti “berani” atau “semangat”! Begitu...