Salah satu buku masakan terbitan PT Gramedia Pustaka Mulia
Hingga kini harian Kompas masih menyediakan rubrik masak yang diasuh oleh Tuti Soenardi (Foto: angtekkhun)
Jika kita telisik lebih dalam, tak teramat banyak yang diwariskan berdasarkan praktik langsung di ruang sekolah bernama “dapur”. Setiap keluarga akan memformulasikan jenis, ragam bahan, dan cara olah yang mewujud dalam daftar menu favorit—bersama atau hanya favorit bagi ayah atau ibu atau anak-anak dalam keluarga tersebut.
Hal ini juga berlaku dalam keluarga saya, dengan spesifikasi suami-istri perantau, keluarga inti, urban, bekerja, dan tidak menggunakan asisten rumah tangga. Melalui profil keluarga seperti ini, apakah Anda bisa membayangkan menu favorit kami? Jelas Anda akan menyimpulkan, bila harus memasak sendiri, ciri menu favorit yang lahir adalah yang serba praktis. Mari saya peruncing asumsi Anda: irit bahan dan menggunakan bumbu instan! (hahaha).
Jadi begini kisahnya, menu favorit kami lahir dari garis keluarga istri (ibu mertua). Menu ini tidak bernama khusus, karena biasanya disebutkan secara lengkap “The Three Musketeers” bahannya, yaitu: Timun-Rempela-Hati. Namun, baiklah, agar tak panjang, saya namakan saja
Munpela. Merujuk ke silsilahnya yang ringkas, Munpela lahir di kota Kupang (NTT) pada tahun 1969. Wow! Anda bisa bayangkan? Kupang gitu loh, dan... ya ampun, tahun 1969. Itu sebabnya, menu ini bisa dikatakan sebagai menu kere yang mewah.
Persiapan masak (Foto: angtekkhun)
Untuk mendapatkan seporsi Mumpela untuk bertiga, Anda cukup menyediakan sebuah timun, sepasang rempela-hati, lima siung bawang putih, air putih (+/- 250 ml), sekemas kecil bumbu instan, dan minyak goreng secukupnya. Caranya mengolahnya, generasi milenial pun tahu. Bersihkan rempela-hati dan potong seukuran jempol. Kupas timun, belah jadi empat, bersihkan bijinya, iris serong selebar 1 cm. Bawang putih, silakan dipotong kecil-kecil.
Begini penampakan Munpela di dalam wajan (Foto: angtekkhun)
Bagaimana meraciknya? Tumis bawang putih hingga beroma memanjakan hidung, masukkan rempela hati, aduk sampai ia berubah warna, masukkan potongan timun. Disusul kemudian dengan tebar bumbu instan, aduk-aduk, dan tuang air putih. Tunggu hingga matang, kisaran 10 menit, maka Munpela pun siang dihidangkan.
Tadaaahhh... Munpela siang dihidangkan (Foto: angtekkhun)
Sebagai catatan, bila Anda ingin mencobanya dan tidak menyukai kuah yang melimpah, silakan diatur takarannya. Demikian pula bila Anda tidak suka pada kuah yang encer, ambil tepung maizena sesendok teh atau sesendok makan (sesuai kesukaan), cairkan dengan air, lalu tambahkan bersama tuangan air putih. Sederhana, ringkas, dan
yummy! Itulah Munpela, yang kini telah menjadi menu kesukaan putri kami (generasi ketiga).
Ada “Udang” di Balik Munpela
Narasi masak-memasak dalam beberapa paragraf di atas, tidak menerangjelaskan satu fakta luar biasanya. Munpela selain hanya mengandalkan “The Three Musketeers” bahan utama, juga menyimpan rahasia kesaksian bumbu instan andalan kami, yaitu Masako! Bumbu Kaldu Penyedap produksi Ajinomoto ini, menghadirkan kemasan kecil 11 gram dengan pilihan kaldu daging ayam dan kaldu daging sapi. Dengan dua alternatif ini, Anda leluasa memilih salah atau menggunakan keduanya secara bergantian.
Bagaimana Masako diproduksi? Anda bisa menyimak infografik berikut.
Proses produksi Masako (Sumber: http://www.ajinomoto.co.id)
Masako adalah hasil racikan sempurna antara daging segar dan berkualitas, ditambah bumbu dan rempah pilihan. Ia dihasilkan untuk mendatangkan manfaat dalam menyempurnakan kelezatan masakan kita sehari-hari. Sebagaimana kaldu buatan rumahan, rasa dan aroma dari daging asli dan menguar, mewarnai rasa yang memanjakan lidah kita.
Apa keunggulan Masako? Terurai jelas melalui infografik ini.
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya