Mohon tunggu...
Ang Tek Khun
Ang Tek Khun Mohon Tunggu... Freelancer - Content Strategist

Sedang memburu senja dan menikmati bahagia di sini dan di IG @angtekkhun1

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Traveling, Travel Blogger, dan Siasat Jalan-jalan

4 Oktober 2016   15:37 Diperbarui: 4 Oktober 2016   16:46 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Donna Imelda sedang berbagi pengalaman sebagai Travel Blogger (Foto: @angtekkhun)

The world is a book, and those who do not travel read only one page
—Saint Augustine

Traveling dan menulis sejak hari-hari lampau adalah dua dunia yang teramat dekat saat muncul ke permukaan, sehingga Anda patut menduga mereka bersaudara kembar dalam iringan perjalanan—jauh sebelum blog, Instagram, dan media sosial menyapa kita. Dan keduanya, traveling dan menulis, di suatu era di masa lalu, telah menampakkan wajah eksotis yang mendatangkan decak kagum.

Saya masih belia ketika itu, saat terkagum-kagum membaca kisah-kisah traveling yang dimuat di Majalah Gadis. Emji Alif adalah salah satu nama yang mengemuka saat itu. Tulisan bersambung kisah perjalanannya dalam menerobos pelosok-pelosok negeri ini, dilampiri tebaran foto-foto eksklusif sebagai saksi, selalu dirindukan dan ditunggu oleh pembaca. Di kesempatan lain dalam format berbeda, pengalaman menggauli bumi nusantara ini lahir sebagai setting cerpen-cerpennya.

Dalam sebuah posting di blog, Kurniawan Junaedhie—salah seorang wartawan dan cerpenis kawakan di masa itu—menurunkan tulisan Adek Alwi, mantan Redaktur Majalah Anita, yang di dalamnya terselip secuil informasi mengenai sosok ini. "Da Risman mengirimi saya dua surat berisi sama ... meminang saya jadi redakturAnita; menggantikanEmji Alifyang tak betah lama-lama tinggalkan gunung hingga hanya dua bulan tahan bermesraan denganAnita."

Kecintaan akan alam raya, kerinduan akan pelukan ibu pertiwi, dan hirupan aroma harum belukar di hutan dan gunung-gunung, itulah natur dan dunia traveling yang hadir ketika blog belum menjadi platform untuk mengabadikannya. Jauuuh di kurun waktu sebelum sebuah maskapai merah meluncurkan biaya murah dengan tagline "gue bisa loh nerbangin siapa pun".

Ilustrasi: Pixabay
Ilustrasi: Pixabay
Majalah-majalah remaja dan kumpulan cerpen, turut melahirkan banyak kisah fiksi (cerpen) tentang pendakian gunung dan penjelahan alam negeri ini. Dalam lingkar pertemanan di Facebook misalnya, paling mudah saya menyebut nama Sanie B. Kuncoro. Jejak gunung dan alam dalam cerpen-cerpen yang ditulisnya, dengan mudah ditelusuri melalui halaman-halaman buku kumcernya berjudul "Melepas Ranting Hati".

Sanie tidak sendiri. Ada banyak nama berbeda yang bisa disebutkan. Dan pada keping kisah lain, Anda bisa menemukan traveling ke luar negeri (backpacker) yang kemudian menjadi buah bibir, dilakukan oleh Gola Gong. Pengarang serial Balada Si Roy yang hadir di Majalah Hai ini, melakukan perjalanan jauh melintasi beberapa negara dan ia menuliskannya secara teratur bagi pembaca yang menanti-nantikannya. Kisah di balik terselenggaranya petualangan ini sendiri, sudah menjadi drama tersendiri yang menarik untuk disimak oleh siapa pun—sayangnya saya tak lagi tahu di mana Anda bisa menemukannya.

Itulah beberapa nama yang bisa dituliskan dalam perbincangan ringkas ini. Mereka menorehkan sepak terjang dan laku lancong di media massa sebagai sarana "nge-blog". Dengan honorarium pemuatan yang, sebut saja "lumayanlah", uang-uang itu dikumpulkan lalu digulirkan sebagai modal bagi mereka untuk melancong lagi—dan menuliskannya lagi.

Datangnya Internet dan Lahirnya Travel Blogger

Waktu bersayap ganda dan terbang melesat, lalu datanglah era internet, hadir dan mengalir hingga jauh dalam kehidupan kita, serta mengubah banyak wajah dari sisi-sisi hidup ini. Seolah terbebas dari dunia tempurung, setiap kita kemudian dapat memandang lebih jauh  ke depan dan membaca dengan lebih mudah dan banyak informasi tentang pelosok-pelosok sunyi, kota-kota baru, pulau-pulau seberang, dan negeri-negeri asing nan eksotis.

Data Wisatawan Mancanegara 2015 & 2016 (Capture: Website Kementerian Pariwisata)
Data Wisatawan Mancanegara 2015 & 2016 (Capture: Website Kementerian Pariwisata)
Maskapai penerbangan yang berlomba berbenah di zona efisiensi dan menjanjikan biaya tempuh yang lebih ekonomis, serta kerap melancarkan strategi agresif berpromosi yang menjangkau kelompok-kelompok bersaku cekak, membawa banyak orang pergi ke mana-mana—berbagai destinasi impian mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun