Kehadiran Teknologi Informasi dan Komunikai (TIK), seolah berdiri di depan dan berlari meninggalkan banyak hal yang telah hadir sebelumnya, termasuk di dalamnya adalah kebudayaan. Bahkan keduanya kerap kali dianggap bertentangan dan saling meniadakan. Kebudayaan seolah 'produk' masa lalu, dan TIK adalah 'produk' masa depan.
Namun, asumsi ini terbantahkan saat panitia Festival CanDoRI TIK 2016 mengundang kehadiran budayawan Sujiwo Tejo untuk mengisi seminar dan talkshow bertajuk 'TIK untuk Pariwisata dan Kebudayaan', Sabtu, 17 September 2016 bertempat di Ghratama Pustaka, Yogyakarta. Bersama dua pembicara lainnya dalam satu sesi, seniman serba bisa diminta bicara khusus mengenai aspek kebudayaan.
Jika kebudayaan didefinisikan sebagai kata benda, sangatlah mungkin akan ditinggalkan oleh TIK. Candi Borobudur, wayang, atau terompet, itulah contoh-contoh kebudayaan sebagai kata benda. Namun sangat berbeda bila kebudayaan didefinisikan sebagai kata kerja. Borobudur tidak menjadi sekadar benda, tapi bagaimana rancangan candi seperti itu bisa hadir dan eksis. "Sehingga kalau Borobudur dibom, aku bukan termasuk orang yang menangis," tegas Sujiwo Tejo.
Keseruan acara berlanjut saat Sujiwo Tejo memberikan contoh bagaimana kebudayaan sebagai kata kerja dapat bergandeng harmonis dengan TIK melalui karya Chairil Anwar. Ia mengutip sajak berjudul "Selamat Tinggal":
Aku berkaca
Bukan buat ke pesta
Ini muka penuh luka
Siapa punya?
Kudengar seru-menderu
- dalam hatiku? –
Apa hanya angin lalu?
Lagu lain pula
Menggelepar tengah malam buta
Ah…!!!
Segala menebal, segala mengental
Segala tak kukenal…
Selamat tinggal…!!!
Sepi itu pesta jutaan kata, petasan dan kembang api dari cinta yang tak bersambut, Kekasih... #TaliJiwo
Walau masih melekan, aku bukan pendoa, Kekasih. Aku hanya pekerja malam yang khusyuk menggali lubuk di hatimu #TaliJiwo
Cinta selalu meluap seluas apa pun mangkuk menadahku padamu, Kekasih.. #TaliJiwo
Dengan contoh ini, Sutjiwo Tejo hendak menenteramkan hati siapa pun yang mengkhawatirkan akan terjadi pertentangan antara kebudayaan dan TIK.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H