If I could be granted a wish, I'd shine in your eye like a jewel.
~Bette Midler
Langit temaram telah memeluk erat kota Yogyakarta saat panggilan menggema di Borobudur Lounge, Bandara Adi Sutjipto. Para penumpang Garuda Indonesia jurusan Balikpapan diminta segera naik ke pesawat melalui Pintu 3. Saya menyelesaikan teguk terakhir minuman pengantar makan malam sebelum bergegas memanggul ransel dan menyeret koper kecil menuju antrean.
GA0665 delay, dan saya mengira akan berlebihan sebagaimana penerbangan lain yang selamma ini telah dikenal publik. Itu sebabnya saya cukup berlama-lama santai di lounge yang bisa saya akses melalui penukaran 1 poin dari provider smartphone yang saya gunakan. Tapi ternyata delay-nya tidak berlarut-larut.
[caption caption="e-Tiket dan Kartu GFF Liverpool"]
Saya mencoba mengontak Rizky Dwi Rahmawan, salah seorang Riser asal Banyumas peserta #DatsunRisersExpedition yang berangkat dari Bandara Adi Sutjipto. Namun antrean panjang membuat kami tidak berjodoh untuk jumpa. Kami hanya saling bertukar informasi nomor kursi.
Tepat di Pintu 3, sambil menyodorkan boarding pass, saya dihadapkan pada pilihan dua koran untuk diambil dan gelaran permen untuk dijumput. Yup, sselamat datan di pembuka layanan full service Garuda Indonesia.
[caption caption="Garuda Indonesia Explore Jet - Bombardier CRJ 1000 NextGen"]
Berjalan dan mendekati pesawat putih dengan logo khas Garuda Indonesia, saya terkejut mendapati sosok pesawat yang akan saya naiki. Ini bukan sosok pesawat Garuda yang saya kenal. Tidak setinggi biasanya, tubuhnya pun ramping, dengan tangga pendek yang menyatu dengan pesawat.
[caption caption="Ramping mirip tipe ATR tetapi panjang setara Boeing 737-800NG"]
Usai menyapa "selamat malam" kepada pramugari yang menyambut, saya dihadapkan pada lorong yang lebih kecil dan barisan kursi 2-2. Clingukan memastikan nomor kursi, saya menjumpai keanehan. Di sisi kanan, penanda mencantumkan kode kursi AC dan di sisi kanan HK.
Saat duduk dan memasang sabuk pengaman, saya bergegas mencari tahu spesifikasi pesawat ini. Biasanya tercantum di bagian agak belakang majalah maskapai. Dan, jreng! Benar saja, saya memang menaiki pesawat yang bukan Boing dan juga bukan ATR. Melainkan Bombardier CRJ 1000 NextGen.
[caption caption="Ceking kayak potlot :)"]
Lalu, saya pun tepok jidat. Pastesan nih saat web check in saya asing dan sempat mengalami kebingungan saat hendak menentukan nomor kursi karena menjumpai komposisi AC-HK. Hm, kok ribet amat kodenya... kan lebih sederhana AB-CD kayak di kereta api.
Dalam deretan layanan permen, koran, dan majalah... yang mengesankan adalah santap malam di atas Laut Jawa. Saya tidak menyangka menu opor ayam hangat yang disajikan, yummy dan sangat memenuhi selera. Saya pun menjodohkannya dengan segelas jus apel dingin, minuman favorit bila saya berkesempatan menikmati penerbangan Garuda Indonesia.
Kini urusan menu santap di pesawat, Garuda Indonesia tidak main-main dengan melibatkan chef andal. Saya membaca bahwa pada 11 Desember 2015 Garuda Indonesia meluncurkan Star Chefs' Signature Dishes Onboard, hidangan khas dari sejumlah chef terkenal yang akan mulai disajikan pada Februari hingga April 2016 untuk penumpang First Class dan Business Class.
Ketika pada akhirnya lampu kabin diminimalkan, saya pun melipat tangan dan menghela napas. Sangat menikmati dan menyukuri kebaikan Datsun melalui program #DatsunRisersExpedition dalam mewujudkan wish list sederhana 2016 pada bulan pertama di tanggal yang amat dini.
[caption caption="Terima kasih, Datsun!"]
[]
TULISAN TERKAIT #DatsunRisersExpedition 2016:
- Wish List: Cara Sederhana Jelajah Diri dan Menemukan Makna Hidup
- Datsun dan Wish List yang Terjawab
- Seribu Kunang-kunang di Balikpapan
- Kerjap Mata Pertama Menyapa Kutai Timur
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H