Mohon tunggu...
Ang Tek Khun
Ang Tek Khun Mohon Tunggu... Freelancer - Content Strategist

Sedang memburu senja dan menikmati bahagia di sini dan di IG @angtekkhun1

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Wish List: Cara Sederhana Jelajah Diri dan Menemukan Makna Hidup

14 Januari 2016   17:34 Diperbarui: 22 Januari 2016   04:33 854
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Dok Pixabay"][/caption]

Event itu datang lagi. Diumumkan di pengujung tahun, saya bergeming. Sampai pesan itu tiba. Seorang kompasianer mengontak saya. Dan, dugaan saya benar. Ia mengajak membentuk tim bertiga dan mendaftar atas nama (tim) blogger Yogyakarta. Namun, seperti kisah season sebelumnya, saat Datsun Risers Expedition membuka jelajah Sulawesi, kami gagal menemukan "oknum" ketiga untuk dibajak agar memenuhi syarat. Agar kesempatan masih terbuka, kami pun mendaftar secara perorangan melalui Kompasiana.

Alhasil? Pengumuman peserta Etape I (11-15 Januari 2016) bikin baper (terbawa perasaan) sehingga jadi caper (mencari perhatian) dan bikin laper (galau). Kami gagal jadi "soulmate" karena nama teman ini tidak tercantum sebagai peserta. Kami bertemu dan berbicara positif, termasuk keinginannya untuk mendaftar sebagai calon peserta Etape II dan Etape III yang peluangnya masih terbuka hingga kini.

Momentum ini berkunjungan dalam hitungan pendek pada hari-hari pertama mengawali tahun 2016. Itu sebabnya dalam remang kabin pesawat CRJ1000 NextGen GA665 penerbangan Yogyakarta-Balikpapan, usai take off dan menyelesaikan santap malam, saya pun tercenung...

[caption caption="Dok Pribadi"]

[/caption]

* * *

Bikin resolusi di akhir tahun? Ah, terlalu mainstream. Bagus di muka, dilupakan di akhir. Besar pasak daripada payung. Bikin frustrasi tanpa prestasi. Terasa seperti di-PHP-in orang sekabupaten. Minta saja tips dari para ahli bagaimana membuat resolusi yang baik dan benar. Jawaban mereka akan mengandung kata-kata, "Resolusi itu harus realistis, terukur, dan bisa dicapai. Tidak berlebihan agar tidak membuat Anda stres."

* * *

Ada tiga peristiwa penting dalam hidup seseorang, demikian ungkap Kho Ping Hoo, pengarang cerita silat (cersil) legendaris yang membius entah berapa (ratus?) ribu pembaca pada eranya--membuat mereka lupa waktu, lupa belajar, lupa bikin pe-er, dan dihukum guru-guru karena membaca cersil karyanya di kelas pada jam pelajaran. Pengarang asal Solo ini menyebut jelas: kelahiran, pernikahan, dan kematian.

Yang pertama dan ketiga berbicara tentang kekuasaan Allah yang mutlak, mengapit rentang ruang dan waktu serta peran manusia dalam rencana hidup seseorang. Kita tidak bisa menolak, bahkan dramatisnya, tidak tahu-menahu rahasia ilahi ini. Setali tiga uang dengan kematian--datang tak diundang, diundang tak datang-datang.

[caption caption="Dok Pixabay"]

[/caption]

Di dalam rentang Mahakuasa Allah itulah, seolah-olah kita diberi mandat menjadi tuhan (dengan 't' huruf kecil). Tampak sangat "manusiawi" dan kita bertaruh melalui rancangan hidup itu. Secara naluriah (seolah by accident) kita dibekali pengetahuan dan dorongan untuk mencapai hidup berkualitas. Secara pembelajaran (by learning), kita mencoba menata hidup agar produktif, bermanfaat, dan berkualitas.

Muaranya, dalam praktek sederhana dan berulang sebagai individu, Anda didorong membuat resolusi pada setiap akhir tahun untuk dilakoni pada tahun yang akan tiba; dan sebagai "komunal" Anda terlibat membuat visi-misi bagi organisasi, komunitas, atau korporasi untuk di-geber sebagai penanda sukses.

* * *

Sebelum kalender tahun 2016 dibuka, Anda sudah bikin resolusi? Mungkin sudah, tertulis rapi, hasil perenungan mati-matian. Mungkin sudah, tapi hanya tersimpan di dalam hati, hasil hikmat dari penyesalan atas gagalnya pencapaian resolusi tahun lalu. Tapi ngomong-ngomong, selama hidup, sudah berapa kali Anda membuat resolusi? Dua, tiga, lima kali? Sepuluh, sebelas, bahkan lebih? Baiklah, bagaimana perasaan Anda selama ini dengan resolusi yang sudah Anda buat? Malu dan menyesalinya karena "maksud hati memeluk gunung tapi apa daya gunungnya longsor"?

Jika Anda sudah terlanjur frustrasi dengan tugas mulia setahun sekali ini, cobalah cara lain: Wish List. Buatlah daftar keinginan yang ingin Anda capai. Mungkin tampak sederhana, hanya sebuah keinginan kecil, namun dampaknya bisa membuat Anda berbahagia karena mampu meraihnya dalam waktu relatif singkat. Kuncinya sederhana, buatlah wish list dalam jumlah lebih banyak dari resolusi dan berusahalah untuk melakukan covering atas diri Anda secara lebih luas.

* * *

Saya tidak membuat Resolusi 2016, melainkan mengharapkan dan mengucapkan beberapa keinginan. Kerennya, wish list. Dan, Anda tahu apa yang terjadi? Jika resolusi membutuhkan rentang waktu yang relatif panjang dan mendaki tinggi untuk dicapai, tidak demikian dengan daftar keinginan. Contoh sederhana, impian untuk bisa piknik disponsori (gratis), langsung terjawab di awal tahun melalui kisah yang mengawali tulisan ini. Pengumuman Kompasiana untuk peserta event Datsun Riser Expedition Kalimantan, sudah terjadi pada 5 Januari 2016. Pada 7 Januari 2016, Kelas Inspirasi Yogyakarta mengumumkan daftar relawan terpilih.

Event Datsun Riser Expedition Kalimantan menggulirkan efek domino yang mengejutkan, keinginan menikmati (lagi) pesawat Garuda Indonesia yang sudah ditinggalkan sejak maraknya maskapai penerbangan murah, tersangkut untuk dicentang karena diwujudkan oleh Datsun dalam momen yang sama pada 10 Januari 2016. Demikian juga peristiwa menakjubkan bisa hadir dalam acara CSR Datsun di rumah adat suku Dayak di Miau Baru, Kutai Timur, Kaltim.

[caption caption="Tim JagawRiders sedang mengajak anak-anak suku Dayak untuk beraktivitas"]

[/caption]Wish list memberi Anda harapan untuk menghimpun keinginan-keinginan sederhana dan dan membesarkan hati melalui munculnya perasaan sukacita akan jawaban yang relatif mudah diraih dan kerap tergapai sebagai reward. Secara psikologis, reward adalah vitamin mujarab bagi jiwa seseorang dalam mengembangkan diri

Wish list pun mendatangkan manfaat lain dalam wujud Anda belajar dan dimotivasi untuk melakukan inside out setelah tanpa segan berani menjelajah ke dalam diri Anda sendiri, menelisik aspek-aspek potensial yang luas dari diri Anda, dan berani mengekspresikan sebuah pengharapan.

Cobalah memulai hari baru sedini mungkin dengan melakukan penjelajahan ke dalam diri Anda dan biarkan waktu akan berbicara bahwa Anda pun bisa menikmati banyak hal untuk dirayakan. Hidup Anda pun akan berwarna, musik terindah dalam lubuk hati terdalam akan mengalun, senyampang ada sosok "pemberani hidup" yang selama ini mungkin terbelenggu di zona nyaman Anda.

[]

TULISAN TERKAIT #DatsunRisersExpedition 2016:

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun