Mohon tunggu...
Ang Tek Khun
Ang Tek Khun Mohon Tunggu... Freelancer - Content Strategist

Sedang memburu senja dan menikmati bahagia di sini dan di IG @angtekkhun1

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

6 Srikandi Puisi Kompasiana Unjuk Karya di Acara Sastra Bulan Purnama

24 Desember 2015   03:40 Diperbarui: 24 Desember 2015   10:21 713
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="6 Srikandi Puisi Kompasiana"][/caption]Enam perempuan Kompasianer yang gemar menulis puisi dan rekat dalam Komunitas Kompasianer Jogja (KJog), tampil dan unjuk karya dalam acara bulanan "Sastra Bulan Purnama" edisi 51 yang diselenggarakan di pendopo depan Tembi Rumah Budaya (Yogyakarta), Rabu malam, 23 Desember 2015.

[caption caption="Suasana Malam Peluncuran buku"]

[/caption]Melalui subtajuk "Launching Tiga Antologi Puisi", keenam srikandi puisi Kompasiana ini, yaitu D-Nyota, Gendis Pembayun, Marul Prihastuti, Selsa, Umi Azzurasantika, dan Zee Ohm, meluncurkan buku kumpulan puisi berjudul "Wajah Perempuan", bersama para penyair lain yang turut memperkenalkan dua antologi puisi mereka, yaitu "Kepada Anakku" dan "Uterus".

[caption caption="Buku-buku yang diluncurkan"]

[/caption]Selama lebih dari dua jam, acara yang dibuka oleh Ons Untoro selaku pengelola Tembi Rumah Budaya dan diantar oleh co-host Umi Kulsum sebagai penjalin acara ini tidak hanya melibatkan pembacaan puisi oleh penulisnya sendiri, melainkan juga penampil-penampil lain dalam suasana nonformal dan guyub (kekeluargaan). Tak lupa terhidang aneka gorengan disertai pilihan minuman penghangat berupa teh panas atau Secang.

[caption caption="Ons Untoror dan Umi Kulsum "]

[/caption]Oya, partisipasi pembacaan puisi datang dari berbagai kalangan, termasuk kelompok anak-anak dari Rumah Kreatif "Bintang". Tercatat dua nama Kompasianer lain turut naik panggung untuk memeriahkan acara, yaitu Ken Shara Odza (berduet dengan Zee Ohm) dan Tamita Wibisono.

[caption caption="Ken Shara Odza dan Zee Ohm"]

[/caption]

[caption caption="Tamita Wibisono, Kompasianer dari Madiun"]

[/caption]Antologi Wajah Perempuan

Buku kumpulan puisi (antologi) “Wajah Perempuan” yang diluncurkan secara gayeng (meriah) ini diterbitkah oleh penerbit Cakrawala, Yogyakarta, memuat 117 puisi yang dikurasi (editor) oleh Ons Untoro. Dalam pengantarnya Ons menuturkan, "Para perempuan ini menulis puisi dengan tema yang beragam dan tidak hanya menceritakan dunia perempuan, tetapi mereka menulis beragam kisah, bahkan ada juga yang memiliki nuansa protes sosial."

Nama D-Nyota menghiasi urutan pertama daftar isi buku ini. Penyair kelahiran Semarang yang kemudian melalang buana ke Magelang, Yogyakarta, dan Kediri ini menghadirkan 19 karya. Tampak benar puisi-puisinya sangat kental didominasi oleh tema religius.

Gendis Pembayun yang kelahiran Jakarta, turut mengusung 19 karya. Apa yang tampak kental dalam jumlah puisinya ini? Ia banyak berbicara tentang sang "aku" dalam perspektifnya. Termasuk bersinggungan dengan sang "kamu".

Marul Prijastuti menghadirkan 20 karya. Ibu dua anak yang mengabdikan diri sebagai guru SD di Kulon Progo ini "berbicara" banyak hal dalam keseharian. Tengok misalnya judul-judul puisinya: "Salahnya Kodok", "SMS", "Tentang Asap", "Pengumuman", "Akik dan Kopi", serta "Move On".

[caption caption="Marul Prijastuti berduet dengan sang putri"]

[/caption]Selsa menyertakan 19 karya puisinya, yang banyak berbicara tentang sosok dan mata pandang "perempuan". Tidak heran bila penyair asal Temanggung ini mengusung figur ibu, Dewi Themis, perempuang panggung, perempuan embun, dan Srintil.

[caption caption="Selsa"]

[/caption]Umi Azzurasantika menggoreskan 21 puisi dalam beragam pandang. Perempuan yang aktif mengajar di SMK Negeri 3 Magelang ini cukup lantang dalam bersuara, misalnya bisa kita baca lewat puisi-puisinya berjudul "Reformasi", "Jeruji Besi", dan beberapa lainnya, bahkan berteriak keras melalui puisi "Hukum Mati".

[caption caption="Umi Azzurasantika"]

[/caption]Zee Ohm adalah penyair terakhir dengan 19 puisi dalam beragam pandang. Ada goresan khas, sebagaimana dituturkan dalam biodata dirinya, "Angin Mukala yang hampir selama empat tahun dia geluti membuat puisi-puisi[-nya] ... begitu kental dengan istilah-istilah bahasa Arab".

* * *

Demikian keenam perempuan penyair ini menampilkan "Wajah Perempuan" mereka. Seperti ditulis Ons Untoro bahwa mereka menulis "Wajah Perempuan" bukan karena mereka "menuliskan dunia perempuan" melalui puisi, melainkan karena mereka adalah penyair perempuan, yang menulis beragam tema, termasuk menulis sosok perempuan dengan bermacam identifikasinya.

Kehadiran antologi puisi ini patut disyukuri karena membuat puisi, sebagaimana ungkap Ons Untoro, “semakin dekat dalam kehidupan warga masyarakat”. Jadi, selamat buat keenam Kompasianer ini. Ditunggu susulan unjuk karya di panggung sastra/budaya dari Kompasianer lainnya.

[]

*Catatan: Kecuali foto pertama (seizin Tamita Wibisono), foto-foto lainnya dokumentasi pribadi penulis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun