Mohon tunggu...
Ang Tek Khun
Ang Tek Khun Mohon Tunggu... Freelancer - Content Strategist

Sedang memburu senja dan menikmati bahagia di sini dan di IG @angtekkhun1

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Mengibar Merek Indonesia di Sirkuit-sirkuit Dunia

8 November 2015   01:48 Diperbarui: 8 November 2015   02:13 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 [caption caption="Peserta Pit Walk antusias memotret tunggangan Xavier Simeon, pebalap Federal Oil Gresini (Foto: Federaloil.co.id)"][/caption]

Perhelatan pamungkas MotoGP 2015 di sirkuit Ricardo Tormo, Valencia, Spanyol, akan berlangsung 8 November 2015. Seri terakhir musim ini menjadi momen krusial untuk penentuan juara dunia, terutama kans bagi dua pebalap Movistar Yamaha, Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo.

Saat membincangkan nama-nama, terutama "The Fantastic Four" Valentino Rossi, Jorge Lorenzo, Dani Pedrosa, dan Marc Marquez, yang senantiasa menjadi buah bibir, tanpa disadari terselip pesan merek dari pihak sponsor yang terinternalisasi dengan baik dalam adrenalin para pendukung.

Atmosfir itu begitu kental dan atraktif bila kita hadir langsung dalam sirkuit, sebagaimana dirasakan oleh saya dan beberapa Kompasianer yang berkesempatan menikmati seri MotoGP Sepang 2015 secara live dalam rombongan #FederalOilGoesToSepang.

"Yuk ke Paddock kita"

Di antara jeda race Moto2 ke MotoGP di Sepang, saya terkesiap oleh semarak tepuk tangan penonton. Gemuruh sorak-sorai itu terutama kencang bertiup dari sisi timur tribun utama Sepang International Circuit (SIC). Dua pebalap tuan rumah yang terpindai mata menggunakan warna resmi sebuah perusahaan minyak milik negara pada motor dan "jersey" yang membalut tubuh, beriringan melintas dengan gaya dan bangga.

Tangan saya turut gatal untuk bertepuk riuh seperti itu, meluapkan semangat patriotisme yang membara, namun tak ada pebalap dengan warna yang merepresentasikan bendera merah-putih melintas. Ups! Saya tersadar bahwa Rio Haryanto dan Sean Gelael, untuk menyebut dua nama yang belakangan ini kerap menghiasi media massa, tidak berunjuk gigih di sini.

Maka, ucapan Bapak Ivan Ally, Head of Promotion PT Federal Karyatama sebelum ini cukup menyentak. "Yuk ke Paddock kita," ajaknya. "Kita"? Memangnya ada tim kita yang berpacu di sini? Memangnya ada pebalap kita yang beraksi di sini?

[caption caption="Perbincangan di depan markas "kita" (Foto: Dok. Pribadi)"]

[/caption]

Oya, sebelum Anda yang asing dengan istilah sirkuit bingung, buru-buru saya mengunduh penjelasan. Paddock adalah area tempat tim-tim pebalap bermarkas mulai dari para pemangku jabatan tim, pebalap, kru teknik, dan pendukung lainnya. Kawasan ini steril dari penonton umum. Hanya penonton yang "mengurus" kartu akses khusus yang diizinkan "berkeliaran" di sini untuk berjumpa dengan para pebalap dan timnya, serta tentu saja berkesempatan untuk berpose dengan paddock girl dan penyandang sponsor yang wira-wiri di area ini.

[caption caption="Paddock Girl (Foto: Dok. Pribadi)"]

[/caption]

Kami sangat beruntung karena telah dibekali kartu sakti ini sehingga bebas berlalu lalang bagai di rumah sendiri. Dan benar saja, Bapak Ivan Ally terbukti tidak sedang iseng membual. Beliau mengobrol sejenak lalu secara bergiliran dalam kelompok-kelompok lebih kecil, kami masuk ke markas "pebalap Indonesia" hingga menembus area Pit Lane (sebut saja “teras depan”). Bahkan pada menit-menit akhir, kami semua masuk sehingga cukup menarik perhatian peserta Pit Walk (orang-orang yang “mengurus” izin khusus level lebih tinggi untuk tour berkeliling dari jarak dekat).

[caption caption="Peserta Pit Walk antusias memotret-motret di depan markas "kita" (Foto: Dok. Federaloil.co.id)"]

[/caption]

[caption caption="Foto bersama di Pit Lane (Foto: Dok. Federaloil.co.id)"]

[/caption]

Markas Gresini itu dibuat menjadi "milik kita" oleh PT Federal Karyatama dengan produk yang mengusung merek (brand) Federal Oil (selanjutnya FO). Ternyata secara “diam-diam”, dukungan FO bagi pebalap yang memacu adrenalin di arena global Moto2 telah berlangsung selama empat tahun. Dan SIC adalah persinggahan paling dekat dari tanah air sehingga FO tak segan-segan mengajak feder, blogger, dan awak media untuk hadir. Artinya, brand FO telah berkibar selama empat musim balap di seluruh sirkuit dunia yang tercatat dalam agenda resmi federasi.

[caption caption="Xavier Simeon sedang berbincang usai latihan (Foto: Dok. Pribadi)"]

[/caption]

Di markas "milik kita" ini, rombongan dari Indonesia disambut dengan hangat oleh Carlo Merlini selaku Communication and Marketing Manager Gresini Racing. Bahkan di tengah kesibukannya, ia sempat melayani wawancara dari awak media.

[caption caption="Awak media sedang mewawancarai Carlo Merlini (Foto: Dok. Pribadi)"]

[/caption]

Mengibarkan Merek Lokal ke Level Global

Sebagaimana kita ketahui, merek bukanlah sekadar label. Di dalam merek yang kuat terkandung persepsi akan kualitas, kepercayaan akan produk, dan tentu saja kandungan nilai yang tinggi. Bahkan kerap kali nilai sebuah merek melejit tinggi melampaui produk. Dalam bahasa Ekuitas Merek (brand equity), merek dipandang sebagai aset yang mampu menambah atau sebaliknya mengurangi nilai dari sebuah produk atau jasa.

Merek-merek asing dengan mudah masuk ke Indonesia, karena mereka telah membangun merek melampaui ujian waktu dan bermain dalam skala global. Namun hal sebaliknya masih menjadi pergulatan yang tak ringan. Itu sebabnya menjelang konferensi Deklarasi Kebangkitan Merek Indonesia di pentas Bisnis Nasional dan Global pada Mei 2013, Yuswohady selaku Program Director Indonesia Brand Forum (IBF) melontarkan pertanyaan retoris menggugah, "Apakah tidak ada merek lokal yang membanggakan? Apakah tidak ada merek lokal yang bisa menjadi tuan rumah di negerinya sendiri dan mampu mengibarkan bendera merah putih di pasar global."

[caption caption="Xavier Simeon saat melangkah masuk (Foto: Dok. Pribadi)"]

[/caption]

Alih-alih terdiam, sudah saatnya mendorong merek-merek lokal untuk berani melangkah lebih jauh ke jenjang lebih luas. Kesadaran melambungkan merek ini selayaknya kian nyaring digedor mengingat komitmen Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) telah di ambang mata. Dengan potensi pasar di kawasan ASEAN di kisaran 40%, Indonesia bagai perempuan cantik yang memikat negara-negara ASEAN lainnya. Keunggulan pasar ini selayaknya menjadi peluang untuk memulai langkah pertama, bukan terlena dan mengundang tibanya kebuntungan.

Apa yang dilakukan FO ini selayaknya diapresiasi dan diacungkan jempol sebagai bagian dari strategi dan upaya untuk mengibarkan "merek Indonesia" level global. Untuk berkiprah di kancah sirkuit-sirkuit dunia, FO menjalin kerna sama dengan tim Gresini Racing yang dimotori oleh Fausto Gresini—mantan pebalap yang pernah menjuarai GP 125 pada 1985 dan 1987.

[caption caption="Segalanya dipersiapkan dengan cermat di markas "kita" (Foto: Dok. Pribadi)"]

[/caption]

Tim Gresini Racing tercatat pernah mengantarkan Daijiro Kato menjadi juara dunia GP 250 cc pada 2001 dan Toni Elias meraih juara dunia Moto2 pada 2010. Tim ini kini turun di tiga kelas: Moto3, Moto2, dan MotoGP. Bersama FO, Gresini menyasar arena Moto2. Musim 2015 ini merupakan kerja sama keempat kalinya dengan tiga pembalap berbeda. Pertama, Gino Rea (2012), disusul Doni Tata (2013), dan terakhir Xavier Simeon (2014-2015). Untuk musim 2016, pebalap asal Inggris, Sam Lowes, dipercaya untuk mengibarkan "merek Indonesia" ini.

[caption caption="Bapak Ivan Ally berfoto bersama Sam Lowes (Foto: Dok. Federaloil.co.id)"]

[/caption]

Berharap Lebih

Apa yang telah dilakukan oleh FO ini adalah salah satu contoh kecil yang dihadirkan untuk memicu dan mendorong berbagai pemegang merek lokal untuk menempuh jejak yang searah dan berbuat lebih banyak dalam mengukuhkan posisinya.

Ini sekaligus tantangan untuk menjawab apabila pertanyaan serupa muncul dalam ajang Indonesia Brand Forum (IBF) di kesempatan yang akan datang. Kesadaran dan respons untuk membangun merek dalam mata pandang global pada akhirnya tidak hanya memberi keuntungan produsen/korporat, melainkan bagian dari kekayaan ekonomi kreatif bangsa.

Bukankah demikian seharusnya kita berharap?

*) Penulis adalah bagian dari keluarga Komunitas Kompasianer Jogjakarta (KJogja) - http://on.fb.me/1WHR390

[]

Artikel Terkait MotoGP Sepang Trip 2015:

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun