Mohon tunggu...
Ang Tek Khun
Ang Tek Khun Mohon Tunggu... Freelancer - Content Strategist

Sedang memburu senja dan menikmati bahagia di sini dan di IG @angtekkhun1

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Yayat, Perempuan Penggila MotoGP Bicara Tentang Valentino Rossi dan Harapan pada Jokowi

2 November 2015   19:14 Diperbarui: 8 November 2015   01:57 2640
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cuma yaaaa Rossi kan manusia, bukan dewa, jadi kalo dia nggak bisa tahan emosi ya wajar. Kalo saya jadi Rossi, saya akan tendang Marc di 2 lap sebelumnya (sadis mbok ben). Buat saya 3 poin penalti itu terlalu lebay, dan seharusnya Marquez juga dapat penalti karena aksi dia di trek kemarin juga membahayakan rider lain, dalam hal ini Rossi. Dengan bebasnya Marquez, maka next race rider lain akan berbuat hal yang sama. Jika terjadi kayak gini, maka balapan MotoGP nggak ubahnya jadi balapan liar.

Kita obrolin topik yang agak serius, boleh kan? Saya melihat betapa banyak orang Indonesia yang hadir di Sepang. Mbak Yayat punya taksiran berapa orang?

Lebih dari 46% orang Indonesia. Rata-rata penonton yang hadir di sirkuit Sepang adalah 120.000 orang. Jadi kebayang ya berapa puluh ribu di antaranya adalah orang Indonesia.

Apa mereka sekategori "cinta mati" kayak Mbak?

Lebih dari 46% iya kategori cinta mati. Siap-siap bosen ya sama angka 46, hahaha. Yang cinta mati bukan fans Rossi saja, tapi fans Lorenzo dan Marquez. Meski jumlah mereka masih kalah sama fans Rossi.

[caption caption="Foto: Dok. Yayat. Digunakan dengan izin."]

[/caption]

Harapan pada Jokowi dan MotoGP Indonesisa

Melihat kondisi seperti ini, tampaknya Presiden Jokowi menaruh minat menghadirkan MotoGP di tanah air. Apakah memang potensial? Realistiskah? Mbak Yayat menyambut antusias?

Hmmmm serius deh jawabnya (hlaaa emang dari tadi nggak serius?).  Saya menyambut baik minat Pak Jokowi buat gelar MotoGP di sini, tapiiii saya nggak antusias menyambutnya. Kenapa? Indonesia masih jauuuuh siapnya untuk menggelar MotoGP. Sirkuit Sentul yang kita punya itu mesti direnovasi total agar sesuai standar FIM. Standar FIM untuk sebuah sirkuit menggelar MotoGP itu kudu Grade A lho. Sirkuit Sentul bahkan belum pernah menggelar balapan Superbike yang boleh main di sirkuit Grade B. Menpora sekarang ini katanya lagi cari dana buat merenovasi Sentul. Yaa.. kita tunggu aja. Cuman buat menggelar balapan internasional kayak MotoGP itu bukan cuma sirkuitnya yang kudu disiapin, tapi fasilitas pendukungnya juga, seperti hotel, transportasi, dll.

Ada kendala transportasi juga?

Katanya Menpora mau ajukan Indonesia buat gelar balapan MotoGP 2017. Duh, wong liat balapan A1 GP saja presiden kita kudu naik motor ke sirkuit gara-gara macet. Kalo kondisi jalan dan transportasi nggak dibenahi, bisa-bisa penggila MotoGP nyampe ke Sentul setelah ridernya pulang ke negaranya masing-masing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun