Mohon tunggu...
Ang Tek Khun
Ang Tek Khun Mohon Tunggu... Freelancer - Content Strategist

Sedang memburu senja dan menikmati bahagia di sini dan di IG @angtekkhun1

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Kompasianer Jadi Saksi Insiden Rossi Vs Marquez di Sepang

29 Oktober 2015   05:32 Diperbarui: 8 November 2015   01:53 2149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Usai semua persiapan awal itu, para Umbrella Girl pun kemudian menempati posisinya di masing-masing area tempat para pebalap akan menempatkan dirinya. Setelah itu, satu persatu pebalap hadir. Mereka dikelilingi oleh masing-masing pendukung ibarat kelompok-kelompom semut dalam koloninya.

[caption caption="Persiapan di Area Start"]

[/caption]

Wira-wiri Utara-Selatan dan Kejadian Itu

Kerumunan orang-orang kian padat dan gemuruh pun pecah saat detik pertama balapan dimulai. Raungan motor yang memekakkan telinga bagai adrenalin yang tumpah ruah merasuki penonton. Saat motor-motor itu sudah meleset, para penonton di lantai atas Media centre ini berlarian ke sisi Utara untuk memangkap momentum siapa yang memimpin terdepan. Seperti penonton film misbar (gerimis bubar), kami berbondong-bondong bagai anak kecil yang tak mengenal usia. Bahkan satu-dua orang yang menggendong pasangannya di bahu, turut berlari kecil tak hirau berapa berat beban pasangannya.

Begitu pada pebalap sudah melewati sisi Utara, kami semua berlarian ke sisi Selatan menanti motor-motor itu melesat hingga ke ekor mata. Demikian seterusnya berlangsung wira-wiri yang heroik sampai sebagian penonton mulai kecapekan dan kemudian memantengi layar TV.

[caption caption="Wira-wiri Dalam Upaya Menjadi Saksi Mata"]

[/caption]
[caption caption="Sisi Utara dari Sirkuit Sepang"]
[/caption]

Saya ikut merangsek dalam kerumuman orang-orang yang menatap tajam ke layar TV. Kamera melekat pada tempel-menempel antara Valentino Rossi dan Marc Marquez. Decak kagum, pekikan terkejut, hingga suara-suara dukungan didominasi oleh pendukung Rossi, seolah pebalap itu dapat mendengar langsung kata-kata motivasi yang mereka ucapkan. Suasana di depan layar tak ubahnya sorak penonton saat pemain sepakbola menggiring bola mendekati wilayah gawang.

Kemudian terpantaulah detik-detik insiden di lap ketujuh dari duapuluh. Mula-mula tampak Rossi mengacungkan tangan kirinya saat berhasil menyalip Marquez, kemudian drama panas itu berlangsung. Pada tikungan itu, Rossi menggiring Marquez ke sisi kiri. Terlihat gerakan kaki Rossi sebelum Marquez nyungsep dan keluar dari arena. Penonton tercekam, dan kemudian meledak pekik kegembiraan. Saya ikut terhenyak, terlebih saat menyaksikan "kesadisan" orang-orang di sekitar saya yang menyambut terjerembabnya Marquez dengan tawa senang. Gila, pikir saya, Rossi seolah sedang membalap di tanah kelahirannya.

"Accident?" tanya saya ke samping dan tak dijawab oleh seorang pun. "Radar" di kepala saya sudah terjulur dan menebak peristiwa ini bukan kelalaian Marquez yang mengakibatkan terjadinya "kecelakaan tunggal". Saat itu, tak seorang pun bisa menjawab apa yang sedang terjadi. Tampak pula orang-orang di sekitar saya tidak membutuhkan jawaban selain menyinarkan wajah gembira.

Lalu semua berlangsung tanpa ada kejutan lain. Sisa balapan seolah antiklimaks di mana The Doctor pun tak berhasil menyodok ke urutan di atasnya lagi. Saya membawa diri menuju tempat untuk duduk. Pada saat itulah saya menyadari bahwa telinga saya mulai merasakan beban suara deras, melebih raungan dua sesi sebelumnya, Moto3 dan Moto2. Sesi MotoGP ini, terasa mulai "menyakiti" kuping saya. Tanpa berpikir panjang, saya segera memasang penutup telinga yang sudah tersedia dalam paket tiket (beserta jas hujan).

[caption caption="Hal-hal Kecil Tapi Krusial"]

[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun