Ia terdiam. Lamaaa. Menghabiskan puluhan ribu detak jam sebelum meluncurkan kalimat yang paling kuduga.
“Di sana, di kotamu itu, ada seseorang yang sedang menunggumu?” Suara Kimi bergetar tanpa mampu ditahannya. Poninya melambai perlahan.
Apa yang harus kujawab? Terbayang sebentuk wajah Ajeng, perempuan tersabar yang pernah kukenal di Yogya sana. Yang melepasku pergi tanpa kesempatan pulang hingga akhir kuliah dengan janji setia yang diucapkannya dengan kalimat belepotan dan wajah bersemu merah dadu.
“Mau mengantarku pulang?” tanya Kimi sebelum aku tercenung lebih lama.
Aku mengangguk gagap.
“Odaiji ni nasatte kudasai,” ucapnya sambil menggigit bibir. []
- Untuk membaca karya peserta lain, silakan tengok akun Fiksiana Community
- Anda juga bisa bergabung di group FB Fiksiana Community
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H