Mohon tunggu...
Ang Tek Khun
Ang Tek Khun Mohon Tunggu... Freelancer - Content Strategist

Sedang memburu senja dan menikmati bahagia di sini dan di IG @angtekkhun1

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Hillary Clinton Menuju Presiden Perempuan AS yang Pertama

13 April 2015   04:21 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:11 608
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14288883081709648900
14288883081709648900

Seperti cara Obama dan kemeriahan pilpres Indonesia yang lalu, Hillary tampaknya tidak main-main dalam menggarap layanan media sosial sebagai ujung tombak pertarungannya. Mengutip Washington Post, VOA Indonesia memberitakan bahwa Hilarry telah merekrut seorang eksekutif Google untuk menjadi kepala teknologinya, mengawasi pembuatan website dan app untuk menjangkau para pemilih.

Stephanie Hannon dikenal sebagai direktur manajemen produk Google untuk inovasi madani dan dampak sosial. Hannon sebelumnya mengerjakan proyek Google Maps dan Gmail dan juga pernah bekerja di Facebook dan situs pengorganisasian acara Eventbrite.

14288883801499155505
14288883801499155505

Jika Anda mengamati website hillaryclinton.com, pasti Anda akan setuju bahwa pengarang buku "Hard Choices" serta "It Takes a Village" yang telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia ini tidak main-main dalam mengambil langkahnya. Ia telah mempersiapkan dengan lama dan matang jalan yang akan ditempuhnya ini.

Mendahului langkah resmi ini, Chelsea Clinton, sang putri dari Hillary sebenarnya telah membuat pernyataan yang memberi isyarat bahwa sudah waktunya Amerika memiliki perempuan presiden. Pernyataan ini diucapkan Chelsea saat ia tampil sebagai cover majalah Elle terbitan terbaru.

"Kita punya kemajuan dalam perlindungan hukum terhadap perempuan. Tapi tetap saja, di tempat kerja, perempuan tidak setara dengan laki-laki," ujar Chelsea yang kini menjabat sebagai co-chairperson Clinton Foundation.

Bagaimana kans Hillary kali ini? Tampaknya kesabarannya yang luar biasa dalam menanti datangnya momentum, akan terbayar lunas. Jika ini yang terjadi, maka ia akan mengukir sejarah menakjubkan menjadi perempuan presiden pertama Amerika Serikat. []

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun