Rasanya tidak adil apabila tidak ada hashtag #terimakasihBoediono dalam daftar Trending Topic yang mendunia.
Paragraf di atas saya tuliskan bukan karena saya fans Prof. Dr. H. Boediono, M.Ec., mantan Wakil Presiden ke-11 Republik Indonesia. Jelas pula saya bukan relawan atau tim sukses Pak Boed, meskipun saya terharu menonton wawancara beliau di KompasTV dengan Rosianna Silalahi beberapa waktu sebelum beliau menjadi "mantan". Karena Pak Boed bukanlah seorang politisi. Perawakannya mempertegas, dari dulu hingga sekarang, beliau adalah seorang guru.
Bahwa beliau orang pintar, saya tak pernah ragu. Sejumlah jabatan penting pernah dilakoni dosen UGM ini. Antara lain bisa dicatat: Gubernur Bank Indonesia, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Menteri Keuangan, Menteri Negara Perencanaan dan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas.
Bahwa beliau berhasil dalam pendidikan, saya juga tidak ragu. Bachelor of Economics (Hons.) diraihnya dari Universitas Western Australia. Lalu, Master of Economics diperolehnya dari Universitas Monash. Kemudian gelar S3 (Ph.D.) dari Wharton School, Universitas Pennsylvania.
Namun, saya terasa lebih "mengenal" beliau justru lewat sebuah kisah kecil berumur lama tentang Ibu Herawati, pendamping setia dan supir pribadi yang terbaik bagi Pak Boed. Kisah ini diceritakan secara pribadi kepada kami oleh seorang ibu yang alm. suaminya adalah mantan "orang" Bank Indonesia.
Pada masa itu, entahlah saat ini, PKK adalah kelompok ibu-ibu pejabat yang aktif berkegiatan dan trampil menunjukkan gengsi. Telinga, jari, leher, dan pergelangan tangan adalah galeri berjalan untuk memeragakan anting, cincin, kalung, dan gelang mewah dan mahal.
Lalu, apa yang terjadi saat Pak Boed menjabat Gubernur BI? Ibu Herawati otomatis menjadi orang nomor wahid di PKK. Dan, bagaimana penampilan Ibu Herawati? Ternyata tidak ada galeri berjalan pada dirinya. Perlahan dan dengan perasaan malu, ibu-ibu pejabat itu mulai melepas peraga mewah yang melekat pada tubuhnya dalam setiap acara yang melibatkan Ibu Gubernur ini.
Ini memang hanya sebuah kisah kecil dan sudah berumur lama, tapi bermakna amat dalam setidaknya bagi saya pribadi dalam mengingat sosok pasangan ini. Namun kisah ini selaras bila kita ingin menyoroti hidup keseharian Pak Boed. "Talk less, do more. Serve people with humble," demikian tweet @FslRsyd dengan hashtag #TerimakasihBoediono
"Work hard in silence, serve people with humble. It was a pleasure having you as a vp, god bless you @boediono," tweet @Anisalysfr juga dengan hashtag #TerimakasihBoediono. Bahkan, @oliviaherlinda menulis dengan tanpa ragu, "I would happily say #TerimakasihBoediono rather than to another one."
* * *
Dalam rapat paripurna dengan agenda pelantikan presiden terpilih, Ketua MPR Zulkifli Hasan memuji sejumlah kebijakan SBY selama memimpin Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir. SBY dinilai berhasil membawa sejumlah perubahan dan perbaikan bagi kesejahteraan publik. Pada bidang ekonomi, misalnya, Zulkifli menyebut SBY berhasil meningkatkan APBN. Dalam sepuluh tahun terakhir, pendapatan per kapita penduduk Indonesia naik menjadi 3,5 kali lipat.