Kedua, mengubah cara pandang dan mengelola partisipasi sosial. Dalam bahasa sederhana, dalam setiap pembelian, kita telah menyisipkan sumbangan sosial yang selayaknya dilakukan. Ingatlah, Don’t (just) recycle, think first. Hijau aksimu akan menghijaukan negeri. #jogjahijau menuju #IndonesiaHijau
Ketiga, wujudkan dengan strategi. Sebagai contoh praktis untuk mengakali soal budget ini, tips yang saya gunakan dalam transisi penggunakaan lampu LED ini kiranya mendatangkan manfaat:
1. Belilah di “musim” diskon. Setiap toko besar, bila kita cermati, selalu mengelola diskon secara berkala. Karena itu, sebaiknya Anda menetapkan toko langganan untuk diamati. Akan tiba saatnya mereka menggelar “musim’ diskon lampu LED, seperti yang baru saja saya nikmati.
2. Belilah secara bertahap. Mengganti seluruh lampu secara sekaligus, tentu akan memberatkan budget bulanan rumah tangga kita. Oleh karena itu, belilah secara bertahap. Mengganti satu lampu dalam rentang satu bulan atau lebih, jauh lebih baik karena kita sudah mengambil langkah nyata daripada mengulur-ulur waktu hanya karena melakukan pertimbangan tanpa akhir.
3. Mulailah dari bagian yang berdurasi menyala paling panjang. Dengan demikian, kita benar-benar mengoptimalkan budget dan manfaat. Dalam kasus ini, saya mulai membeli lampu LED untuk penerangan teras rumah, karena lampu di sini paling panjang durasi menyalanya di rumah saya.
Logis, sederhana, dan strategis, kan? Selamat merenungkan, kiranya cahaya 100W memancar keluar dari sharing ini dan menerangi hati kita untuk menjejakkan langkah aksi nyata. []
*Artikel ini didukung oleh Kompas (Klasika), SCP, SwitchAsia, Uni Eropa, dan Kementerian Lingkungan Hidup,
Rujukan:
Diode pancaran cahaya
Iklan LED Philips menyesatkan
LED vs. CFL: Which Bulb is Best?
Comparison Chart LED Lights vs. Incandescent Light Bulbs vs. CFLs
Tulisan: Prinsip Belanja
Philips Terangi Dua Ikon Budaya
Elektrifikasi Indonesia Baru 78%, Philips Kejar 20% Konsumsi LED
2020, Pemakaian LED di Indonesia Tembus 60%
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H