Kalah jadi abu, menang jadi arang. Dan di antara rentang keduanya, ada kisah Chris Kyle—sang penembak jitu (sniper) legendaris dari kesatuan Navy SEAL. Mula-mula, ia menuturkan kisah hidupnya lewat sebuah buku best seller, yang kemudian difilmkan oleh Clint Eastwood dengan judul yang sama: American Sniper.
Film ini bertutur tentang sosok Chris Kyle (Bradley Cooper), pemuda asal Texas yang dipicu oleh emosi patriotisme, kemudian menjadi seorang penembak jitu Navy SEAL. Segera setelah menikahi sang istri, Chris pun memulai misi perdananya ke Irak. Ladang perang itu pada akhirnya membawa perubahan pada diri Chris. Ia harus bersusah payah agar dapat kembali ke kehidupan normalnya bersama istri, anak-anak, dan lingkungan sosialnya.
Siapa Chris Kyle dan ke arah mana hidup akan merentangkan jalan baginya? Tidak sulit untuk ditebak bila kita menyimak cuplikan untaian ucapan Wayne Kyle, ayah Chris, berikut ini:
- Wayne Kyle: There are three types of people in this world: sheep, wolves, and sheepdogs,
- Wayne Kyle: Some people prefer to believe that evil doesn't exist in the world,
- Wayne Kyle: and if it ever darkened their doorstep, they wouldn't know how to protect themselves.
- Wayne Kyle: Those are the sheep.
- Wayne Kyle: Then you've got predators, who use violence to prey on the weak. They're the wolves.
- Wayne Kyle: And then there are those blessed with the gift of aggression, an overpowering need to protect the flock.
- Wayne Kyle: These men are the rare breed who live to confront the wolf.
- Wayne Kyle: They are the sheepdog.
Perang, selain memunculkan pecundang, juga melahirkan pahlawan. Namun, pahlawan seperti apa? Tampaknya definisi demi definisi sedang dan akan terus diperbarui. Rekam jejak para tentara salah satu negara yang "paling panjang" menjalani masa perang, Amerika Serikat, memberi raut wajah dalam ekspresi yang beragam namun berujung pada pertanyaan: Apakah ada perang yang melahirkan pahlawan sejati?
Kata Margaret Atwood, “War is what happens when language fails.” Atau, dengar ucapan Herbert Hoover, “Older men declare war. But it is youth that must fight and die.” John Steinbeck berkata lebih keras, “All war is a symptom of man's failure as a thinking animal.” Jadi, berangkat dari sini, perang adalah hasil dari kegagalan orang "dewasa" dalam menggunakan bahasa.
Apabila Anda meyakini dari ajang perang akan lahir pahlawan, itu benar adanya dalam diri Chris Kyle. Bahkan ia bukan sekadar pahlawan, melainkan menjadi figur legenda dari ladang Perang Irak. Namanya menjadi buah bibir dan tercatat dalam sejarah. Namun demikian, simaklah sisi lain dari itu:
- Navy Doctor: Would you be surprised if I told you that Navy has credited you with... over 160 kills?
- Chris Kyle: [Hums]
- Navy Doctor: Do you ever think that... you might have seen things or... done some things over there that you wish you hadn't?
- Chris Kyle: Oh, that's not me. No.
- Navy Doctor: What's not you?
- Chris Kyle: I was just protecting my guys, they were trying to kill... our soldiers and I... I'm willing to meet my Creator and answer for every shot that I took.
- Chris Kyle: The thing that... haunts me are all the guys that I couldn't save.
- Chris Kyle: Now I'm willing and able to... be there but I'm not, I'm here I quit.
- Navy Doctor: You can walk down any hall in this hospital. Looks like plenty soldiers need saving.
Chris boleh saja menjadi pahlawan di sana, namun sekaligus ada yang merenggut dirinya sehingga saat kembali ke masyarakat sipil, ia bersalin rupa menjadi "pecundang". Istrinya, Taya Renae Kyle, harus berkata tegas untuk memberinya keyakinan: If you think that this war isn't changing you you're wrong. You can only circle the flames so long.
* * *
"Perang" bukan hanya ada di Irak, melainkan dalam kehidupan sehari-hari. Kepahlawanan atau kekalahan sebagai pecundang, bukan hanya milik Chris Kyle. Oleh sebab itu, film ini layak ditonton dan menjadi buah perenungan kita semua. Ya, "kita semua", karena sesungguhnya ini bukanlah film perang. Ini film tentang perjuangan menjalani hidup, sebagaimana juga diajarkan oleh film lainnya dalam daftar nominasi Osar 2015 misalnya The Imitation Game dan Whiplash.
Jangan pula terpengaruh oleh pemberitaan tentang kekalahan telak film ini dalam ajang Oscar. Memang benar, dalam 6 nominasi (Best Picture, Best Actor, Best Adapted Screenplay, Best Sound Editing, Best Editing, Best Sound Mixing) film ini "hanya" merebut satu Oscar untuk kategori yang "kurang" bergengsi, yaitu Best Sound Editing.
Dan juga, hanya sekadar untuk diketahui tanpa perlu memikirkannya terlampau dalam, bahwa ada kisah kecil tentang "kegagalan" film American Sniper dalam ajang Oscar. Konon, itu gara-gara penggunaan boneka plastik sebagai pengganti pemeran bayi. Ini diucapkan oleh aktor dan produser Dave Karger dalam sebuah diskusi yang digelar majalah Vanity Fair. Katanya setengah bercanda, "Alasan kenapa American Sniper tidak akan menang karena memakai bayi plastik."
Jason Hall, penulis skrip film ini memang pernah menulis soal bayi palsu itu di akun Twitter-nya pada Desember lalu. Ia mengungkapkan bahwa bayi asli pertama sedang demam, sementara bayi asli kedua tidak bisa hadir saat shooting. Sebagai solusi, digunakanlah boneka bayi agar syuting. Tweet Hall ini kemudian menghilang.
Nah, cerita kecil ini bisa menjadi gimmick menarik buat Anda yang hendak menonton film ini. Jadi, jangan urungkan niat Anda duduk di depan film ini. Faktanya, sejak dirilis pada 25 Desember, film ini sukses meraup laba US$ 428.1 juta atau setara 500 miliar Rupiah.
* * *
- Taya Renae Kyle: Hello?
- Chris Kyle: Baby?
- Taya Renae Kyle: Baby I can't hear you!
- Chris Kyle: I'm ready. I'm ready to come home. I'm ready to come home baby!
Dan Chris pun benar-benar "pulang".
Selamat menonton,
@angtekkhun
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H