Mengingat  bahwa kita masih banyak mengimpor untuk industri energi surya ini, sehingga akan membutuhkan modal yang besar. Hal ini dikarenakan keterbatasan finansial dan sumber daya manusia. Sehingga bisa dikatakan bahwa industri sel surya di dalam negeri masih belum begitu berkembang.
Data kasar dari ESDM terdapat sekitar 17 miliar ton bahan baku silika dan tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia. Contohnya batuan kuarsit yang ada di Lampung memiliki kualitas yang sangat bagus, dalam bentuk pasir dapat ditemukan di Tuban dengan kualitas sangat baik.
Penggunaan di Sumatera Utara saat ini hanya diambil untuk keperluan keramik dan dijual untuk berbagai keperluan. Indonesia memiliki potensi bahan baku mineral silika yang luar biasa, tetapi harus dilihat juga apakah memenuhi syarat untuk dibuat silikon untuk keperluan sel surya.
Kualitas dapat dilihat dari unsur kimianya, yang relatif mengandung logam-logam berat sangat kecil. Komposisi kimia silika yang dapat digunakan untuk keperluan solar sel mengacu pada strandar yang digunakan di dunia.
Dari data-data, mineral silika di Indonesia sudah memenuhi syarat untuk diproses lebih lanjut. Solar grade silikon tidak memerlukan silikon dengan kemurnian sangat tinggi seperti yang digunakan dalam electronic device sehingga tidak perlu menggunakan teknologi yang sulit/terlalu murni karena harganya yang mahal.
Untuk membuat 1 Mw solar sel diperlukan hampir 50 ton pasir silika. Pasir kuarsa nilainya sangat tinggi, 1 kg di lapangan setelah dibersihkan/diayak harganya Rp 100. Satu truk/40 ton harganya sekitar Rp 200.000 dan bisa digunakan untuk membangun solar sel sebesar 1 Mw.Â
Dengan bahan baku kita yang sangat bagus, seharusnya mampu mendorong adanya industri solar sel di Indonesia.
Sementara itu menilik dari keadaan yang ada sekarang ini adalah pemerintah mengimpor panel surya jadi dari luar negeri sedangkan sebagaimana kita tahu bahwa harga panel surya di pasaran dunia utamanya Eropa masih sangat mahal.
Namun sebenarnya di dalam negeri, kita memiliki bahan baku panel surya yakni silikon yang banyak terdapat pada pasir silika (kuarsa).
Banyak ditemui pasir silika di sepanjang pantai Indonesia, bahkan di Pulau Jawa. Sehingga jika kita bisa memanfaatkan secara benar, seharusnya untuk pemenuhan bahan baku panel surya kita sudah tidak diragukan lagi.
Meninjau lebih awal lagi dari pangkal permasalahan adalah dari faktor produksinya. Diketemukan bahwa 65% penyumbang modal besar produksi panel surya adalah pada pembuatan silikon. Industri di dalam negeri sebenarnya sudah bisa membuat silikon hingga tahap membuat wafer silikon.