Mohon tunggu...
khumaediimam
khumaediimam Mohon Tunggu... Wiraswasta - Teruslah menebar kebaikan, karena kebaikan yang mana yang diridhai, tiada kita tahu

Menulis Atau Mati.....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Raja Impian

29 Januari 2021   23:20 Diperbarui: 29 Januari 2021   23:24 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tak ada lagi pengikutnya, tak ada lagi yang menghamba, tak ada lagi barisan yang memujanya, semua terbongkar, perangai akal busuknya.

Tak ada lagi jamaah, tak ada lagi orang berduyun-duyun kepadanya, semua menghilang seiring terungkapnya kebenaran.

Sandiwara penuh intrik telah berakhir, kisah kerajaan impian telah runtuh. Semua mata terbuka lebar, menyaksikan sandiwara penuh imajinasi.

Sang raja hanya seorang hamba, bermimpi duduk di singgasana istana, tanpa ragu mengukir mimpi, menjanjikan pangkat pada kaum yang bingung.

Semua telah sirna, bukan pangkat dan derajat yang didapat, tapi malu dan sesat kini yang melekat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun