Ada aroma busuk yang tercium dibalik indah perangaimu, ada gelagat kemungkaran yang mulai terendus di balik style religimu.Â
Hmm, sejuta cara kau tempuh, beragam tipu muslihat kau rengkuh, mengelabuhi mata-matu koyor yang rabun nan rapuh.Â
Satu persatu masuk dalam tipu muslihatmu. Percaya dan mau menuruti kata-katamu. Perintahmu bak sabda. Dijunjung dan dilaksanakan dengan segera. Mengalahkan pesan moral yang dibisikkan keluarga dan tetangga.
Uh, hebatnya kelabuhmu. Sampai tak terpikir sama sekali olehku. Sungguh itu bukan peringaimu. Tapi, semua itu adalah perangai syetan yang telah merasukimu.Â
O, kawan hentikan tipu muslihatmu, sudahi saja tipu dayamu, kembali lah ke perangaimu dulu, karena aku rindu pada sosokmu yang menyejukkan dan membanggakan ku, duluÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H