Satu tradisi bahkan merupakan suatu anjuran dalam syariat Islam pasca dilangsungkannya Ijab Qabul pernikahan yakni mengadakan Walimatul Ursy, atau Walimatunnikah.Â
Walimatul Ursy yakni menggelar tasyakuran dengan mengundang saudara, keluarga kerabat dan tetangga dengan tujuan mohon doa restu, khususnya untuk kedua mempelai agar menjadi keluarga sakinah mawadah wa rahmah.
Di beberapa tempat, ketika seorang tuan hajat menggelar acara Walimatul Ursy bisa mengundang tamu undangan sampai ratusan orang. Tentu hal ini bisa dikategorikan mengundang massa untuk berkerumun. Kontak fisik antar tamu bisa saja terjadi bahkan tak ada jarak mengingat terkadang kondisi rumah tuan hajat yang kurang memadahi.Â
Ditengah pandemi seperti sekarang ini, menggelar acara demikian tentu menjadi sesuatu yang serba dilematis. Satu sisi merupakan sunah rosul, memohon kebaikan dengan doa bersama dari para tamu undangan, satu sisi di hari-hari (pandemi) ini, kita dilarang berkerumun, harus jaga jarak satu sama lain serta memperhatikan protokol kesehatan.Â
Realitanya, menerapkan protokol kesehatan dalam sebuah acara pernikahan, baik dalam sebuah resepsi, maupun Walimatul Ursy bukanlah hal yang mudah.Â
Meski sudah berkali kali digembar-gemborkan, serta dipersiapkan beberapa piranti kesehatan seperti cuci tangan pakai sabun dan air yang mengalir, handsanitizer, pun nyatanya masih banyak tamu yang kurang memerhatikannya bahkan acuh.Â
Oleh karena itu, alangkah bijaknya Shohibul hajat dalam menggelar Walimatul Ursy juga memperhatikan tata aturan anjuran pemerintah di tengah pandemi dengan tidak mengurangi nilai kesakralan dan spiritualnya, yaitu sebagai berikut:
1. Shohibul bait tidak harus mengundang tamu all alout, tetapi bisa dari unsur keluarga dan tetangga dekat saja. Bisa separuh bahkan cukup seperempat dari tamu undangan walimah pada hari-hari biasa . Soal makanan atau berkat Walimatul Ursy selebihnya bisa diantar-antarkan oleh petugas, demi mengurangi kerumunan. Pastilah hal ini dimaklumi bersama.
2. Sebisa mungkin tuan hajat mengemas acara secara singkat, padat namun tetap syarat makna. Umumnya, sebelum pandemi Corona, saat Walimatul Ursy juga diisi dengan ceramah agama, seputar hikmah pernikahan yang cukup memakan banyak waktu. Hal ini bisa dipersingkat dengan sekedar Kultum (kuliah tujuh menit) atau Kulsup (Kuliah sepuluh menit) saja. Toh, inti acara walimah adalah mendoakan yang terbaik untuk kedua mempelai.
3. Tuan hajat komitmen mematuhi dan menjalankan protokol kesehatan dengan cuci tangan pakai sabun, menyediakan pengukur suhu badan, menyediakan handsanitizer, memakai masker, jaga jarak, serta tidak melakukan kontak langsung seperti bersalaman.
4. Sebagai pengingat yang bermanfaat, sovenir pernikahan bisa berupa masker atau acessories lain yang berhubungan dengan pencegahan Corona, bisa dalam bentuk miniatur yang sederhana tetapi menarik. Minumannya bisa jadi dengan rempag-rempah atau empon-empon yang bisa meningkatkan daya imunitas tubuh kita.
5. Tuan hajat bisa juga tetap mengingatkan kepada semua yang hadir bahwa kita masih dalam pandemi, dengan menempelkan spanduk atau banner pencegahan covid-19. Karena ditengah pesta pernikahan, biasanya kita terlena.Â
Imam Chumedi, KBC-28
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H