Sapaan dengan kata Hai saja, sudah membuat hati seseorang itu merasa senang. Ia masih dianggap (jawa: di uwongke), masih mengenal, tak melupakannya, meski dalam kondisi yang kurang memungkinkan.
Kita juga bisa membunyikan klakson sebagai bentuk sapaan darurat. Misal saat bersepeda, gowes, atau berkendaraan motor. Apalagi ketika kita berada di dalam mobil. Sejenak kita bisa membuka kaca mobil dan melambaikan tangan atau membunyikan klakson.
Hal ini sekarang menjadi kelaziman yang 'dimaklumi'. Sebaliknya justru ketika tidak dilakukan, akan menjadi masalah besar. Kita bisa dianggap orang yang sombong lah, angkuh, sok dan steorotyp negatif lainnnya.
Maka bertegur sapalah, apa sih beratnya?
Imam Chumedi, KBC-28