Berawal dari pasangan suami-istri akhirnya melahirkan anak, dan menurunkan seorang cucu dan berkembang biak menjadi suatu keturunan yang besar dan banyak.Â
Keturunan ini sering disebut keturunan sedarah atau sepersusuan. Namun, walau masih satu keturunan, sedarah, ternyata melahirkan beragam jenis, rupa serta karakter yang berbeda-beda. Maka tak heran, jika kita dapati sebuah keluarga yang berbeda-beda fisik maupun sifatnya antara yang satu dengan lainnya.
Keturunan sedarah yang dibarengi dengan kebaikan di dalamnya, seperti kebaikan secara perangai, kebaikan dari sisi kesejahteraan keluarga, sosial dan agama, menjadi nilai plus tersendiri sebuah keluarga besar.Â
Maka sering kita mendengar ada sebuah keluarga besar yang terkenal karena ketajirannya, atau keluarga besar yang terkenal karena keilmuan agamanya.
Tetapi sesungguhnya ada hal yang lebih penting dan bermanfaat bagi internal sebuah keluarga besar, dari pada hanya membuat citra nama baik keluarganya, yaitu saling mengenal dan rukun satu sama lainnya.Â
Hal ini sangatlah penting dan mendasar. Karena realitanya, banyak keturunan keluarga besar, keluarga ternama, tetapi ternyata antar keluarga satu sama lain kurang akrab, bahkan kurang mengenal.
Pada garis anak sampai cucu mungkin  masih terjaga dengan baik, namun ketika melebar pada keluarga dari pihak menantu, kadang sudah mulai pudar. Apalagi ketika keluarga sudah mulai banyak.Â
Untuk mengingat keponakan dan cucu saja orang tua kadang sering lupa, apalagi untuk mengingat pasangan dari keponakan, pasangan-pasangan suami istri cucu dan keturunannya.
Kondisi ini diperparah dengan munculnya konflik di internal keluarga. Tak sedikit keluarga besar yang akhirnya pecah, stop komunikasi, seolah memutus tali persaudaraan, ditambah lagi dengan letak domisili antar keluarga yang semakin terpisah, berjauhan.Â
Ajang silaturahim menjadi sesuatu yang asing. Hanya sekali, saat lebaran. Itu pun terkadang masih ada keluarga yang tak bisa menyempatkan diri berkunjung, bersilaturahmi. Sibuk, repot, mungkin itu bagian dari alasan klasik.
![Makan bersama keluarga. Dokpri](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/09/07/fb-img-1599482859648-5f5631e05218a014ab34c973.jpg?t=o&v=770)
Karena jaraknya yang jauh, jarang bertemu dengan saudara ayah atau saudara ibunya terjadilah kekeliruan ketika memanggilnya. Mana yang harus dipanggil 'Pak de' dan Bu de' dan mana yang harus dipanggil 'Um' dan 'Tante'.Â
Hal ini juga berlanjut pada pemanggilan anak-anak dari saudara Ibu dan Ayahnya. Mana yang seharusnya dipanggil kakak, mana yang seharusnya dipanggil adik, meski secara fisik terlihat lebih besar dan umur lebih tua darinya.
Oleh karena itu untuk meminimalisasi kekeliruan tersebut, serta guna lebih mengenalkan dan mengakrabkan antar keluarga, sangat diperlukan pengenalan sejak dini keluarga besar kita, terutama pada anak-anak kita.Â
Mulai dari garis keturunan ke atas, siapa orang tuanya, saudara-saudara orang tuanya, kakek-neneknya, dan seterusnya. Begitu juga garis keturunan ke bawah, anak, cucu dan seterusnya.
Salah satu bentuk konkret mengenalkan silsilah keluarga yakni, minimal pada saat sulaturahmi tahunan saat lebaran. Umumnya keluarga besar mengadakan satu acara, seperti Halal bi Halal keluarga.Â
Pada moment itulah, sangat perlu untuk dibacakan silsilah keluarga besar sebuah keturunan. Kehadiran pada silaturahim tahunan itu bisa menjadi tolok ukur 'mengukur. kesolidan', serta 'mengukur kekuatan' sebuah keluarga besar.
![Acara haul keluarga besar. Dokpri.](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/09/07/fb-img-1599483220017-5f5631825218a07eca48aa43.jpg?t=o&v=770)
Upaya lain yang dilakukan guna lebih mengenalkan keluarga adalah dengan pertemuan keluarga, seperti Arisan keluarga besar atau pada acara khaul keluarga.Â
Acara ini sangat bagus dan efektif untuk lebih mengenalkan keluarga serta memupuk kebersamaan suatu keluarga besar. Penambahan anggota keluarga dapat terpantau dan dikenal satu sama lainnya.
Kini di era medsos, banyak juga terdapat group-group WhatsApp keluarga besar. Informasi tentang keluarga lebih mudah dan cepat diakses. Kondisi terkini antar keluarga di mana saja, bisa terpantau.
Informasi silsilah keluarga besar bisa setiap saat diuraikan di group tersebut. Nasehat atau wejangan dari para sesepuh bisa diberikan dan diterima bersama, demi tetap existnya sebuah keluarga besar.
Imam Chumedi, KBC-28
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI