Mohon tunggu...
khumaediimam
khumaediimam Mohon Tunggu... Wiraswasta - Teruslah menebar kebaikan, karena kebaikan yang mana yang diridhai, tiada kita tahu

Menulis Atau Mati.....

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pengantin Baru, Menyapu dan Membuat Kubangan Sampah

5 September 2020   18:51 Diperbarui: 5 September 2020   18:47 512
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menjadi pengantin baru adalah moment sakral dan terindah yang dialami seseorang. Bak sang Raja dan permaisuri yang tengah bersanding di pelaminan. Semua tersedia, semua tersanding untuk pengantin yang tengah berbahagia. Tak terkecuali, pasca resepsi. 

Kedua mempelai yang telah sah menyandang predikat suami dan istri, seolah tengah mendapatkan tempat dan waktu yang istimewa. Sampai-sampai, pengantin baru zaman dulu, tak boleh keluar rumah untuk beberapa hari terlebih dahulu.

Namun di daerah saya, Brebes, ada satu steorotyp atau kebiasaan yang ditujukan pada pengantin baru, khususnya untuk sang pengantin baru pria. 

Menjalani hari-hari pertama pasca sah menjadi pengantin baru, sang pria biasanya ketika pagi dan sore hari harus rajin menyapu, terutama halaman rumah. Entah hal ini sudah menjadi kebiasaan atau adat, hampir tiap pengantin baru, rata-rata saya dapati seperti itu.

Bahkan dahulu, di zaman orang tua saya, saat masih banyak pekarangan atau tanah kosong yang tersedia disamping, di belakang rumah, sang pengantin baru, biasanya diminta untuk membuat kubangan untuk membuang sampah (baca: blumbang). Dengan pacul, sang menantu baru pun berusaha sekuat tenaga mewujudkan kubangan sampah.

Kebiasaan menyapu bagi pengantin baru sudah sangat melekat di masyarakat lingkungan saya, sampai-sampai suatu saat, ketika dengan rajinnya saya menyapu halaman rumah, tiap hari, tiba-tiba ada guyon atau semacam 'cletukan' dari tetangga yang sedang lewat. "Wah, nyapu terus, kayak pengantin baru saja?"

Padahal kegiatan menyapu itu adalah suatu kegiatan yang baik dan memang harus dilakukan setiap saat, setiap hari. Apalagi ketika terlihat rumah kita kotor atau terdapat sampah. Tak memandang itu dilakukan pengantin baru, atau pun pengantin lama yang sudah berumah tangga. Menyapu, yakni membersihkan kotoran dengan alat berupa sapu. 

Adakalanya sapu lidi untuk menyapu halaman rumah, ada pula sapu dari serat kulit kelapa atau serat pohon lainnya guna menyapu lantai dalam rumah.

Jika kita telaah steorotyp menyapu dan membuat kubangan sampah bagi pengantin baru, ada baik dan menariknya. Betapa kegiatan itu sarat makna. Orang tua kita dahulu, begitu arif. Untuk memberikan suatu nasehat perihal semangat kerja, etos kerja kepada pengantin baru, langsung dengan bentuk kegiatan yang nyata, seperti menyapu dan membuat kubangan sampah. Pengantin baru yang sedang memadu asmara, hendaknya tak terlena dengan indahnya dunia.

Dengan menyapu menyiratkan bahwa seorang pengantin baru harus segera menyiapkan diri membuka lembaran kehidupan baru penuh semangat, penuh kebersihan dan keindahan. Dalam menyapu juga harus fokus, semua bagian dipastikan tersapu bersih tak ada yang tertinggal. Dalam menyapu harus teliti dan tidak usah tergesa-gesa untuk segera selesai. 

Hasil ahir akan menjadi nilai tersendiri bagi orang yang menyapu. Karena, meski sama- sama menyapunya, tetapi sering kita jumpai beda hasilnya. Dari tingkat kebersihannya, bisa juga dari pemerataan tiap tempat, tiap sudut yang disapunya.

Apalagi dalam aktifitas membuat kubangan sampah. Seseorang harus mengeluarkan tenaga dan kekuataannya agar mampu membuat kubangan dengan baik dan cepat. 

Alat yang digunakan pun tradisional, yakni cangkuk (jawa: pacul). Bagi yang tak terbiasa menyangkul, tentu merupakan pekerjaan sulit nan berat. 

Pengantin baru diharapkan mampu bekerja keras mengumpulkan harta, bekal untuk kehidupan mendatang, apalagi bagi seorang lelaki yang harus menafkahi istri, anak dan keluarga.

Imam Chumedi, KBC-28

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun