Oleh karenanya, tak ada salahnya kita galang kembali solidaritas warga, seperti awal sedia kala. Mari berusaha semaksimal mungkin bahu-membahu cegah Corona. Tanamkan mindset bahwa Corona bukanlah aib harus kita sosialisasikan bersama.Â
Pasien covid-19 hakekatnya bukanlah pembawa, tetapi mereka juga tak sadar, tak berdaya yang akhirnya terpapar Corona. Jenazah Corona pun tak ada kaitannya dengan amal kebaikan seseorang. Jenazah Corona tak ada kaitannya dengan surga-nerakanya seseorang.
Jika ada yang mengingatkan protokol kesehatan kepada kita, itu tandanya bentuk kasih sayang, peduli sesama manusia, tak seharusnya kita antipati. Cara mengingatkan, menasehati pentingnya pencegahan corona juga tak harus dengan intimidasi, pemaksaan bahkan kekerasan. Mengajak lebih baik dari pada harus membentak, merangkul lebih baik dari pada harus memukul.
Kepedulian bisa kita tanamkan sedini mungkin dari pribadi kita, keluarga kita dan tetangga kita. Keterbukaan antar sesama menjadi daya dukung sebagai upaya pencegahan penyebaran virus Corona. Tak ada dusta di antara kita, dalam hal Corona. Pulang-pergi dari zona merah atau hitam, harus menjadi perhatian bersama. Adanya gejala yang mengarah pada covid, tak harus dicela, tetapi segera diperiksakan ke Puskemas, Rumah sakit atau dokter terdekat.
Imam Chumedi, KBC-28
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H