Mohon tunggu...
Khukma Durotul
Khukma Durotul Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pendiam

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tujuan Pendidikan islam dalam Membangun Karakter Siswa di Era Digital

12 November 2022   17:29 Diperbarui: 12 November 2022   18:01 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM

MEMBANGUN KARAKTER SISWA DI ERA DIGITAL

Oleh:

Lala firdiyani (2121022)

PAI A

Fakultas Karbiyah dan Keguruan INISNU temanggung

Pendidikan Islam mempunyai peranan yang sangat penting dalam meningkatkan sumber daya manusia (SDM), Dimana dalam ajaran Islam menempatkan manusia sebagai kesatuan yang utuh antara sisi dunia maupun akhirat. Manusia telah diamanahi sebagai khalifah oleh Allah SWT di muka bumi dengan tugas menjalankan kewajiban dan menjauhi larangannya manusia itu sendiri. 

Dalam melaksanakan tugasnya dengan kewenangan untuk inisiatif dalam mengubah kehidupannya menjadi lebih baik . Al-qur'an menegaskan tentang sifat mulia serta kedudukan ilmu pengetahuan secara nyata. Sehingga manusia mampu mengaktualisasikan perwujudan potensi dalam dirinya.

Keberadaan Pendidikan islam harus mampu mengantisipasi perkembangan di era informasi dan globalisasi antara lain dengan jalan meningkatkan SDM ,dalam arti diperlukan pengembangan karakter seutuhnya terutama dalam pengembangan moral yang baik,pemikiran yang kritis dan analitis dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Pendidikan di era digital saat ini berkembang sangat pesat, kemajuan teknologi saat ini tidak hanya dinikmati orang dewasa saja melainkan anak-anak umuran sekolah juga sudah sangat antusias dalam menikmati perkembangan teknologi di era digital sekarang ini. Bahkan saat ini banyak anak-anak yang kecanduan gadget sehingga anak-anak kurang bersosialisasi dengan lingkungannya dikarenakan sibuk dengan gadgetnya masing-masing. Dengan keadaan seperti ini tentu ada dampak positif dan negatif yang ditimbulkan.

A.Tujuan Pendidikan Islam

Pakar-pakar pendidikan Islam, seperti Al-Abrasy mengelompokkan tujuan umum pendidikan Islam menjadi lima bagian, yaitu:

1.Membentuk akhlak yang mulia. Tujuan ini telah disepakati oleh orang-orang Islam bahwa inti dari pendidikan Islam adalah mencapai akhlak yang mulia, sebagaimana misi kerasulan Muhammad SAW.

2.Mempersiapkan peserta didik untuk kehidupan dunia dan akhirat.

3.Mempersiapkan peserta didik dalam dunia usaha (mencari rizki) yang professional.

4.Menumbuhkan semangat ilmiah kepada peserta didik untuk selalu belajar dan mengkaji ilmu.

5.Mempersiapkan peserta didik yang profesional dalam bidang teknik dan pertukangan. (al-Abrasy, 1969)

Al-Jammali, merumuskan tujuan umum pendidikan Islam dari Al-Qur`an kedalam empat bagian, yaitu:

1.Mengenalkan peserta didik posisinya diantara makhluk ciptaan Tuhan serta tanggungjawabnya dalam hidup ini.

2.Mengenalkan kepada peserta didik sebagai makhluk sosial serta tanggungjawabnya terhadap masyarakat dalam kondisi dan sistem yang berlaku.

3.Mengenalkan kepada peserta didik tentang alam semesta dan segala isinya. Memberikan pemahaman akan penciptaanya serta bagaimana cara mengolah dan memanfaatkan alam tersebut.

4.Mengenalkan kepada peserta didik tentang keberadaan alam maya (ghaib). (Al-jammali,1967)

B.Cara Membangun Karakter Siswa Di Era Digital

1.Memberi arahan

Memberi arahan bukan hanya tuhas guru di sekolah melainkan orang tua juga sangat berperan bagaimana mengarahkan supaya putra putrinya memiliki karakter yang baik misalnya memberi arahan bahwa sampah itu harus dibuang pada tempatnya tidak boleh sembarangan.

2.Memberi contoh

Mencontohkan atau memperaktekannya supaya anak bisa melihat bahwa yang dilakukannya itu adalah salah satu contoh karakter yang baik.

3.Pembiasaan

Setelah mengarahkan dan mencontohkan tugas selanjutnya pembiasaan supaya perilaku tersebut menjadi salah satu karakter yang melekat pada kepribadian siswa.

Selama ini pendidikan Islam selalu dipandang sebelah mata dan selalu terpojokan dikalangan sebagian masyarakat. Hal ini dibuktikan ketika ada kenakalan yang dilakukan oleh siswa-siwa, sebagian kalangan masyarakat menyalahkan pendidikan Islam karena dianggap tidak berberhasil dalam menjalankannya atau dianggap kurang maksimal dalam pengajarannya, maka dari itu menyikapi hal di atas pemerintah terus melakukan pembenahan-pembenahan yang bertujuan untuk dapat memaksimalkan tujuan dari pendidikan Islam dan sistem pendidikan Islam supaya tidak dipandang sebelah mata oleh semua pihak.

Para ahli pendidikan Islam telah sepakat bahwa maksud dari pendidikan dan pengajaran bukanlah memenuhi otak anak didik dengan segala macam ilmu yang belum mereka ketahui, melainkan maksudnya ialah mendidik akhlak dan jiwa mereka, menanamkan rasa Fadhilah (keutamaan), membiasakan mereka dengan kesopanan yang tinggi, mempersiapkan mereka untuk suatu kehidupan yang suci seluruhnya, ikhlas, dan jujur. 

Dengan demikian maka, jujuan pokok dan terutama dalam pendidikan Islam yaitu mendidik budi pekerti dan pendidikan jiwa. Semua mata pelajaran haruslah mengandung pelajran-pelajaran akhlak, setiap guru haruslah memikirkan akhlak keagamaan sebelum yang lain-lainnya karena akhlak keagamaan adalah akhlak tertinggi, sedangkan akhlak yang muliah adalah tiang dari pendidikan Islam.

Akhlak merupakan ajaran tentang perilaku dan sopan santun atau dengan kata lain akhlak dapat disebut sebagai aspek ajaran Islam yang mengatur perilaku manusia. Akhlak merupakan bagian yang sangat penting dalam ajaran Islam, karena perilaku manusia merupakan objek yang utama ajaran Islam. 

Bahkan maksud diturunkannya agama adalah untuk membimbing akhlak atau karakter manusia agar sesuai dengan fitrahnya. Agama menyuruh manusia agar meninggalkan kebiasaan buruk dan menggantikannya dengan sikap dan perilaku yang baik. Agama menuntun manusia agar memelihara dan mengembangkan kecenderungan mental yang bersih dan jiwa yang suci. Karena itu Rasulullah bersabda: "tidaklah aku diutus untuk menyempurnakan akhlak dan perilaku manusia"

Memang tidak dapat diingkari bahwa sudah sangat mendesak pendidikan karakter diterapkan di dalam lembaga pendidikan kita. Alasan-alasan kemerosotan moral, dekadensi kemanusiaan yang terjadi tidak hanya dalam diri generasi muda kita, namun telah menjadi ciri khas abad kita, seharusnya membuat kita perlu mempertimbangkan kembali bahagaimana lembaga pendidikan mampu menyumbangkan perannya bagi perbaikan kultur dengan menempatkan pendidikan karakter dalam kerangka dinamika dan dialektika proses pembentukan individu.

Para insan pendidik, seperti, guru, orang tua, staf sekolah, masyarakat, dan lain-lain, diharapkan semakin dapat menyadari pentingnya pendidikan karakter sebagai sarana pembentukan perilaku, pengayaan nilai individu dengan cara menyediakan ruang bagi figur keteladanan bagi anak didik dan menciptakan sebuah lingkungan yang kondusif bagi proses pertumbuhan berupa, kenyamanan, keamanan yang membantu suasana pengembangan diri satu sma lain dalam keseluruhan dimensinya (teknik, intelektual, fisikologi, moral, sosial, estetis dan religius). Pendidikan karakter lebih mengutamakan pertumbuhan moral individu yang ada dalam lembaga pendidikan. Untuk ini, dua paradigma pendidikan karakter merupakan satu keutuhan yang tidak dapat dipisahkan. 

Penanaman nilai dalam diri siswa, dan pembaruan tata kehidupan bersama yang lebih menghargai kebebasan individu merupakan dua wajah pendidikan karakter dalam lembaga pendidikan. Dua hal ini, jika kita integrasiskan akan menjadikan pendidikan karakter sebagai pedagogik.

Kemampuan untuk belajar dengan cepat, kemampuan bekerja sama, kemampuan peka sosial, keberagamaan yang baik adalah hal yang dapat menjadi kekuatan untuk berdiri tegak bagi anak-anak kita. Peran guru perlu diorientasikan ke pembentukan karakter dan moral, dorong dan bantu anak-anak mempelajari materi pelajaran dengan menggunakan TIK yang sesuai dengan dunia mereka.

Perubahan tatakelola pendidikan di sekolah seperti ini tentu memerlukan pemikiran bersama dari orang tua dan guru-guru di sekolah. Namun tentu bukan suatu yang mustahil dengan semangat untuk menjadikan anak-anak kita sebagai tonggak kemajuan bangsa ini dalam menyongsong Indonesia emas. Jangan salahkan mereka sebagai digital native yang berbeda dengan kita. Didiklah anak-anakmu sesuai dengan zamannya.

Di sisi lain perkembangan dunia maya dengan dorongan dari teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah mengubah lingkungan belajar secara dramatis. Teknologi ini sesungguhnya telah membagi masyarakat menjadi dua generasi yang memiliki cara pandang yang berbeda. Generasi pertama adalah masyarakat yang dilahirkan sebelum era digital atau dikenal dengan digital immigrant. 

Generasi kedua dilahirkan setelah era digital atau dikenal sebagai digital native. Digital immigrant dicirikan dengan kemampuan literasi TIK yang rendah, tidak cepat menyesuaikan diri dan cenderung melihat TIK bukan suatu kebutuhan penting. Sebaliknya pada digital native memiliki literasi TIK yang tinggi, cepat menyesuaikan diri dan merasa TIK sangat penting dalam kehidupan mereka.

Dari uraian diatas kita dapat menarik kesimpulan bahwa tujuan pendidikan islam dalam membangun karakter siswa di era digital itu sesungguhnya bukan suatu yang asing bagi proses bersama menjadikan negeri ini manusia-manusia yang tidak hanya berilmu melainkan memiliki karakter yang unggul di era yang semakin maju teknologinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun