Karya Wong Desa
Sekian lama kujalani hidup tanpa rasa. Setelah hati tercabik dan terluka oleh tajamnya janji-janji hampa durjana.Â
Terjangan badai kepalsuan yang prnah melanda. Telah memaksaku terpuruk pada lorong sempit kehidupanku. Di mana gelapnya tak mampu lagi mata ini menatap arti tentang indahnya asmara yang dulu pernah kupuja.
Pernah kucoba untuk bangkit dan melangkah kembali menggapai bahagia. Namun yang kudapati hanyalah kesia- siaan belaka.Â
Hingga suatu ketika kau hadir. Tawarkan berjuta rasa akan arti sebuah kebahagiaan yang sempat kurasakan tiada bisa kugenggam.
Syairmu begitu menyejukkan kalbuku. Nada yang kau cipta begitu memesonaku. Hingga tanpa kusadari jiwaku terlena oleh alunan syair dan nada cinta yang kau cipta untukku.
Kini rasa itu hadir kembali dan mengusir gelapnya lorong yang kulalui. Bebunga asmara yang dulu pernah layu dan hampir mati, kini segar kembali. Kuncup yang pernah mengatup, kini mulai mekar berseri menebar aroma cinta nan mewangi.
Bagiku, kaulah pujangga cinta yang hakiki. Bersamamu, ingin kugapai bahagia sejati. Dalam kehidupan dunia yang serba tak pasti.
***
Koirul Anam
Serutim Kobi  13 maret 2019
Ditulis untuk Group Pena Friend dan Kompasiana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H