Hujan rindu menyapaku dengan rintik
Seluruh tubuhku gigil
Hujan berbisik
"Aku rindu telaga di matamu"
Kujawab walau tersipu
"Ah, aku juga rindu pelangi di hatimu"
Sayangnya hidup harus rela berdenyut
Dalam musim yang tak selalu penghujan
Bahkan bila air luruh dari mendung mata
Aku mohon
Hentikan hujan dalam diriku
Yang sempat begitu deras
Hingga gigilnya menyakiti
Urat nadi hati terkhianati
Hentikan hujan dalam diriku
Aku mohon
Yang sudi menghangat disini
Sebab tak bisa kau ungkap alirannya
Kau hanya diam dalam kata
Menari dalam diksi
Tak sepatahpun kau ucap
"Aku mencintaimu"
Maaf bila akhirnya aku jatuh di bawah hujan dan terhujani oleh pekat prasangka
Lalu hati kembali beku
Terseret gelap lalu menggelap sekali lagi
Kediri, 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H