Mohon tunggu...
Muhammad Saleh
Muhammad Saleh Mohon Tunggu... Freelancer - ASNeurship

Share Your Knowledge For Better Life

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Perjalanan dengan Bus PIPOSS Majene

11 Desember 2019   20:49 Diperbarui: 11 Desember 2019   21:07 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: @andhy_saimang

Perjalanan Makassar - Mamuju atau sebaliknya sdh sangat sering saya lakukan dalam 2 tahun terakhir. Hampir tiap 2 kali dalam sebulan bahkan sekali sepekan melahap jalur Sulawesi sepanjang 450 km baik dengan menggunakan Bus atau mobil sendiri.

Terdapat cerita di setiap perjalanan, termasuk perjalanan saya pulang malam ini.

Perjalanan ini lebih mengisahkan tentang saya dan PIPOSS sebuah PO bus yang telah lama melanglang buana di jalur Sulawesi.

Kali ini adalah perjalanan menuju Polewali Mandar. Biasanya sering menuggu bus lewat di Pintu masuk KIMA atau depan Hotel Arbor Makassar.

Saya agak malas masuk terminal. Turun dari bus kemudian jalan kaki sekitar 75 meter. Tapi sepertinya kebiasaan ini sudah berubah. Pemumpang saat ini sudah tidak turun lagi dari bus untuk bayar karcis di terminal Regional Daya Sudiang.

Ditemani @zulkifli, salah satu anak Unhas jurusan teknik mesin asal Majene kami berdiri di pinggir jalan menunggu bus lewat. Puluhan bus telah lewat. Ada yg tujuan trayek Topoyo, Mangkutana, Toraja, Palopo, dll

Nampak dari jauh bus Piposs yang saya akan ceritakan pun semakin mendekati. Saya pun melambaikan  sebagai isyarat saya butuh tumpangan ke Majene.

Saya sebutnya Majene, padahal destinasinya ke Polewali.

Ada hal berbeda antara bus Mamuju dengan bis Piposs Majene ini. Puluhan barang dalam karung nampak menghiasi lorong belakang dan lorong kursi.

"Ini mungkin barang pedagang - pedagang Majene, Wono dan Polewali" ujarku dalam hati.

Pengennya cancel untuk naik. Soalnya malam ini buruh rehat untuk tur Polewali Mandar yang rencanakan besok. Insya Allah .

Setelah sampai di Bus saya agak aneh terasa. Soalnya selama ini bus - bus trayek Makassar - Mamuju kondisinya tidak seperri bus ini.

Langsung di sambut oleh seoarang bapak berbaju sweater hitam dengan bahasa Mandar.

"Inna pakala Indonesia Anna Vietnam" ujarnya dalam bahasa mandar

Sayapun jawab " insani uissang bega tu'u pak" sambil membuka HP dan searching di google. Ternyata Indonesia kebobolan 1:0 lawan vietnam di babap pertama.

Saya pun mencoba menikmati perjalan ini. Menguasai 2 kursi no 8 EF di depan pintu masuk belakang bis.

Perjalanan tampak begitu santai dengan bus ini, tidak grasa grusu dan tidak ada terasa rem mendadak yang membuat perjalanan ini tidak terasa nyaman.

Saat memasuki Maros, Bus ini tidak berhenti laiknya bus - bus Mamuju yang berhenti sebentar di Toko roti Maros. Ini baru hipotesis awal saya membaca situasi.

"Inimi kapang salah satu perbedaan bus Makassar- Majene dengan bus Makassar - Mamuju.

Pemumpang - penumpang di mobil ini sepertinya sangat tenang. Mereka sepertinya adalah pedagang yang datang ke Makassar untuk belanja barang untuk di jual ke pasar di Polewali, Wono , Tinambung dan Majene.

Pejalaan ini jadi waktu rehat terbaik pasca keliling cari barang2 jualan di kota daeng.

Salah satu markas PIPOSS di Makassar memang berlokasi di jalan buru yang dekat aksesnya ke pusat perbelanjaan grosir kota Daeng seperti pasar Burung dan Pasar Sentral Makassar.

Bahkan di belakang PIPOSS jalan buruh terdapat 2 toko grosir ATK yang lumayan di Makassar, Prima Jaya dan Utama Jaya yang melayani penjualan supply ATK sampai ke Kalimantan dan Papua.

Kok saya tau?
Ada deh.

Ternyata busnya berhenti di toko Bagea Enak Maros. Lampu yang tadi redup menyala kembali. Para penumpang nampak satu persatu turun belanja Roti dan air minum.

Naik PIPOSS trayek Makassar - Majene atau sebaliknya adalah perjalanan pertama saya kembali dengan menggunakan armada ini. Sepertinya terakhir menggunakan bus untuk jalur ini pada tahun 2006 atau 13 tahun lalu saat pulang kembali ke Tinambung setelah tidak lulus ujian di STAN.

Armadanya telah berubah. Seingat saya PIPOSS Majene dulu warna biru dan tanpa AC. Ini sudah ber AC dan warnaya lebih hidup.

Situasi mulai hangat lagi. Sambil ngobrol kembali dengan bapak pedagang di pasar Tinambung ini.

"Saya tau bapak ini, sejak sekolah di SMP Tinambung 19 tahun lalu bapak ini sudah menjual pakaian di perempatan jalan Karama, Limboto Majene dan Polewali.

Sementara asyik ngomong datanglah karnet bus meminta biaya perjalanan. Saya pun kasikan uang senilai Rp. 110.000 untuk perjalanan kali ini.

---
Bus kembali melaju setelah istirahat kurang lebih 15 menit. Lampu kembali redup dan si bapak nampak mulai terpwj matanya saat saya tunjukkan berita di beranda FB salah satu teman, Indonesia kembali kandas di Final 3 : 0 lawan Vietnam.

Sayup - sayup lagu Ada Band mulai mengantar para penumpang kembali tertidur dan mata sayapun mulai enggan untuk di ajak kerja sama.

Pelan - pelan saya rebahkan tubuh ini si kursi 8 EF dengan kaki melakat pada tumpukan - tumpukan karung putih di bus ini.

"Mencoba bertahan....
"Layaknya karang ..
" Jalani....
" Serahkan...

Lagu Ada Band yg di putar driver mulai samar2 terdengar.

Saya ngantuk. Saatnya untuk rehat. Ada rindu yang perlu istirahat

-----
Selama 5 hari ke depan Insya Allah saya akan menjelajahi sebagian besar Kecamatan di Tanah Mandar, Polewali Mandar, tanah saya dikahirkan dan dibesarkan bunda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun