Mohon tunggu...
Muhammad Saleh
Muhammad Saleh Mohon Tunggu... Freelancer - ASNeurship

Share Your Knowledge For Better Life

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Santai dengan Melintasi Sungai di Tengah Gunung

4 Februari 2018   02:03 Diperbarui: 4 Februari 2018   02:10 766
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Senang rasanya menjadi bagian dari Relawan sharing is caring Mamuju mengajar. Lokasi pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan di karama yang akan ditempuh dengan perjalanan kurang lebih 140 km. Saya menyetir sendiri Mobil Double Cabin HILUX selama kurang lebih 5 jam dari Mamuju ke Kalumpang. Agak lambat memang, sebab kadang kala berhenti menunggu rombongan lain yang menggunakan Bus Damri Perintis. Perjalanan yang cukup menantang. Memang bukan jalanan biasa, melalui jalur pegunungan Mamuju, melintasi beberapa sungai kecil. 

Akhirnya tibalah kami di Kecamatan Kalumpang. Ibu kota kecamatan yang berbentuk mangkuk, di kelilingi oleh gunung dan pegunungan di segala sisi, dengan air Sungai Karama yang mengalir di sisi kiri Induk kecamatan.

dokpri
dokpri
Suara - Suara Air beriak yang kadang diselingi dengan bunyi mesin katinting menjadi hiburan gratis bagi masyarakat dan pengunjung di sini. Perjalanan akan kami lanjutkan ke Desa Karama. "KALOTO" demikian masyarakat Kalumpang memberikan nama pada perahu kecil yang akan kami tumpangi selama kurang lebih 2 Jam menuju Tumonga, Desa Transit yang mengubungkan Kalumpang dengan Karama. Nampak terdapat 2 mesin tempel yang menjadi sumber kekuatan Kaloto untuk menantang arusnya deras sungai. Terdapat 2 Petugas kapal yang ikut bersama kami. 

Perjalanan selama kurang lebih 120 menit tidak terasa. Turun dari Kaloto' di lanjutkan dengan Jalan Kaki kurang lebih 3 KM yang ditempuh dengan lama perjalanan sekitar 15-20 menit. Jalanananna sudah lumayan bagus. Sudah luas dibandingkan dengan kunjungan tahun lalu. Ada pilihan lain berupa naik Ojek, tapi teman - teman relawan rata - rata melintasi jalan ini dengan kedua kakinya

dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
Tiba di Desa Tumonga, kami akan melanjutkan perjalanan lagi kurang lebih 30 menit dengan menantang derasnya arus sungai Karama. Dari beberapa informasi yang  dapatkan dari "MOTORIS" istilah yang diberikan pada driver Katinting, bahwa arus sungai yang dangkal di beberapa titik membuat penumpang harus diturunkan dari Kapal. Keselamatan penumpang menjadi prioritas  utama.

dokpri
dokpri
Pemandangan yang indah berupa pohon - pohon dan gunung yang nampak di kanan kiri sungai memanjakan mata kami selama melintasi jalur sungai. Ada yang berdecak kagum dengan lansekap ciptaan Tuhan yang Maha Kuasa.

Jumlah penumpang yang dibolehkan untuk 1 Kaloto maksimal 6-7 penumpang. Hal ini untuk menghindari terjadinya beban yang berat khususnya pada saat kaloto melalui arus deras. Dalam perjalanan kami yang menggunakan 5 perahu hampir salah satu perahu tenggelam karena mesinnya kurang "KUAT" pada saat perjalanan dari Tumonga ke Karama.

Jreng ....akhirnya rombongan yang terdiri atas kurang lebih 24 orang tiba dengan selamay di Desa Karama. Nampak jembatatan gantung di atas sungai sepanjang kurang lebih 75 meter, berada di Pelabuhan Karama. 

"Pasti bagus nih untuk tempat ambil foto-foto" ujar salah satu relawan yang satu perahu dengan kami.

Biaya sewa katinting atau Kaloto' dari kalumpang ke Karama sebesar Rp. 125,000 orang, dengan rincian Rp.75.000 dari kalumpang ke Tumonga dan Rp.50.000 dari Tumonga ke Karama.

Perjalanan melintasi sungai Karama memberikan sensasi tersendiri. Orang - orang kota yang kadang jenuh dengan pekerjaan administrasi, bosan dengan pekerjaan yang sama setiap harinya, karama menjadi tempat destinasi yang rekomended untuk anda.

Masyarakatnya ramah, Udaranya segar dan pemandangan alam yang membuat manja tentunya dapat menghilangkan kebosanan yang di alami di Kantor atau tempat kerja anda.

dokpri
dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun