Peradaban Islam, terutama ilmu pengetahuan semakin maju setelah Dinasti Abbasiyah berkuasa. Ilmu pengetahuan pada masa ini mendapat perhatian yang luar biasa daripada pemerintahan-pemerintahan sebelumnya. Perhatian terhadap ilmu pengetahuan khususnya ditunjukkan oleh pemerintahan Harun Ar Rasyid dan Al Ma'mun. Khalifah Harun Ar Rasyid mendirikan Baitul Hikmah yang merupakan pusat riset dan perpustakaan yang berfungsi sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan.Â
Di tempat tersebut juga dilakukan penerjemahan buku-buku yang berbahasa Yunani dan Bizantium ke dalam bahasa Arab. Kemudian ada Khalifah Al Ma'mun yang mendirikan Majelis Munadzarah sebagai tempat diskusi persoalan-persoalan agama. Pada masa Dinasti Abbasiyah banyak muncul ilmuwan-ilmuwan dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan, baik ilmu agama maupun ilmu umum. Dalam bidang fikih ada Imam Hanafi, Imam Maliki, Imam Syafi'i, dan Imam Hambali. Dalam bidang hadis ada Imam Bukhari, Imam Muslim, Abu Dawud, dan Imam An Nasa'i. Bidang tasawuf ada Imam Al Ghazali dan Abu Dawud Al Baghdadi. Bidang akidah ada Abu Hasan Al Asy'ari dan Abu Mansur Al Maturidi. Selanjutnya dalam bidang ilmu umum seperti kedokteran ada Ibnu Sina dan Ar Razi. Dalam ilmu matematika ada Al Khawarizmi, Â ilmu kimia ada Jabir bin Hayyan, dan masih banyak lagi lainnya.
Jika kita mempelajari dan meninjau ulang sejarah peradaban Islam, tentunya kita akan melihat dan mendapati bahwa Islam sangat berperan besar dalam ilmu pengetahuan dunia hingga saat ini. Tradisi keilmuan ini berkembang hingga mampu melahirkan pemikiran-pemikaran yang besar dan monumental serta banyak dijadikan sebagai bahan rujukan berbagai ilmu pengetahuan dunia. Dalam memaknai peradaban Islam, langkah aplikatif yang dapat dilakukan adalah dengan berpikir secara terbuka, moderat dan dinamis.Â
Kemudian, penulis melihat manfaat dari mempelajari peradaban Islam ialah dengan mempelajari peradaban Islam kita bisa mengetahui fase-fase perkembangan Islam pada dari awal mula muncul dan perkembangan Islam dari masa ke masa. Dengan demikian, kita bisa meniru semangat juang Nabi Muhammad, para sahabat, dan para tabi'in dalam menyebarkan agama Islam dan ilmu pengetahuan ke penjuru dunia. Dari mempelajari peradaban Islam penulis mendapatkan kesan yang sangat luar biasa, di mana penulis bangga menjadi bagian dari mahasiswa yang mencintai sejarah dan bisa mempelajarinya. Banyak hal positif yang dapat dijadikan sebagai motivasi. Sejarah peradaban Islam menjadi kekayaan Islam dalam eksistensinya di dunia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H