Mohon tunggu...
Khotimatunnisa
Khotimatunnisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Prodi Komunikasi Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah, Institut Agama Islam Latifah Mubarokiyah Suryalaya

Selanjutnya

Tutup

Book

Resensi Buku

16 November 2023   16:00 Diperbarui: 16 November 2023   16:09 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Book. Sumber ilustrasi: Freepik

Identitas Buku :

Judul buku : Sebuah Seni Bersikap Bodo Amat

Pengarang : Mark Manson

Ahli bahasa : F. Wicaksono

Penerbit : PT. Gramedia Widia Sarana 

Indonesia 

Cetakan : ke-13, November 2018

Tempat terbit : Jakarta

Tebal buku : 246 Halaman

Genre : Nonfiksi

Harga : 67.000

Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat adalah buku ke-2 yang ditulis oleh Mark Manson, seorang blogger yang tinggal di New York, Amerika Serikat. Melalui Bukunya, Mark Manson melontarkan argumen bahwa manusia tidak sempurna dan terbatas. Mark Manson mengajak kita untuk mengerti batasan-batasan diri dan menerimanya. Mengutip dari salah satu kalimat yang ditulisnya, "tidak semua orang bisa menjadi luar biasa, ada pemenang dan pencundang di dalam masyarakat, beberapa di antaranya tidak adil dan hal tersebut bukanlah akibat dari kesalahan Anda," Mark mengajak kita untuk berhenti lari dari masalah dan mulailah merangkul kenyataan yang ada karena suatu saat kita akan melihat ke belakang dan melihat keindahan dari tahun-tahun penuh liku tersebut.

Buku ini menceritakan seorang Charles Bukowski seorang pecandu alkohol senang bermain perempuan, penjudi kronis, kasar, kikir, dan tukang utang. Ia bercita-cita menjadi seorang penulis. Karya Bukowski selalu ditolak oleh hampir setiap majalah, tetapi hal tersebut tidak membuatnya menyerah ia tetap menulis dan membuat puisi. Dari pengalamannya ia memiliki sikap bodo amat. Dalam bukunya yang berisi makna cuek yang bukan berarti tidak peduli terhadap apa pun, Charles Bukowski gambaran sederhana untuk mengarahkan kembali ekspektasi hidup dalam memilih apa yang penting karena pada intinya hidup hanyalah rentetan masalah yang tidak ada ujungnya. Melalui karakter tokoh Charles Bukowski yang kuat dan gigih, kita mendapat makna tersendiri untuk bersikap cuek, dan tetap bahagia menatap masalah yang sedang dialami.

Buku ini cocok untuk seseorang yang merasa tidak punya mentor atau pembimbing, tidak termotivasi, telah gagal dalam melakukan sesuatu atau tidak bisa menghadapi kegagalan dan untuk orang yang ingin mendefinisikan konsep kebahagiaan, kesuksesan, dan tujuan hidup. buku ini cocok untuk seseorang yang sedang berada di ambang perubahan besar dalam hidupnya, seperti lulus sekolah, mengubah pekerjaan, dan membuat keputusan yang besar.

Jika dilihat dari judul dan gaya penulisannya, kita mungkin akan salah mengartikan maksudnya dan merasa isi dari buku tersebut jauh dari kata bijaksana. Menurut Mark, bersikap bodo amat bukan berarti bersikap apatis atau acuh tak acuh. Bodo amat adalah suatu filosofi memandang tantangan yang sulit dalam kehidupan tanpa rasa takut. Meskipun judulnya seolah memberi kesan tentang kiat-kiat cuek, tetapi ternyata tidak cuek di sini menggambarkan seorang pejuang yang meraih impian dengan segala rintangan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun