Dengan khayalan apa, kita menyatakan bahwa selaput dara diciptakan untuk menghalangi organ seks laki-laki ketika mencoba menembus organ seks perempuan? Fungsi semacam ini hanya dianggap sebagai aturan moral dan sosial tanpa ada hubungannya dengan fungsi-fungsi biologis dan fisik.
Padahal selaput dara sebenarnya tidak memiliki fungsi apapun di dalam tubuh, sama halnya dengan fungsi usus buntu. Bila selaput dara memiliki fungsi yang penting, bagaimana dengan beberapa gadis yang dilahirkan tanpa selaput dara? Keadilan macam apakah yang menghukum seorang gadis hanya karena ia memiliki aturan anatomi yang berbeda dari yang lain.
Pada akhirnya mitos selaput dara akan keperawanan adalah konsepsi patriarkis yang berupa sistem sosial yang dibebankan oleh kelas superioritas dengan tujuan untuk menundukkan dan melemahkan kaum di bawahnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H