Dalam kasus tersebut, permasalahan timbul dikarenakan pemisahan dari konteks ayat yang sebenarnya.
Dalam konteks ini, pemahaman derajat antara perempuan dan laki-aki tidak cukup sebatas pemahaman parsial dan verbal, namun harus dipahami secara fungsional dan relasional.
3. Pentingnya pendidikan untuk Wanita
Tuntutan atas persamaan hak pendidikan bagi laki-laki dan perempuan, di Indonesia khususnya telah tertuang pada pasal 27 ayat 3 UUD 1945, yang berbunyi:
"Hak merupakan sesuatu yang dimiliki oleh setiap individu baik dalam lingkungan pekerjaan, masyarakat bahkan hak sebagai warga Negara Republik Indonesia. Sedangkan kewajiban adalah suatu tanggung jawab atau amanah yang didapatkan dan harus dilakukan oleh seseorang. Begitu juga dengan karyawan yang memiliki hak dan juga kewajiban sebagai seorang karyawan di suatu instansi. Dengan terpenuhinya hak dan kewajiban, maka karyawan tersebut akan bekerja dengan maksimal karena adanya balance antara hak dan kewajiban tersebut. Beberapa hak yang dimiliki oleh setiap karyawan meliputi :Â
- Hak Mendapatkan gaji atau upah yang sesuai
- Hak untuk mendapatkan cuti kerja
- Hak untuk menyampaikan pendapat atau gagasan
- Hak untuk seorang ibu yang selesai melahirkan
- Hak untuk mendapatkan promosi naik jabatan.Â
Dalam alquran juga dijelaskan bahwa semua makhluk hidup memilik kesamaan hak dalam memperoleh pendidikan, sebagaimana firman Allah SWTÂ
- QS. Al-Mujadalah ayat
"Sungguh, Allah telah mendengar ucapan perempuan yang mengajukan gugatan kepadamu (Muhammad) tentang suaminya, dan mengadukan (halnya) kepada Allah, dan Allah mendengar percakapan antara kamu berdua. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar, Maha Melihat."
- QS. Al-Zumar ayat 9
 "(Apakah orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadah pada waktu malam dalam keadaan bersujud, berdiri, takut pada (azab) akhirat, dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah (Nabi Muhammad), "Apakah sama orang-orang yang mengetahui (hak-hak Allah) dengan orang-orang yang tidak mengetahui (hak-hak Allah)?" Sesungguhnya hanya ululalbab (orang yang berakal sehat) yang dapat menerima pelajaran."
Dalam menjalankan perannya terhadap sosialisasi kesetaraan gender, pendidikan harusnya dapat menjadi upaya sistematis dan terencana. Melalui pendidikan islam, konsep gender harus dikembangkan dengan elemen pendidikan yang telah ada, seperti
- Bahan Ajar (Materi)Â
- KurikulumÂ
- Aktivitas ke-akademikanÂ
Hal tersebut diharapkan dapat menjadi harapan untuk mengembangkan pemahaman tentang kesetaraan gender. Pendidikan islam layaknya memang harus menjadi indicator  utama yang memberikan penyuluhan secara langsung terhadap masyarakat bahwa setidap individu, laki-laki maupun perempuan dalam bida apapun memiliki kesempatan yang sama.[3]
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI