Magelang -- Dalam rangka melaksanakan intervensi dalam program PKL MBKM SKM Penggerak, mahasiswa prodi Sarjana Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Semarang melakukan kegiatan bersama dengan kader kesehatan Desa Danurejo Kecamatan Mertoyudan. Kegiatan ini berupa sosialisasi untuk menguatkan peran kader kesehatan dalam melaksanakan investigasi kontak dalam Upaya pengendalian penyakit Tuberkulosis (TB). Program ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan kader kesehatan bahwa mereka memiliki peran yang besar dalam membantu penemuan kasus aktif TB.
Kegiatan sosialisasi ini berlanjut dengan peluncuran leaflet edukatif tentang komunikasi efektif bagi kader kesehatan, yang dirancang untuk mempermudah penyampaian informasi dan meningkatkan keterampilan kader dalam berinteraksi dengan pasien TB dan keluarga mereka. Sebab masih banyak masyarakat yang menganggap TB sebagai penyakit yang tidak bisa sembuh, penyakit keturunan, dan stigma negatif lainnya.
Peran Kader Kesehatan dalam Investigasi Kontak TB
Sebelum kegiatan dimulai peserta diberikan pretest untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan tentang TB dan investigasi kontak serta skrining gejala TB. Setelahnya mahasiswa memberikan materi kepada kader tentang penyakit TB secara umum, pemahaman mengenai pentingnya investigasi kontak dalam deteksi dini, dan pencegahan penularan TB di masyarakat.
Kader kesehatan yang mengikuti kegiatan ini juga mendapatkan pelatihan tentang langkah-langkah investigasi kontak dan prosedur yang perlu dilakukan saat menemukan individu yang memiliki riwayat kontak erat dengan pasien TB salah satunya melakukan skrining gejala TB.
Dalam kegiatan ini mahasiswa juga didampingi dengan bidan desa yang juga turut menekankan pentingnya investigasi kontak TB.
"Investigasi kontak memungkinkan kita menemukan kasus baru secara lebih cepat, sehingga pengobatan bisa segera dimulai. Hal ini juga penting untuk mencegah penyebaran lebih lanjut," jelas bidan desa menegaskan pada akhir sesi kegiatan.
Setelah sesi penyampaian materi dilakukan, diadakan sesi diskusi bersama dan banyak pertanyaan yang muncul terutama tentang cara untuk melakukan pendekatan kepada masyarakat yang menjadi suspek TB. Sebab menurut beberapa kader. masyarakat yang memiliki gejala batuk lama justru menutup diri mereka dan enggan untuk berobat sehingga sulit dilakukan edukasi terkait TB. Setelah berdiskusi bersama dan memberikan jawaban serta tips yang bisa dilakukan, mahasiswa menyusun hal tersebut ke dalam leaflet. Leaflet ini berisi tentang cara melakukan komunikasi efektif dalam melakukan edukasi dan investigasi kontak TB kepada masyarakat sehingga bisa menjadi pedoman bagi kader. Â
Leaflet Komunikasi Efektif untuk Mempermudah Tugas Kader
Untuk meningkatkan peran kader, leaflet yang sebelumnya disusun mahasiswa, dicetak dan dibagikan kepada kader dalam kegiatan posyandu didampingi dengan bidan desa. Leaflet Komunikasi Efektif yang berisi tips dan teknik praktis bagi kader dalam berinteraksi dengan pasien TB dan keluarga mereka. Leaflet ini dirancang dengan bahasa yang mudah dipahami dan mencakup cara-cara untuk membangun komunikasi yang baik, empati, serta keterampilan mendengarkan yang penting saat memberikan edukasi dan sosialisasi mengenai TB kepada masyarakat.
Komunikasi efektif sangat penting dalam mendorong masyarakat yang memiliki gejala dan kontak erat dengan penderita TB melakukan pengobatan TB. Dengan leaflet ini, mahasiswa berharap kader dapat memberikan informasi dengan cara yang lebih persuasif dan mudah dipahami oleh masyarakat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI