https://hello-pet.com/5-wisata-kuliner-di-lembang-yang-wajib-kamu-coba-1536548
https://tututuyutbdg.blogspot.com/2016/12/tutut-uyut-bandung.html
Sebagian besar dari makanan tersebut sudah tersingkirkan dengan eksistensi makanan fusion. Wisatawan pun jadi tidak tahu atau bahkan menganggap makanan ini aneh dan tidak doyan karena rasanya berbeda dengan makanan fusion, karena pada umunya makanan fusion pasti menggunakan topping dan varian rasa yang hampir sama seperti coklat, keju, atau  matcha/greentea sehingga rasa yang original seharusnya justru tersingkirkan dengan varian rasa seperti ini.Â
Masih dalam contoh kasus Bandung, kios-kios makanan tradisional jarang ditemukan di perkotaan Bandung, kebanyakan oleh-oleh tradisionalnya dijual di daerah Cimenyan, Ciburial, dan yang lebih agak sedikit terkenal seperti Lembang dan sekitarnya. Justru kios oleh-oleh Bandung kios system yang sudah modern juga dengan kebanyakan yang dijual adalah makanan fusion yang besar adalah dikotanya, contohnya: Kartika Sari
https://indrakh.wordpress.com/2008/11/05/pasar-kosambi-surga-penganan-bandung/
https://alampriangan.com/oleh-oleh-khas-bandung-kartika-sari-bandung/
Lalu mengapa makanan seperti ini justru kian berkembang?
Masyarakat justru membuat inovasi dari makanan tradisional daerahnya demi mendatangkan wisatawan juga perhatian masyarakat sekitar. Pergerakan zaman justru menyebabkan masyarakat menjadi beradaptasi terhadap makanan kombinasi seperti ini, makanan asli dengan rasa original malah dianggap aneh rasanya dan tidak menggugah selera nafsu makan khususnya bagi para wisatawan yang datang dari kota-kota besar dan ingin berwisata ketempat-tempat yang lebih terpencil dan kurang akrab terhadap rasa berbeda yang diciptakan pada setiap makanan. Wisatawan yang datang kebanyakan justru mencari makanan yang lebih bisa diterima dilidah mereka dibandingkan dengan memamakan makanan yang ada.Â