ekonomi sulit berkembang? Larangan riba dalam ekonomi Islam sering dipandang sebagai hambatan pertumbuhan, terutama di era modern yang bergantung pada sistem keuangan berbasis bunga. Namun, bagaimana jika larangan ini justru menawarkan solusi untuk mengurangi ketimpangan ekonomi dan mencegah krisis keuangan?Riba, atau pengambilan bunga atas pinjaman, merupakan salah satu praktik yang dilarang dalam ekonomi Islam. Seringkali masyarakat menganggap Larangan ini menjadi sebagai penghalang pertumbuhan ekonomi, mengingat bunga menjadi bagian integral dari sistem keuangan konvensional. Namun, apakah benar larangan riba menghambat pertumbuhan ekonomi? Artikel ini akan mengulas perspektif ini dengan pendekatan kritis.
Apakah benar tanpa bunga,Riba dan Pertumbuhan Ekonomi dalam Perspektif Konvensional
Dalam sistem ekonomi konvensional, bunga dianggap sebagai instrumen penting untuk menggerakkan perekonomian. Bank memberikan pinjaman dengan bunga, yang kemudian digunakan oleh pelaku usaha untuk berinvestasi. Model ini dianggap mendorong pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan konsumsi dan produksi. Namun, bunga juga sering menjadi penyebab utama ketimpangan ekonomi karena tingginya beban utang pada individu atau negara yang meminjam.
Larangan Riba dalam Ekonomi Islam
Ekonomi Islam menggantikan riba dengan sistem berbasis bagi hasil (profit-sharing) seperti mudharabah dan musyarakah. Dalam sistem ini, keuntungan dan risiko dibagi secara proporsional antara pemilik modal dan pelaku usaha. Pendekatan ini mendorong kemitraan yang adil dan menghindari eksploitasi. Larangan riba bertujuan menciptakan stabilitas ekonomi dengan menghilangkan ketidakadilan dalam transaksi keuangan.
Apakah Larangan Riba Menghambat Pertumbuhan Ekonomi?
- Pengurangan Beban Utang
Larangan riba mencegah akumulasi utang yang tidak terkendali, baik pada level individu maupun negara. Dengan menghapus bunga, pelaku ekonomi tidak terbebani oleh kewajiban bunga yang sering kali lebih besar dari pokok utang itu sendiri, sehingga menciptakan ruang untuk investasi produktif. - Inovasi dan Keberlanjutan
Sistem berbasis bagi hasil mendorong inovasi karena modal hanya diberikan kepada usaha yang memiliki potensi keberhasilan nyata. Selain itu, risiko bersama mendorong kehati-hatian dalam pengambilan keputusan ekonomi, yang berkontribusi pada keberlanjutan. - Stabilitas Ekonomi
Larangan riba mengurangi ketergantungan pada instrumen spekulatif yang sering menjadi penyebab krisis keuangan. Selama krisis keuangan global 2008, bank-bank syariah terbukti lebih stabil dibandingkan bank konvensional karena tidak terlibat dalam produk berbasis bunga atau spekulasi tinggi.
Larangan riba tidak menghambat pertumbuhan ekonomi, melainkan menawarkan pendekatan yang lebih adil, stabil, dan berkelanjutan. Sistem berbasis bagi hasil mampu menciptakan keadilan ekonomi dan mengurangi risiko ketimpangan. Dengan pengelolaan yang tepat, ekonomi Islam dapat menjadi alternatif yang relevan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi global.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H