Mohon tunggu...
Khomsatun Rokhyati
Khomsatun Rokhyati Mohon Tunggu... Lainnya - Pembelajar

Literasi dan lingkungan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dilema diantar deadline

25 Januari 2025   06:41 Diperbarui: 25 Januari 2025   06:41 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari-hari di kantor terasa semakin berat bagi Anya. Deadline demi deadline menumpuk seperti gunung, membuat pikirannya terus berputar. Di satu sisi, ia ingin memberikan yang terbaik untuk perusahaan. Di sisi lain, ia merasa terbebani dengan tuntutan yang semakin tinggi.Hari ini, Anya harus menyelesaikan presentasi untuk rapat penting besok. Ia sudah berjam-jam bergelut dengan data dan slide, namun hasilnya masih belum memuaskan. Frustasi mulai menghampirinya.

"Aduh, kenapa sih semuanya jadi begini ribet?" gumamnya sambil mengusap wajah.

Tiba-tiba, pintu ruangannya terbuka. Kepala divisi, Pak Hendra, masuk dengan wajah cemberut.

"Anya, bagaimana progres presentasinya? Besok harus sudah final, ya," tegas Pak Hendra.

Anya hanya bisa mengangguk lesu. Ia berusaha sekuat tenaga untuk tetap tenang, namun rasa takut dan cemas mulai menguasainya.

"Pak, saya sudah berusaha semaksimal mungkin. Tapi, saya rasa masih ada beberapa bagian yang perlu diperbaiki," jawab Anya dengan suara pelan.

"Saya tahu kamu sudah berusaha, Anya. Tapi, ini sangat penting. Jangan sampai kita gagal dalam rapat besok," ucap Pak Hendra.

Setelah Pak Hendra pergi, Anya kembali fokus pada pekerjaannya. Namun, pikirannya terus melayang ke berbagai hal. Ia memikirkan hubungannya dengan rekan kerja yang semakin renggang, masalah pribadi yang belum terselesaikan, dan masa depannya di perusahaan.

"Apa aku harus mencari pekerjaan baru?" gumamnya dalam hati.

Tiba-tiba, ponselnya berdering. Ternyata, itu adalah panggilan dari ibunya.

"Anya, kamu sudah makan siang?" tanya ibunya dengan nada khawatir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun