Mohon tunggu...
Khomsatun Rokhyati
Khomsatun Rokhyati Mohon Tunggu... Lainnya - Pembelajar

Literasi dan lingkungan

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Hindari Kebiasaan SOK (salahkan, omeli, Kritik)

17 Januari 2025   11:30 Diperbarui: 17 Januari 2025   11:30 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Membaca buku "How To Win Friends and Influencepeople" karya Dale Carnegie, yang menjadi prinsip 1: Hindari SOK (salahkan, omeli, kritik). Ini sangat menarik, karena kebiasaan SOK (salahkan, omeli, kritik) adalah perangkap yang seringkali tanpa sadar kita jatuhkan pada diri sendiri. Perilaku ini tidak hanya merusak hubungan dengan orang lain, tetapi juga menghambat pertumbuhan pribadi. Untuk menciptakan lingkungan yang lebih harmonis dan positif, mari kita sama-sama belajar untuk menghindari kebiasaan buruk ini.

Mengapa Kita Sering SOK?

Ada beberapa alasan mengapa kita sering terjebak dalam kebiasaan SOK. Salah satunya adalah ego yang tinggi. Kita merasa pendapat kita selalu benar dan orang lain selalu salah. Selain itu, kurangnya empati juga menjadi faktor penyebab. Kita seringkali tidak berusaha untuk memahami sudut pandang orang lain.

Dampak Negatif Kebiasaan SOK

Kebiasaan SOK membawa dampak negatif yang signifikan. Pertama, hubungan dengan orang lain menjadi renggang. Orang yang sering dikritik akan merasa tidak nyaman dan enggan untuk berinteraksi. Kedua, kebiasaan SOK dapat merusak reputasi diri sendiri. Orang lain akan melihat kita sebagai sosok yang suka menyalahkan dan tidak menyenangkan.

Alternatif dari SOK

Alih-alih SOK, kita bisa memilih cara yang lebih konstruktif untuk menyampaikan pendapat atau memberikan masukan. Misalnya, kita bisa menggunakan bahasa yang lebih lembut, fokus pada solusi, dan memberikan apresiasi.

Belajar Mendengarkan

Salah satu kunci untuk menghindari kebiasaan SOK adalah belajar mendengarkan dengan baik. Ketika kita mendengarkan dengan tulus, kita akan lebih memahami sudut pandang orang lain dan menghindari kesalahpahaman.

Berlatih Empati

Empati adalah kemampuan untuk merasakan apa yang dirasakan orang lain. Dengan berlatih empati, kita akan lebih mudah untuk menempatkan diri pada posisi orang lain dan menghindari perilaku yang menyakiti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun