Mohon tunggu...
Khomaidi Toriq
Khomaidi Toriq Mohon Tunggu... Atlet - Mahasiswa IAIN JEMBER

عن هذامن فضل رب

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pahitnya Pengangguran

11 Oktober 2019   05:39 Diperbarui: 11 Oktober 2019   05:42 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

     Pengangguran adalah angkatan kerja yang tidak melakukan kegiatan kerja atau sedang mencari pekerjaan atau tidak optimal dalam bekerja. Pengangguran lebih tepatnya identik dengan orang yang tidak memiliki penghasilan yang dapat mengangkat kehidupan sosialnya dalam masyarakat. 

Masalah pengangguran di setiap negara pasti ada baik itu di negara maju maupun negara berkembang. Indonesia merupakan negara berkembang yang sampai saat ini jumlah pengangguran masih tinggi khususnya di wilayah Asia Tenggara. Jumlah pengangguran pada umumnya sejalan dengan tingkat pertumbuhan ekonomi suatu negara. 

Semakin tinggi pertumbuhan ekonomi maka semakin meningkat juga produksi barang dan jasa yang tentunya akan menyerap tenaga kerja lebih banyak. Pengangguran sangat erat kaitannya dengan ketersediaan lapangan pekerjaan. Pengangguran pun bisa di artikan orang yang tidak bekerja atau orang yang masih mencari pekerjaan. 

Semakin maraknya lapangan pekerjaan maka semakin banyak pula penduduk usia produktif untuk bekerja, begitupun sebaliknya. Pengangguran terjadi jika pencari kerja lebih banyak dari pada kesempatan kerja yang tersedia.

      Indonesia hari ini mengalami semakin banyaknya jumlah pengangguran sehingga pemerintah menetapkan RUU KUHP tentang gelandangan. Namun dari semua itu pemerintah hanya membuat RUU KUHP tentang gelandangan pemerintah tidak membuat solusi untuk bagaimana para pengangguran itu agar mendapat pekerjaan. 

Pemerintah mungkin banyak menyediakan lowongan pekerjaan baru tetapi lowongan pekerjaan dan pengangguran masih banyak atau lebih besar jumlah pengangguran daripada lowongan pekerjaan yang disediakan pemerintah pada saat sekarang ini. 

Pemerintah banyak menyediakan lapangan pekerjaan tetapi pemerintah juga memperkerjakan tenaga ilegal asing untuk mengerjakan kereta cepat dari Jakarta ke Bandung. Itu sudah tentu  menjadi hal yang ironis bagi pekerja pekerja Indonesia. karena hal inilah yang membuat semakin lama banyak tenaga tenaga atau pekerja pekerja asing dari negara Tiongkok yang datang ke Indonesia. 

Jika sebelumnya tenaga kerja asing hanya nya menguasai tenaga kerja halus seperti menjadi ketua direktur dari perusahaan dan lain-lain tapi tenaga kerja asing sekarang itu bekerja di tenaga kerja kasar seperti menjadi buruh dan lain-lain. Tentu itu sudah menjadi polemik di negara ini akan ketenagakerjaan yang masih sulit untuk diatasi sampai saat ini.

      Pengangguran yang ada di Indonesia juga dipengaruhi oleh tingkat pendidikan masyarakat yang ada di Indonesia. Kebanyakan masyarakat yang ada di Indonesia berpendidikan di bawah SMA itu juga bisa mempengaruhi keterampilan dalam bekerja. 

Mungkin jalan yang bisa diambil pemerintah adalah dengan pertama meningkatkan anggaran pendidikan dan pelatihan agar dapat membuat masyarakat Indonesia lebih berkualitas dalam melakukan pekerjaannya dan mengurangi pengangguran, yang kedua meningkatkan investasi pekerja, yang ketiga meningkatkan investasi bagi mikro pedagang kecil dan menengah, yang keempat meningkatkan pelatihan pekerja di masing-masing daerah, kelima peningkatan keahlian dan keterampilan pekerja, keenam perubahan mendasar pada sistem pendidikan yang  sampai saat ini masih  rendah. 

Usulan kebijakan ini tentu butuh dukungan dari masyarakat pemerintah pusat dan hal-hal yang mendukung lainnya sehingga pesan ini bisa berjalan dengan baik. Intinya pengangguran di negara Indonesia adalah salah satu yang terparah yang ada pada masa globalisasi pada saat ini.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun