Mohon tunggu...
Kholisussadi
Kholisussadi Mohon Tunggu... Dosen - Kholisussa'di_Mahasiswa S3 Ilmu Pendidikan_Universitas Negeri Surabaya

Kholisussa'di, S.Pd., M.Pd. Seorang dosen yang berdedikasi di Program Studi Pendidikan Masyarakat Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi Universitas Pendidikan Mandalika. Penulis memiliki spesialisasi dalam bidang pendidikan non-formal dan informal / Pendidikan Masyarakat, khususnya pada pengembangan sumber daya manusia. Saat ini, penulis sedang menjalani studi Doktoral di Program Studi S3 Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Konsep, Karakteristik dan Penerapan Teori Pembelajaran Behaviorisme

30 Desember 2024   22:17 Diperbarui: 30 Desember 2024   22:17 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan demikian, dapat dipahami bahwa penerapan teori belajar behaviorisme ini adalah mementingkan adanya pengaruh lingkungan karena terbentuknya hasil belajar atas dasar adanya reaksi yang ditunjukkan oleh anak. Penerapan teori ini, menuntut guru agar menganalisis kemampuan awal dan karakteristik anak kemudian merencanakan materi pembelajaran yang akan diajarkan kepada anak.

E.Keunggulan Pembelajaran Behaviorisme

Pembelajaran merupakan proses penting dalam dunia pendidikan yang bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik secara optimal. Salah satu pendekatan yang banyak digunakan dalam proses pembelajaran adalah teori belajar behaviorisme. Pendekatan ini berfokus pada pembentukan perilaku melalui penguatan (reinforcement) dan pembiasaan, yang menjadikannya relevan untuk membentuk keterampilan yang terukur dan teramati. Teori ini memandang belajar sebagai perubahan perilaku yang dapat diukur secara objektif, sehingga menjadi salah satu pendekatan yang efektif dalam mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Keunggulan pembelajaran behaviorisme terletak pada kemampuannya untuk membantu peserta didik menguasai keterampilan melalui metode yang terstruktur dan sistematis. Pendekatan ini menekankan peran aktif guru dalam mengarahkan pembelajaran, memberikan penguatan positif, dan memastikan peserta didik mencapai hasil yang diharapkan. Dengan karakteristik ini, pembelajaran berbasis behaviorisme sangat cocok digunakan dalam pengembangan keterampilan yang membutuhkan latihan berulang dan pembiasaan, sehingga menghasilkan perilaku yang konsisten dan sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Putra, dkk. (2023: 5) mengutarakan keunggulan dari kegiatan pembelajaran yang berlandaskan pada teori belajar behaviorisme yaitu:

1.  Melatih guru untuk menjadi cermat dan responsif terhadap semua situasi pembelajaran.
2. Pada penerapan teori belajar behaviorisme, guru tidak hanya mengandalkan metode ceramah dalam mengajar sehingga peserta          didik didorong untuk belajar secara mandiri. Jika peserta didik menghadapi kesulitan selama pembelajaran, peserta didik dapat bertanya kepada guru.
3.Perubahan perilaku yang diinginkan oleh guru dilakukan melalui penguatan atau reinforcement.
4. Bahan ajar digunakan oleh guru telah disusun secara terstruktur mulai dari susunan yang sederhana sampai ke bagian yang komplek.
5. Penerapan pembelajaran dengan menggunakan teori belajar behaviorisme juga dapat memudahkan guru dalam mengarahkan peserta didik karena guru cenderung menjadi pusat perhatian.

Menurut pendapat Tabroni & Mustafa, (2011: 85-86) Teori belajar behaviorisme dalam penerapannya memiliki kelebihan dari teori belajar lainnya, yaitu:

1.Membiasakan guru agar peka terhadap situasi dan kondisi belajar.
2.Peserta didik menjadi terbiasa belajar mandiri, sehingga pendidik bertugas sebagai pengarah belajar peserta didik, serta memberikan bantuan kepada peserta didik Ketika mengalami kesulitan dalam kegiatan pembelajaran.
3.Mampu membentuk suatu perilaku yang diharapkan dengan memberikan penguatan positif dan perilaku yang tidak sesuai mendapatkan pengarahan yang didasari dari perilaku yang tampak.
4.Pengulangan dan pelatihan yang dilakukan secara berkesinambungan dapat berpengaruh terhadap bakat dan kecerdasan yang sudah terbentuk sebelumnya, apabila peserta didik sudah mahir dalam bidang tertentu, maka akan lebih baik jika dilakukan pembiasaan dan pelatihan yang berkesinambungan agar kemahiran yang dimiliki tersebut menjadi optimal.
5.Bahan pembelajaran disusun secara hirarkis dari yang sederhana sampai kompleks, dengan tujuan agar pembelajaran dibagi dalam bagian-bagian kecil yang ditandai dengan ketercapaian suatu keterampilan tertentu mampu menghasilkan suatu perilaku yang konsisten terhadap bidang tertentu.
6.Penyesuaian pada stimulus sesuai dengan respon yang ingin dicapai dengan mengganti stimulus yang satu dengan yang lain.
7.Metode behavioristik cocok untuk memperoleh kemampuan yang membutuhkan praktik dan pembiasaan.

Dari pandangan para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa kelebihan dari pembelajaran behaviorisme dari penarapannya adalah Pembelajaran berdasarkan teori behaviorisme memiliki keunggulan dalam membentuk perilaku peserta didik melalui penguatan (reinforcement) dan pembiasaan. Guru berperan aktif sebagai fasilitator yang responsif terhadap kondisi pembelajaran dan menggunakan metode yang mendorong kemandirian belajar peserta didik. Proses pembelajaran dilakukan secara terstruktur, mulai dari materi yang sederhana hingga kompleks, dengan fokus pada keterampilan yang spesifik. Pengulangan dan latihan yang berkesinambungan membantu mengoptimalkan kemampuan peserta didik. Selain itu, metode ini efektif untuk pembelajaran yang membutuhkan praktik dan pembiasaan, serta memungkinkan pengajaran disesuaikan dengan kebutuhan untuk mencapai respons yang diharapkan.

F.Kelemahan Pembelajaran Behaviorisme

Teori belajar behaviorisme juga memiliki beberapa kelemahan di antaranya yaitu pembelajaran dapat membosankan apabila teori ini diterapkan dalam frekuensi yang lama. Selain itu peserta didik yang dipandang pasif memerlukan motivasi dari luar dan sangat bergantung pada reinforcement atau penguatan yang diberikan oleh guru. Peserta didik juga cenderung berpikir secara linear, kovergen, tidak produktif dan juga tidak kreatif. Penerapan pembelajaran dengan menggunakan teori belajar behaviorisme juga membuat kegiatan pembelajaran cenderung berpusat pada guru sehingga bersifat mekanistik dan hanya berorientasi kepada hasil yang dapat diamati dan diukur (Herpratiwi, 2016: 11). Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan kegiatan pembelajaran dengan berlandaskan pada teori belajar behaviorisme secara terus menerus dapat menimbulkan dampak buruk seperti peserta didik yang menjadi kurang kreatif karena peserta didik hanya akan bergantung kepada materi disampaikan oleh guru serta kurang mendapatkan kesempatan untuk dapat mengembangkan kembali secara lebih luas materi yang diberikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun