Mohon tunggu...
Kholis Ardiansyah
Kholis Ardiansyah Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Study at Psychology | UIN Maliki Malang | Never Stop to #Process |

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Manajemen Perusahaan dalam Perspektif Maslow

10 Maret 2014   05:24 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:06 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Teori maslow, khususnya teori kebutuhan hierarki telah menjadi bahan utama dalam menggali makna kehidupan atau eksistensialisme Teori ini berlandasakan motivasi, yaitu proses yang menstimulasi prilaku manusia atau menggerakan manusia untuk bertindak. Pintrich (2003) melihat bahwa motivation berasal dari bahasa latin movere (apa yang membuat indiviu bergerak, kearah kegiatan tertentu) (Boeree, D. C., 2006, p.215). Psikologi membedakan antara dua tipe utama motivasi, intrinsic dan ekstrinsik.Motivasi instrinsik adalah motivasi yang timbul ari keingintahuan, atau timbu ari dorongan diri sendiri, atau semata-mata karena kesenangan yang di dapat dari pengalaman

Sementara untuk Hierarchy Kebutuhan Maslow menjelaskannnya pada:
•    Kebutuhan fisilgis (rasa lapar, rasa haus, dan sebagainya)
•    Kebutuhan rasa aman (merasa aman dan terlindung, jauh dari bahaya)
•    Kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki (berafiliasi dengan rang lain, diterima, memiliki)
•    Kebutuhan akan penghargaan (berprestasi, berkmpetensi, dan mendapatkan dukungan serta pengakuan)
•    Kebutuhan aktualisasi diri (kebutuhan kgnitif: mengetahui, memahami, dan menjelajahi; kebutuhan estetik: keserasian, keteraturan, dan keindahan; kebutuhan aktualisasi diri: mendapatkan kepuasan diri dan menyadari ptensinya)

Menurut Maslow kemudian diikuti penelitisn lebih lanjut bahwa Manusia harus matang pada tahap dasar kemudian baru bisa naik ke tahapan berikutnya. Jika tidak, maka manusia akan kehabisan waktu dan kematangannya karena beberapa hal. Dan berikut Terkait hal tersebut, dapat dilihat dari berbagai kritikan pada Teori Needs Maslow, sebagai sudut pandang humanistik:
•    Lemahnya naluri untuk tumbuh, akibatnya benih untuk tumbuh menjadi lemah tak berdaya yang disebabkan oleh kebiasaan buruk, lingkungan budaya atau pendidikan yang tidak memedai
•    Ketakutan pada naluri-naluri, karena mamandang semua naluri bersifat kebinatangan.
•    Pengaruh negatif kebutuhan akan rasa aman dan perlindungan yang sangat rendah
•    Adanya keragu-raguan pada kemampuan yang dimiliki

Lalu, apa yang menjadi titik berat dalam kehidupan manusia yang terus ingin mencapai kebutuhannya? Alasannya, karena manusia tidak akan pernah puas atau bahkan dekat dengan istilah Jonah Complex yang identik pada orang – orang neurotik, tetapi hampir semua orang memiliki kecemasan ketika mencari jesempatan dan kehebatan (Feist & Feist, 2010, p. 357). Dimana mereka akan cenderung rendah diri sehingga menghambat kreativitas, dan kemudian mereka mencegah dirinya sendiri untuk mencapai aktualisasi diri masing – masing.
Melalui perpektif perusahaan terdapat perbedaan antara pemimpin dan bawahan dalam sudut organisasi. Misalnya, seorang karyawan dan pimpinan harus memiliki persepsi penghargaan diri pada orang disekitarnya. Sehingga kebutuhan akan self-eseteemnya akan terpenuhi. Dengan terpenuhi kebutuhan ini, maka hubungan keduanya akan terjadi timbal balik positif.
Maka efek yang ditimbulkan karyawan akan lebih berkreatifitas dalam bekerja karena penghargaan dari pemimpinnya. Dan pemimpin akan mampu meng-handle tugasnya lebih baik karena dia adalah orang yang bertanggung jawab terhadap perusahaan. Selain itu, dia akan lebih teratur dalam mengemban tugas. Melihat hal ini, maka akan sangat tepat jika terjadi hubungan timbal balik yang positif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun