Namun, Jacquet punya pendirian. Dia teguh dengan pendiriannya. Zidane dia jadikan maskot Prancis di Piala Dunia 1998.
Orang banyak yang tak yakin dengan Zidane apalagi ketika di babak grup Piala Dunia 1998, Zidane mendapatkan kartu merah saat melawan Arab Saudi.
Namun, semua orang tahu bahwa Zidane yang kemudian menjadi pahlawan Prancis di ajang empat tahunan tersebut. Dua gol Zidane plus satu dari Emmanuel Petit, membuat Prancis mengalahkan Brasil di final Piala Dunia 1998. Prancis untuk pertama kalinya menjadi juara piala dunia. Setelah keberhasilan itu, Jacquet memilih mundur dari kursi kepelatihan Prancis.
Jacquet teguh dengan pendiriannya. Dia ingin membangun tim dalam waktu lima tahun. Bertubi serangan dia lawan dengan performa Prancis di lapangan.
Jacquet tak silau dengan nama besar Eric Cantona dan David Ginola. Dia memilih memainkan pemain muda harapan Prancis di masa depan, seperti Zidane.
Zidane jelas bukan Jacquet. Tapi Zidane pasti tahu bagaimana Jacquet membangun tim. Sepertinya hal itu harus jadi pelajaran penting bagi Zidane. Zidane setidaknya bisa belajar membangun tim. Zidane harus melupakan masa keemasannya yang membawa Madrid juara Liga Champions tiga kali. Melupakan dalam arti, Zidane perlu membawa semangat baru bagi Madrid tanpa Ronaldo, tanpa bintang kelas wahid.
Zidane juga perlu melihat koleganya yang juga pernah dilatih Jacquet, yakni Didier Deschamps. Deschamps berani tak memanggil Karim Benzema yang sebelum Piala Dunia 2018 masih bagus-bagusnya karena ikut serta membawa Madrid juara Liga Champions tiga kali beruntun.
Keyakinan Deschamps berbuah hasil karena dia tahu bagaimana membangun tim, tanpa bintang seperti Benzema. Deschamps mampu membawa Prancis juara Piala Dunia 2018.
Sekali lagi, Zidane harus sadar bahwa kini tak ada lagi nama Ronaldo di skuat Madrid. Zidane harus bisa meramu timnya sesegera mungkin. Apalagi mereka akan melawan Barcelona pada Senin (2/3/2020) dinihari WIB dan sepekan lebih setelahnya akan dijamu Manchester City. Ini adalah musim pembuktian Zidane bahwa dia adalah pelatih berkelas, sekalipun tanpa Ronaldo. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H