Mohon tunggu...
Kholil Rokhman
Kholil Rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - IG di kholil.kutipan

Manata hati merawat diri

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Belajar dari Argentina Taklukkan Ketinggian Kota La Paz

20 Juli 2017   12:29 Diperbarui: 21 Juli 2017   10:14 1566
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

La Paz, Ibu Kota Bolivia adalah kota yang terkenal karena ketinggiannya. Kota ini berada pada 3.640 meter di atas permukaan laut. Sudah bisa ditebak jika olahraga seberat sepak bola dilaksanakan di La Paz. 

Adalah masalah tipisnya oksigen yang membuat banyak pemain kepayahan ketika bermain di Stadion Hernando Siles, La Paz. Bintang Timnas Argentina saat ini, Lionel Messi pernah mengaku sesak napas ketika bermain di La Paz. Saat kualifikasi Piala Dunia 2014, Messi pun muntah-muntah ketika main di La Paz. Angel Di Maria kepergok membawa oksigen agar dia terus bisa normal bernapas.

La Paz inilah yang jadi senjata Timnas Sepak Bola Bolivia untuk mengalahkan lawan-lawannya. Keberhasilan Bolivia lolos ke Piala Dunia 1994 tak lepas dari berkah Kota La Paz. Saat kualifikasi Piala Dunia 1994, Bolivia main kesetanan di La Paz. Brasil pun kalah 0-2 di La Paz. Uruguay juga kalah 1-3 di La Paz. 

Maka, La Paz selalu menjadi momok bagi tim manapun. Memang tak semua tim kalah di La Paz. Sebab, beberapa tim sudah mengantisipasi bagaimana main di La Paz. Satu pelajaran yang bisa dipetik dilakukan Timnas Argentina saat bermain di La Paz pada kualifikasi Piala Dunia 1974.

Saat itu, Argentina berada satu grup dengan Bolivia. Kala itu Argentina dibesut oleh Omar Sivori. Pada saat itu, Federasi Sepak Bola Argentina memiliki organisasi yang tak bagus. Banyak keorganisasian di federasi tersebut yang tak berjalan maksimal. Padahal, Argentina harus melawan Bolivia di ketinggian.

Akhirnya, Omar Sivori sebagai pelatih memutuskan berjalan sendiri. Dia membawa skuat Argentina ke Tilcara, sebuah daerah ketinggian di Argentina. Langkah itu dilakukan agar para pemain Argentina nanti terbiasa jika main di La Paz. Sekadar diketahui, Tilcara adalah daerah di Argentina yang memiliki ketinggian 2.465 meter di atas permukaan laut.

Keberadaan para pemain Argentina di Tilcara ini tak diketahui banyak orang. Selain karena tak ada informasi dari federasi, keberadaan pemain Argentina di Tilcara tak diketahui publik dan media. Akhirnya Timnas Argentina saat itu disebut 'Tim Hantu' karena gerak-geriknya tak diketahui banyak orang.

Berlatih di daerah tinggi di Tilcara ternyata memberi dampak bagi Argentina ketika melawan Bolivia di La Paz. Saat itu, Argentina mampu menang 1-0. Kemenangan itu, dan juga kemenangan di laga lain membuat Argentina lolos ke Piala Dunia 1974. Hanya saja, di Piala Dunia 1974 di Jerman Barat, prestasi Argentina jeblok. Setelah lolos dari babak grup pertama, mereka amburadul di babak grup kedua. Argentina dipermak Belanda 0-4 dan kalah 1-2 dari Brasil. Argentina hanya main seri 1-1 melawan Jerman Timur. 

Cara penyesuaian diri di daerah yang tinggi ini bisa jadi contoh bagi tim manapun yang akan bermain di daerah ketinggian. Sebab, sebuah tim masih diperbolehkan memainkan laga melawan tamunya di daerah ketinggian. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun